Ketika kita tersenyum dengan jujur menghadapi kesulitan hidup kita, lalu hati dan jiwa kita pun tertawa
Ya…karena hidup ini bagai roda,dan Allah menciptakan semuanya berpasangan…suami-istri,sedih-bahagia,duka-tawa dsb. Kesenangan mungkin bias membuat kita tersenyum. Kesuksesan juga tentu dapat membuat kita tertawa. Namun,mampukah kita tersenyum dan tertawa kala kesulitan dan kegagalan menimpa kita?dialah sosok yang bijak yang mampu memperbanyak saat-saat indah dlm hidupnya.
Ella Wilacox berkata, “cukup mudah untuk bergembira, tatkala hidup mengalun seperti lagu. Namun manusia yang mulia adalah yg bias tersenyum ketika segalanya menjadi salah, karena kesulitan adalah ujian bagi hati yang selalu dating bersama tahun.senyum yang berharga pujian dunia adalah yang bersinar dari air mata,”
Ketika kesulitan dating, kita tdk boleh menjadi kecil. Sebaliknya, tersenyumlah dan bertindak dgn bijaksana. Sebab kebijkasanaan bkn dilihat dari personal,tapi bagaimana ia menghadapi masalah yang ia hadapi.
Dan yakinlah, “barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan jalan keluar dri setiap masalahnya”.
Ketika kita tetap mampu berbagi dgn orang lain, dalam kondisi kita yang juga sedang kekurangan
Sebisa mungkin kta harus melakukan sesuatu. Apapun bentuknya, seperti kata Yahya bin Muadz, “sebagai seorang muslim hendaknya engkau mempunyai tiga hal yang positif : jika tidak dapat memberi manfaat kpd org lain, maka jangnalah engkau memberi mudharat kpdnya. Jika tidak mau memujinya, maka janganlah menjelekkannnya. Dan jika engkau tdk bias membuatnya bahagia, maka jangnlah membuatnya bersedih”
Memberi di saat kekurangan memang sangat sulit, tapi jika mampu melakukannya itulah keindahan dlm umur kita dan sebagai pembela saat umur itu harus dipertanyakan untuk apa di habiskan. Indah pasti….
Ketika kita kembali ke keluarga dan mendapati mereka sebagai energi untuk melanjutkan kehidupan
Umur kita umumnya lbh banayk dihabiskan di dua tempat, di rumah dan di tempat kerja/sekolah.dankeluarga adl tempat kita menumpahkn cinta, sedang kantor dan tempat kita adl tempatkita mencari penghidupan.umur kita di dua tempat, terlebih di rumah akn menjadi indah jika ia menjadi miniature surga untuk hidup yg hanya sebentar ini. Orang2 yg di dlmnya menjd sumber energi utk melanjutkan kehidupan kita esok hari.
Ketika kita mencapai puncak prestasi sebagai hasil kerja keras kita
Prestasi dan sukses itu indah. Tapi dia tdk selalu ada. Dan tentu saja tdk mudah sebab sukses adalah hasil dari sebuah proses yang memakan waktu cukup panjang. Dan kesuksesan adl moment yg sgt indah dlm umur kita.
Umur kita, meskipun memang tidak selalu menanjak, tetapi harus ada gelombang atau lompatan2 yg menunjukkan bahwa kita menghargainya, memuliakan setiap detiknya, menciptakan nilai positif yg membuatnya indah, berkesan dan berharga. Sebab pda akhirnya nanti , saat indah itulah yg akan membuat kita bangga di hadapan manusia terutama di hadapan Allah SWT.
Saat-saat indah …….
Umur manusia adlah sebuah rangkaian waktu yang diberikan Allah utk menjalani hidupnya di dunia. Menemukan dan mendapatkan keindahan dalam umur , atau keberkahan di dlmnya adalah hal yang harus dicapai oleh tiap manusia. Usaha inilah yang kelak akan membedakan warna hidup kita dgn orang lain . dan tentu saja, hanya saat0saat indah itulah dan proses pencapaiannya yang akan menolong kita di hadapan Allah .
Ketika kita hidup di tengah manusia dan tidak membebani mereka dgn perbuatan tak terpuji
Islam , itulah kata indah dan keindahan yang diridhoi Allah untuk hamab-hambaNya. Jika seseorang telah menyatakn diri sebagai muslim, sesunguhnya ia sdg mengemban misi keindahan untuk ala mini. Dan ketika misi itu berhasil ktia jalankan, ketika itu pula kita berhasil menorehkan keindahan di seyiap detik perjalanan umur kita.
Dalam ayatNya Allah berfirman : “ sesungguhnya Allah menyuruh berlaku adil dan berbuat ihsan, serta memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuha. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (QS.An-Nahl:90)
Ayat ini menawarkan 3 prinsip landasan bermasyarakat ,yaitu : keadilan,ihsan,dan takaful. jika ketiga prinsip ini diaplikasikan maka akan membendung 3 perilaku buruk : al-fahsya, al-munkar, al-baghyu.
Saat kita mampu mengaktualisasikan prinsip2 terbaik dlm bermasyarakat,sesungguhnya kita tengah merangkai masa-masa indah dlm umur kita. Umur kita akan dikenang orang, meski kita telah tiada.
Ketika kita berusaha melawan tipu daya syetan dan kembali kepada Allah, mengetuk pintuNya, lalu Allah membukanya dan menerima taubat kita
Suatu malam di kota madinah , seorang lelaki berjalan2 dlm keadaan lapar. Dia terhenti di sebuah rumah ia mencium aroma makanan. Ia pun tergiur dan hendak menyusup ke dlm rumah tsb dan hendak mengambil makanan tsb. Namun tiba2 ia teringat pesan Rasulullah “barangsiapa meningalkan yg haram, dia akan mendapat yg halal”, mengingat kata2itu dia urung mengambil makan yg tadi.
Ketika hendak pergi,godaan yg lain berkelebat .sebuah bungkusan menarik perhatiannya. Ketika ia hendak menggenggamnya ia teringat kembali pesan Rasulullah, “barangsiapa meningalkan yg haram, dia akan mendapat yg halal”,
Belum sempat melangkah keluar, matanya mengkap godaan yang lebih hebat. Ketika ia melihat perempuan cantik sdg terlelap. Perlahan ia mendekat ,tangannya beregetar. Nafsu membisikkan kata-kata indah ditelinganya,namun pesan Rasulullah kembali kencang terngiang ,” Tingalkan yang haram, akan kau dapatkan yang halal.”. dia pun beristighfar sambil melangkah pergi membawa pesa Rasulullah yg melekat di sanubarinya. ;ega hatinya karena ia mampu mengalahkan godaan syetan . pemuda tsb berjalan menuju masjid Nabawi untuk melaksanakan sholat shubuh. Selesai sholat shubuh lelaki itu merebahkan diri di lantai masjid Nabawi. Setelah matahari meninggi, seorang perempuan dating menjumpai Rasululah di masjid. Dia mengadu rumahnya dimasuki orang. Dia takut hal itu terjadilagi, lalu meminta kepada beliau seorang pengawal yg dapat menjaga rumahnya. Rupanya ia seorang janda.
Rasulullah memandang sekelilingnya,matanya tertuju pda sosok lelaki yg sdg terlelap di sudut masjid. Beliau pun menemui dan bertanya, apakah ia telah beristri,ternyata ia adla seorag duda. Beliau lalu bertanya apakah keduanaya bersedia menjadi suami sitri, keduanya nampak terispu malu mendengar dan menerima tawwaran Rasulullah tsb. Teringat perbuatannya semalam lelaki itu menangis dan menceritakan apa yang sebenarnya berlaku di rumah wanita tersebut. Berkat meninggalkan yang haram, dia mendapat yang halal sebagai gantinya. Kini wnita cantik itu dan segaa di dalam rumahnya menjadi halal baginya.
Godaan syetan selalu dating di sepanjang umur kita. Tetapi perjalan hidup kita akan menjadi indah jika pda saat godaan itu dating kita mampu menahan diri, menekan nafsu dan melawannya.
قال الامام الشافعى ::
سافر تجد عوضا عمن تفارقه وانصب فان لذيذ`العيش في النصب
اني رأيت وقوف الماء يفسده ان سال طاب وان لم تجر لم يطب
والأسد لو لا فراق الغاب ما افترست والسهم لو لا فراق القوس لم يصب
والشمس لو وقفت في الفلك دائمة لملها الناس من عجم و من عرب
والتبر كالترب ملقى في أماكنه والعود في أرضه نوع من الحطب
Berkelanalah niscaya engkau dapatkan apa-apa yang kau tinggalkan , bekerja keraslah sesungguhnya kenikmatan itu ada setlah bekerja keras
aku melihat tergenangnya air bisa jadi merusak , bila mengalir jadi baik/bersih tapi bila tdk mengalir ia akan menjadi tdk baik
dan singa-singa jika tidak meninggalkan hutan tidak akan memangsa , anak panah kalaulah tidak meninggalkan busur tidaklah mengenai sasaran
dan matahari kalaulah selalu berhenti pda porosnya , niscaya manusia arab dan 'ajm akan merasa bosan
dan emas murni hanya menjadi layaknya tanah yang teronggok ditempatnya , kayu 'uud hanyalah sebatang kayu biasa bila masih tertanam di tanahnya
----Haflatul ikhtitam 13 Juni 2010-----
dan semuanya yang menorehkan tinta emas dlm sejarah hidupku......
somga Allah senantiasa memberkahi hidup kami dan menganugerhakn ilmu yang bermanfaat bagi kami,keluarga kami,bangsa dan agama........
dakwatuna.com – “Bila seorang laki-laki yang kamu ridhai agama dan akhlaqnya meminang,” kata Rasulullah mengandaikan sebuah kejadian sebagaimana dinukil Imam At Tirmidzi, “Maka, nikahkanlah dia.” Rasulullah memaksudkan perkataannya tentang lelaki shalih yang datang meminang putri seseorang.
“Apabila engkau tidak menikahkannya,” lanjut beliau tentang pinangan lelaki shalih itu, “Niscaya akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” Di sini Rasulullah mengabarkan sebuah ancaman atau konsekuensi jika pinangan lelaki shalih itu ditolak oleh pihak yang dipinang. Ancamannya disebutkan secara umum berupa fitnah di muka bumi dan meluasnya kerusakan.
Bisa jadi perkataan Rasulullah ini menjadi hal yang sangat berat bagi para orangtua dan putri-putri mereka, terlebih lagi jika ancaman jika tidak menurutinya adalah fitnah dan kerusakan yang meluas di muka bumi. Kita bisa mengira-ngira jenis kerusakan apa yang akan muncul jika seseorang yang berniat melamar seseorang karena mempertahankan kesucian dirinya dan dihalang-halangi serta dipersulit urusan pernikahannya. Inilah salah satu jenis kerusakan yang banyak terjadi di dunia modern ini, meskipun banyak di antara mereka tidak meminang siapapun.
Mari kita belajar tentang pinangan lelaki shalih dari kisah cinta sahabat Rasulullah dari Persia, Salman Al Farisi. Dalam Jalan Cinta, Salim A Fillah mengisahkan romansa cintanya. Salman Al Farisi, lelaki Persia yang baru bebas dari perbudakan fisik dan perbudakan konsepsi hidup itu ternyata mencintai salah seorang muslimah shalihah dari Madinah. Ditemuinya saudara seimannya dari Madinah, Abud Darda’, untuk melamarkan sang perempuan untuknya.
“Saya,” katanya dengan aksen Madinah memperkenalkan diri pada pihak perempuan, “Adalah Abud Darda’.”
“Dan ini,” ujarnya seraya memperkenalkan si pelamar, “Adalah saudara saya, Salman Al Farisi.” Yang diperkenalkan tetap membisu. Jantungnya berdebar.
“Allah telah memuliakannya dengan Islam dan dia juga telah memuliakan Islam dengan amal dan jihadnya. Dia memiliki kedudukan yang utama di sisi Rasulullah, sampai-sampai beliau menyebutnya sebagai ahli bait-nya. Saya datang untuk mewakili saudara saya ini melamar putri Anda untuk dipersuntingnya,” tutur Abud Darda’ dengan fasih dan terang.
“Adalah kehormatan bagi kami,” jawab tuan rumah atas pinangan Salman, ”Menerima Anda berdua, sahabat Rasulullah yang mulia. Dan adalah kehormatan bagi keluarga ini bermenantukan seorang sahabat Rasulullah yang utama. Akan tetapi hak jawab ini sepenuhnya saya serahkan pada putri kami.” Yang dipinang pun ternyata berada di sebalik tabir ruang itu. Sang putri shalihah menanti dengan debaran hati yang tak pasti.
”Maafkan kami atas keterusterangan ini”, kata suara lembut itu. Ternyata sang ibu yang bicara mewakili putrinya. ”Tapi, karena Anda berdua yang datang, maka dengan mengharap ridha Allah, saya menjawab bahwa putri kami menolak pinangan Salman.”
Ah, romansa cinta Salman memang jadi indah di titik ini. Sebuah penolakan pinangan oleh orang yang dicintainya, tapi tidak mencintainya. Salman harus membenturkan dirinya dengan sebuah hukum cinta yang lain, keserasaan. Inilah yang tidak dimiliki antara Salman dan perempuan itu. Rasa itu hanya satu arah saja, bukan sepasang.
Salman ditolak. Padahal dia adalah lelaki shalih. Lelaki yang menurut Ali bin Abi Thalib adalah sosok perbendaharaan ilmu lama dan baru, serta lautan yang tak pernah kering. Ia memang dari Persia, tapi Rasulullah berkata tentangnya, “Salman Al Farisi dari keluarga kami, ahlul bait.” Lelaki yang bertekad kuat untuk membebaskan dirinya dari perbudakan dengan menebus diri seharga 300 tunas pohon kurma dan 40 uqiyah emas. Lelaki yang dengan kecerdasan pikirnya mengusulkan strategi perang parit dalam Perang Ahzab dan berhasil dimenangkan Islam dengan gemilang. Lelaki yang di kemudian hari dengan penuh amanah melaksanakan tugas dinasnya di Mada’in dengan mengendarai seekor keledai, sendirian. Lelaki yang pernah menolak pembangunan rumah dinas baginya, kecuali sekadar saja. Lelaki yang saking sederhana dalam jabatannya pernah dikira kuli panggul di wilayahnya sendiri. Lelaki yang di ujung sekaratnya merasa terlalu kaya, padahal di rumahnya tidak ada seberapa pun perkakas yang berharga. Lelaki shalih ini, Salman Al Farisi, ditolak pinangannya oleh perempuan yang dicintanya.
Salman ditolak. Alasannya ternyata sederhana saja. Dengarlah. “Namun, jika Abud Darda’ kemudian juga memiliki urusan yang sama, maka putri kami telah menyiapkan jawaban mengiyakan,” kata si ibu perempuan itu melanjutkan perkataannya. Anda mengerti? Si perempuan shalihah itu menolak lelaki shalih peminangnya karena ia mencintai lelaki yang lain. Ia mencintai si pengantar, Abud Darda’. Cinta adalah argumentasi yang shahih untuk menolak.
Ada juga kisah cinta yang lain. Abu Bakar Ash Shiddiq meminang Fathimah binti Muhammad kepada Rasulullah. Ia ingin mempererat kekerabatannya dengan Sang Rasul dengan pinangan itu. Saat itu usia Fathimah menjelang delapan belas tahun. Ia menjadi perempuan yang tumbuh sempurna dan menjadi idaman para lelaki yang ingin menikah. Keluhuran budi, kemuliaan akhlaq, kehormatan keturunan, dan keshalihahan jiwa menjadi penarik yang sangat kuat.
“Saya mohon kepadamu,” kata Abu Bakar kepada Rasulullah sebagaimana dikisahkan Anas dalam Fatimah Az Zahra, “Sudilah kiranya engkau menikahkan Fathimah denganku.” Dalam riwayat lain, Abu Bakar melamar melalui putrinya sekaligus Ummul Mukminin Aisyah.
Mendapat pinangan dari lelaki shalih itu, Rasulullah hanya terdiam dan berpaling. “Sesungguhnya, Fathimah masih kecil,” kata beliau dalam riwayat lain. “Hai Abu Bakar, tunggulah sampai ada keputusan,” kata Rasulullah. Yang terakhir ini diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam Ath Thabaqat. Maksud Rasulullah dengan menunggu keputusan adalah keputusan dari Allah atas kondisi dan keadaan itu, apakah menerima pinangan itu atau tidak.
Ketika Umar bin Khathab mendengar cerita ini dari Abu Bakar langsung, ia mengatakan, “Hai Abu Bakar, beliau menolak pinanganmu.”
Kemudian Umar mengambil kesempatan itu. Ia mendatangi Rasulullah dan menyampaikan pinangannya untuk menikahi Fathimah binti Muhammad. Tujuannya tidak terlalu berbeda dengan Abu Bakar. Bahkan jawaban yang diberikan Rasulullah kepada Umar pun sama dengan jawaban yang diberikan kepada Abu Bakar. “Sesungguhnya, Fathimah masih kecil,” ujar beliau. “Tunggulah sampai ada keputusan,” kata Rasulullah.
Ketika Abu Bakar mendengar cerita ini dari Umar bin Khathab langsung, ia mengatakan, “Hai Umar, beliau menolak pinanganmu.”
Kita bisa membayangkan itu? Dua orang lelaki paling shalih di masa hidup Rasulullah pun ditolak pinangannya. Abu Bakar adalah sahabat paling utama di antara seluruh sahabat yang ada. Kepercayaannya kepada Islam dan kerasulan begitu murni, tanpa reverse ataupun setitis keraguan. Karena itulah ia mendapat julukan Ash Shiddiq. Ia adalah lelaki yang disebutkan Al Qur’an sebagai pengiring jalan hijrah Rasulullah di dalam gua. Ia adalah dai yang banyak memasukkan para pembesar Mekah dalam pelukan Islam. Ia adalah pembebas budak-budak muslim yang senantiasa tertindas. Ia adalah lelaki yang menginfakkan seluruh hartanya untuk jihad, dan hanya menyisakan Allah dan Rasul-Nya bagi seluruh keluarganya. Ia adalah orang yang ingin diangkat sebagai kekasih oleh Rasulullah. Ia adalah salah satu lelaki yang telah dijamin menginjakkan tumitnya di kesejukan taman jannah. Namun, lelaki shalih ini ditolak pinangannya secara halus oleh Rasulullah.
Sementara, siapa tidak mengenal lelaki shalih lain bernama Umar bin Khathab. Ia adalah pembeda antara kebenaran dan kebathilan. Ia dan Hamzah lah yang telah mengangkat kemuliaan kaum muslimin di masa-masa awal perkembangannya di Mekah. Ia lelaki yang seringkali firasatnya mendahului turunnya wahyu dan ayat-ayat ilahi kepada Rasulullah. Ia adalah lelaki yang dengan keberaniannya menantang kaum musyrikin saat ia akan berangkat hijrah, ia melambungkan nama Islam. Ia lelaki yang sangat mencintai keadilan dan menegakkannya tatkala ia menggantikan posisi Rasulullah dan Abu Bakar di kemudian hari. Ia pula yang di kemudian hari membuka kunci-kunci dunia dan membebaskan negeri-negeri untuk menerima cahaya Islam. Namun, lelaki shalih ini ditolak pinangannya secara halus oleh Rasulullah.
Mari kita simak kenapa pinangan dua lelaki shalih ini ditolak Rasulullah. Ketika itu, Ali bin Abi Thalib datang menemui Rasulullah. Shahabat-shahabatnya dari Anshar, keluarga, bahkan dalam sebuah riwayat termasuk pula dua lelaki shalih terdahulu mendorongnya untuk datang meminang Fathimah binti Muhammad kepada Rasulullah. Ia menemui Rasulullah dan memberi salam.
“Hai anak Abu Thalib,” sapa Rasulullah pada Ali dengan nama kunyahnya, ”Ada perlu apa?”
Simaklah jawaban lugu yang disampaikan Ali kepada Rasulullah sebagaimana dinukil Ibnu Sa’d dalam Ath Thabaqat. “Aku terkenang pada Fathimah binti Rasulullah,” katanya lirih hampir tak terdengar. Dengar dan rasakan kepolosan dan kepasrahan dari setiap diksi yang terucap dari Ali bin Abi Thalib itu. Kepolosan dan kepasrahan seorang pecinta akan cintanya yang demikian lama. Ia menggunakan pilihan kata yang sangat lembut di dalam jiwa, “Terkenang.” Kata ini mewakili keterlamaan rasa dan gelora yang terpendam, bertunas menembus langit-langit realita, transliterasi rasa.
“Ahlan wa sahlan!” kata Rasulullah menyambut perkataan Ali. Senyum mengiringi rangkaian kata itu meluncur dari bibir mulia Rasulullah. Kita tidak usah sebingung Ali memahami jawaban Rasulullah. Jawaban itu bermakna bahwa pinangan Ali diterima oleh Rasulullah seperti yang dipahami rekan-rekan Ali.
Mari kita biarkan Ali dengan kebahagiaan diterima pinangannya oleh Rasulullah. Mari kita melihat dari perspektif yang lebih fokus untuk memahami penolakan pinangan dua lelaki shalih sebelumnya dan penerimaan lelaki shalih yang ini. Kita boleh punya pendapat tersendiri tentang masalah ini.
Ketika Rasulullah menjelaskan alasan kepada Abu Bakar dan Umar berupa penolakan halus, kita tidak bisa menerimanya secara letter lijk. Sebab bisa jadi itu adalah bahasa kias yang digunakan Rasulullah. Misalnya ketika Rasulullah mengatakan bahwa Fathimah masih kecil, tentu saja ini tidak bisa diterjemahkan sebagai kecil secara harfiah, sebab saat itu usia Fathimah sudah hampir delapan belas tahun. Sebuah usia yang cukup matang untuk ukuran masa itu dan bangsa Arab. Sementara Rasulullah sendiri berumah tangga dengan Aisyah pada usia setengah usia Fathimah saat itu. Maka, kita harus memahami kalimat penolakan itu sebagai bahasa kias.
Saat Rasulullah meminta Abu Bakar dan Umar bin Khathab untuk menunggu keputusan, ini juga diterjemahkan sebagai penolakan sebagaimana dipahami dua lelaki shalih itu. Jadi, pernyataan Rasulullah itu bukan pernyataan untuk menggantung pinangan, sebab jika pinangan itu digantung, tentu saja Umar dan Ali tidak boleh meminang Fathimah. Pernyataan itu adalah sebuah penolakan halus.
Atau bisa jadi, saat itu Rasulullah punya harapan lain bahwa Ali bin Abi Thalib akan melamar Fathimah. Beliau tahu sebab sejak kecil Ali telah bersamanya dan banyak bergaul dengan Fathimah. Interaksi yang lama dua muda mudi sangat potensial menumbuhkan tunas cinta dan memekarkan kuncup jiwanya. Ini dibuktikan dari pernyataan Rasulullah untuk meminta dua lelaki shalih itu menunggu keputusan Allah tentang pinangannya. Jadi, dalam hal ini kemungkinan Rasulullah mengetahui bahwa putrinya dan Ali telah saling mencintai. Sehingga Rasulullah pun punya harapan pada keduanya untuk menikah. Rasulullah hanya sedang menunggu pinangan Ali. Di masa mendatang sejarah membuktikan ketika Ali dan Fathimah sudah menikah, ia berkata kepada Ali, suaminya, “Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda.” Saya yakin kita tahu siapa yang dimaksud oleh Fathimah. Ini perspektif saya.
Hal ini diperkuat oleh pernyataan singkat Ali, “Aku terkenang pada Fathimah binti Rasulullah.” Satu kalimat itu sudah mewakili apa yang diinginkan Ali. Rasulullah sangat memahami ini. Beliau adalah seseorang yang sangat peka akan apa-apa yang diinginkan orang lain dari dirinya. Beliau memiliki empati terhadap orang lain dengan demikian kuat. Beliau memahami bentuk sempurna keinginan seseorang seperti Ali dengan beberapa kata saja.
Dan jawaban Rasulullah pun menunjukkan hal yang serupa, “Ahlan wa sahlan!” Ungkapan sambutan selamat datang atas sebuah penantian.
Jadi, dengan perspektif ini, kita akan memahami bahwa lelaki shalih yang datang untuk meminang bisa ditolak pinangannya, tanpa akan menimbulkan fitnah di muka bumi ataupun kerusakan yang meluas. Wanita shalihah yang dipinang Salman Al Farisi telah menunjukkan kepada kita, bahwa ia mencintai Abud Darda’ dan menolak pinangan lelaki shalih dari Persia itu. Rasulullah pun telah menunjukkan pada kita bahwa ia menolak pinangan dua lelaki tershalih di masanya karena Fathimah mencintai lelaki shalih yang lain, Ali Bin Abu Thalib. Di sini, kita belajar bahwa cinta adalah argumentasi yang shahih untuk menolak, dan cinta adalah argumentasi yang shahih untuk mempermudah jalan bagi kedua pecinta berada dalam singgasana pernikahan.
Mari kita dengarkan sebuah kisah yang dikisahkan Ibnu Abbas dan diabadikan oleh Imam Ibnu Majah. Seorang laki-laki datang menemui Rasulullah. “Wahai Rasulullah,” kata lelaki itu, “Seorang anak yatim perempuan yang dalam tanggunganku telah dipinang dua orang lelaki, ada yang kaya dan ada yang miskin.”
“Kami lebih memilih lelaki kaya,” lanjutnya berkisah, “Tapi dia lebih memilih lelaki yang miskin.” Ia meminta pertimbangan kepada Rasulullah atas sikap yang sebaiknya dilakukannya. “Kami,” jawab Rasulullah, “Tidak melihat sesuatu yang lebih baik dari pernikahan bagi dua orang yang saling mencintai, lam nara lil mutahabbaini mitslan nikahi.”
Cinta adalah argumentasi yang shahih untuk menolak. Di telinga dan jiwa lelaki ini, perkataan Rasulullah itu laksana setitis embun di kegersangan hati. Menumbuhkan tunas yang hampir mati diterpa badai kemarau dan panasnya bara api. Seakan-akan Rasulullah mengatakannya khusus hanya untuk dirinya. Seakan-akan Rasulullah mengingatkannya akan ikhtiar dan agar tiada sesal di kemudian hari.
“Cinta itu,” kata Prof. Dr. Abdul Halim Abu Syuqqah dalam Tahrirul Ma’rah fi ‘Ashrir Risalah, “Adalah perasaan yang baik dengan kebaikan tujuan jika tujuannya adalah menikah.” Artinya yang satu menjadikan yang lainnya sebagai teman hidup dalam bingkai pernikahan.
Dengan maksud yang serupa, Imam Al Hakim mencatat bahwa Rasulullah bersabda tentang dua manusia yang saling mencintai. “Tidak ada yang bisa dilihat (lebih indah) oleh orang-orang yang saling mencintai,” kata Rasulullah, “Seperti halnya pernikahan.” Ya, tidak ada yang lebih indah. Ini adalah perkataan Rasulullah. Dan lelaki ini meyakini bahwa perkataan beliau adalah kebenaran. Karena bagi dua orang yang saling mencintai, memang tidak ada yang lebih indah selain pernikahan. Karena cintalah yang menghapus fitnah di muka bumi dan memperbaiki kerusakan yang meluas, insya Allah.
Cinta adalah argumentasi yang shahih untuk menolak, dan cinta adalah argumentasi yang shahih untuk mempermudah jalan bagi kedua pecinta berada dalam singgasana pernikahan.
===========================================================================
Wallohu a'lam
Saat futur..Hati sering takabur..
Diri makin jarang bersyukur..
Seakan diri lupa akan adzab kubur..
Saat futur..
Ingat Allah yang tak pernah tidur..
Ingat malaikat yang mencatat amal kita dan mereka selalu jujur..
Saat futur..Sesungguhnya ujian keimanan yang bertutur..
Ujian ketangguhan untuk bangkit,
...tidak berlama-lama jatuh tersungkur.
.Saat futur..
Shalat wajib dikerjakan dengan waktu yang sengaja diundur..
Tilawah juga jadi tak teratur..
Saat futur.....
Waktu qiyamul lail habis untuk mendengkur..
Hijab juga tak lagi bisa diukur..
Saat futur..
Kualitas ibadah kendur..
Alunan murotal tak lagi membuat hati terhibur..
Saat futur..
Waktu syuro bukannya fokus bahas agenda, malah sukanya ngelantur..
Waktu online Facebook, hobinya buat status yang ngawur..
Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
sedang ketegaran akan lebih dikenang nanti.
Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa tidak dinikmati saja,
sedang ratap tangis tidak akan mengubah apa-apa.
Jikalah luka kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.
Jikalah benci dan marah akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti diumbar sepuas rasa,
sedang menahan diri adalah lebih berpahala.
Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
sedang tobat itu lebih utama.
Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
sedang kedermawanan justru akan melipatgandakannya.
Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti membusung dada,
sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia.
Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
sedang memberi akan lebih banyak memiliki arti.
Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti dirasakan sendiri,
sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna.
Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.
@ untuk kalian yang sedang merasakan penderitaan, kesedihan, kekecewaan, penyesalan, kegagalan. Ayo saudari-saudariku bangkitlah, tersenyumlah, mengapa kita biarkan diri tenggelam, sedangkan ia akan menjadi masa lalu pada akhirnya.... ^_^v
Semangat.... Laa tahzan, Innallaha ma'anaa
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
Dear calon suamiku…
Apa kabarnya imanmu hari ini? Sudahkah harimu ini diawali dengan syukur karena dapat menatap kembali fananya hidup ini? Sudahkah air wudhu menyegarkan kembali ingatanu atas amanah yang saat ini tengah kau genggam?
Wahai Calon Suamiku…
Tahukah engkau betapa Allah sangat mencintaiku dengan dahsyatnya? Disini aku ditempa untuk menjadi dewasa, agar aku lebih bijak menyikapi sebuah kehidupan dan siap mendampingimu kelak. Meskipun kadang keluh dan putus asa menyergapi, namun kini kurasakan diri ini lebih baik.
Kadang aku bertanya-tanya, kenapa Allah selalu mengujiku tepat dihatiku. Bagian terapuh diriku, namun aku tahu jawabannya. Allah tahu dimana tempat yang paling tepat agar aku senantiasa kembali mengingat-Nya kembali mencintai-Nya. Ujian demi ujian Insya Allah membuatku menjadi lebih tangguh, sehingga saat kelak kita bertemu, kau bangga telah memiliki aku dihatimu, menemani harimu.
Calon suamiku…
Entah dimana dirimu sekarang. Tapi aku yakin Allah pun mencintaimu sebagaimana Dia mencintaiku. Aku yakin Dia kini tengah melatihmu menjadi mujahid yang tangguh, hingga akupun bangga memilikimu kelak.
Apa yang kuharapkan darimu adalah kesalihan. Semoga sama halnya dengan dirimu. Karena apabila kecantikan yang kau harapkan dariku, hanya kesia-siaan yang dapati.
Aku masih haus akan ilmu. Namun berbekal ilmu yang ada saat ini, aku berharap dapat menjadi isteri yang mendapat keridhaan Allah dan dirimu, suamiku.
Wahai calon suamiku…
Saat aku masih menjadi asuhan ayah dan bundaku, tak lain doaku agar menjadi anak yang solehah, agar kelak dapat menjadi tabungan keduanya di akhirat. Namun nanti, setelah menjadi isterimu, aku berharap menjadi pendamping yang solehah agar kelak disyurga cukup aku yang menjadi bidadarimu, mendampingi dirimu yang soleh.
Aku ini pencemburu berat. Tapi kalau Allah dan Rasulullah lebih kau cintai daripada aku, aku rela. Aku harap begitu pula dirimu.
Pernah suatu ketika aku membaca sebuah kisah; “Aku minta pada Allah setangkai bunga segar, Dia memberiku kaktus berduri. Aku minta kepada Allah hewan mungil nan cantik, Dia beri aku ulat berbulu. Aku sempat kecewa dan protes. Betapa tidak adilnya ini.
Namun kemudian kaktus itu berbunga, sangat indah sekali. Dan ulatpun tumbuh dan beruba menjadi kupu-kupu yang teramat cantik. Itulah jalan Allah, indah pada waktunya. Allah tidak memberi apa yang kita inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan.”
Aku yakin kaulah yang kubutuhkan, meski bukan seperti yang aku harapkan.
Calon suamiku yang di rahmati Allah…
Apabila hanya sebuah gubuk menjadi perahu pernikahan kita, takkan kunamai dengan gubuk derita. Karena itulah markas dakwah kita, dan akan menjadi indah ketika kita hiasi dengan cinta dan kasih.
Ketika kelak telah lahir generasi penerus dakwah islam dari pernikahan kita, Bantu aku untuk bersama mendidiknya dengan harta yang halal, dengan ilmu yang bermanfaat, terutama dengan menanamkan pada diri mereka ketaatan kepada Allah SWT.
Bunga akan indah pada waktunya. Yaitu ketika bermekaran menghiasi taman. Maka kini tengah kupersiapkan diri ini sebaik-baiknya, bersiap menyambut kehadiranmu dalam kehidupanku.
Kini aku sedang belajar menjadi yang terbaik. Meski bukan umat yang terbaik, tapi setidaknya menjadi yang terbaik disisimu kelak.
Calon suamiku…
Inilah sekilas harapan yang kuukirkan dalam rangkaian kata. Seperti kata orang, tidak semua yang dirasakan dapat diungkapkan dengan kata-kata. Itulah yang kini kuhadapi. Kelak saat kita tengah bersama, maka disitulah kau akan memahami diriku, sama halnya dengan diriku yang akan belajar memahamimu.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh…
hidup ini indah bila engkau selalu hadir di sisiku setiap waktu, hingga aku hembuskan nafas yg terakhir
Nun,di sebuah hutan belantara tumbuhlah sebatang pohon yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan jutaan pohon yang lainnya. Ia memiliki batang yang sangat lurus dan tegak, akarnya yang kukuh, serta aroma khasnya yang harum, semerbak, memenuhi seluruh isi hutan. Sehingga tidaklah menjadi hairan, ramai sekali para pencari kayu bakar yang merasa tertarik kepada pohon itu. Bahkan ramai yang berniat baik untuk turut memelihara keindahan pohon itu. Dengan senang hati mereka membiarkan pohon tersebut tetap tumbuh.
Sering kali mereka menyempatkan diri untuk menyiraminya dengan air yang diperoleh dari lubuk bening di pinggir hutan. Semua itu mereka lakukan dengan penuh harap agar suatu saat kelak, di alam yang mulai penuh dengan kerosakkan ini, Sang Pohon Cantik akan tumbuh dengan sejuta pesona. Memberikan warna perubahan bagi siapa saja, untuk lebih mencintai lingkungan mereka dan berhenti membuat kerosakan.
Sementara bagi para penebang pohon yang liar, keberadaan pohon cantik itu sangatlah mengganggu. Mereka sedar, apabila pohon tersebut tumbuh dengan baik, maka akan banyak perhatian yang akan tertuju kepada hutan itu. Perhatian yang tentu saja membuat langkah mereka semakin sulit dalam membuat kerosakan di dalam hutan itu. Para penebang pohon yang liar itu berikrar, mereka akan memindahkan pohon cantik itu ke halaman rumah-rumah mereka. Tetapi kalau tujuan itu tidak tercapai, maka mematikan pohon itu adalah cara terbaik yang harus mereka tempuh.
Beruntung, pohon cantik tersebut mendapat penjagaan yang sangat rapi dari para pencari kayu bakar yang baik hati. Mereka secara bergiliran mengiring berjalan dengan sangat waspada agar pertumbuhan Sang Pohon terjaga . Selain itu, pohon tersebut rupanya memiliki akar yang dapat menumbuh dengan cepat. Sehingga sari-sari makanan yang ada dalam tanah dapat diserap dengan baik. Demikian juga dengan air yang ada, dapat digunakan oleh Sang Pohon untuk menampung kehidupannya.
Dipendekkan cerita,pohon tersebut telah tumbuh besar, daunnya yang rimbun menghijau membuat mata tak lelah untuk memandang, dari dahan-dahannya lahir wangian semerbak harum yang menyeliputi seluruh hutan, dan satu lagi, pohon cantik tersebut memiliki buah yang sangat manis. Selain dapat menghilangkan dahaga, juga dapat mengenyangkan para penikmatnya. Terasalah berkah Sang Pencipta bagi para pencari kayu bakar, meskipun para penebang pohon yang liar masih saja mencari helah untuk selalu menghapuskan pohon itu.
Namun, demikianlah kudrat keberadaan setiap makhluk yang hidup dan tumbuh di atas muka bumi ini, tak satupun yang abadi! Tak terkecuali dengan keadaan pohon cantik yang disanjung para pencari kayu bakar dan seluruh penghuni hutan. Pada suatu petang, ketika langit mulai gelap, angin pun kencang berhembus. Pucuk pohon cantik bergoyang dengan hebatnya. Ia sekuat tenaga mengimbangi keadaan yang mana pada bila-bila masa boleh menumbangkannya. Sang Pucuk terus bergerak, awalnya hanya berniat untuk mempertahankan diri dari keadaan alam yang ia hadapi.
Tetapi lama-kelamaan ia sedar, bahwa sebenarnya ia dapat mengatasi sepenuhnya serangan angin tersebut. Ia yakin benar telah ditampung oleh akar yang kuat, dan dahan-dahan yang kukuh, serta dedaunan yang dapat menahan laju dan kencangnya angin dengan sempurna. Kerana keyakinannya itulah tiba-tiba ia membuat sebuah gerakan yang tidak disangka-sangka oleh Sang Akar, yang sekuat tenaga mencengkam tanah.
Sang Pucuk menari, bukan hanya mengikut arah angin, namun terkadang ia membuat gerakan yang membingungkan Sang Akar dalam mempertahankan keseimbangannya. Dan, Sang Akar pun mengeluarkan bantahannya; "Hai, pucuk. Berhentilah menari! Aku bingung melihatmu!" "Kenapa mesti bingung, Akar? Aku tahu benar situasi yang ada. Ikut sajalah!" "Bagaimana aku hendak mengikuti tarianmu, kalau kamu susah diikuti" "Percayalah, akar. Aku diatas mampu melihat semuanya. Bukan hanya batang, daun, dan kau akarku sendiri. Tetapi jarak puluhan batu di sekeliling kita pun dapat aku lihat dengan jelas" "Hai, apa salahnya aku mengingatkanmu, pucuk?" "Kau salah akar, harusnya kau ikut saja apa kataku. Kerana posisimu di bawah, dan kau tidak tahu apa-apa tentang dunia ini!"
"Aduhai…angkuh nian kau, pucuk! Kalaulah tak ada aku, mana mungkin kau dapat berdiri dan berada di atas sana!" "Sudahlah, kenapa kalian malah bertengkar, hah?!" Sang Daun menegahi suasana yang semakin panas. "Kerana dia mulai merasa angkuh, daun!" akar mengarahkan serabut akarnya kepada Sang Pucuk. "Apa urusanmu, akar?! Ikuti sajalah kataku, dan kau akan selamat" "Apakah kalian lupa, hah? Kalian itu saling memerlukan! Tidak akan ada kehidupan kalau tidak aku, kau, dan si akar itu. Sedarlah, saudaraku! kawanku!" Sang Daun kembali berkata-kata dengan perasaan yang sedih kerana pertelingkahan saudaranya sendiri.
Perdebatan demi perdebatan terus bergulir di antara keduanya. Sang Pucuk tidak merasa harus mengalah sedikit pun terhadap Sang Akar. Ia merasa bahawa ialah segalanya, dialah ketua kerana berada di tempat yang paling atas. Ia merasa ditakdirkan Tuhan untuk berada di atas dengan segala penglihatannya yang luas akan dunia ini. Ia merasa Tuhan telah memberikan kekuasaan mutlak kepadanya untuk berbuat sesuka hati. Sementara, Sang Akar merasa kecewa, Sang Pucuk telah mengambil langkah yang keliru dalam melaksanakan upaya menjaga kelangsungan hidup seluruh bagian pohon tersebut. Dan, Sang Daun yang berusaha meleraikan perdebatan itu pun tak berdaya menenangkan keduanya, meski ia tak pernah merasa lelah untuk mendamaikan perseteruan dua saudara satu tubuh itu.
Waktu yang digariskan mungkin saja telah tiba, kerana perdebatan yang berlarutan itu, Sang Akar bermalas-malasan untuk menyerap air dan zat-zat yang dibutuhkannya. Demikian juga Sang Daun, kerana kelelahan melerai perdebatan kedua saudaranya, ia lupa untuk mengolah makanan meskipun matahari terus bersinar sepanjang hari. Dan, Sang Pucuk rupanya semakin terlena. Ia tidak menyadari dua saudara dibawahnya sudah mengalami gangguan. Ia tetap berlenggok mengikuti arah angin dengan irama yang menghiburkan hatinya. Hingga tibalah saat di mana angin justeru berhembus dengan sangat perlahan.
Sang Pucuk terlena kerana desirnya, ia merasa ngantuk dan ia biarkan gerakannya yang tidak beraturan, dan ia pun mulai terpejam. Terlelap dalam tidur yang tidak disedarinya, dan angin datang menyerang. Tubuhnya terkulai. Sang Daun yang lapar tidak berdaya menahan tubuh Sang Pucuk yang datang tiba-tiba. Ia ikut terjatuh. Sementara di bawah, Sang Akar yang bermalas-malasan tidak lagi memiliki cengkaman yang kuat terhadap tanah di sekelilingnya. Sang Akar tidak berkuasa menahan tubuh kedua saudaranya yang terjatuh lebih dulu. Ia tercabut, bercerai-berai.
Beginilah akhirnya kisah pohon cantik,sebuah cerita yang menyedihkan.Para pencari kayu bakar yang baik hati bermuram durja, sementara para penebang liar bergelak tawa, "Tak perlu kita robohkan, kawan. Mereka roboh sendiri kerana permusuhan…!! " "O, bahkan tak perlu angin yang kencang rupanya…….kasihan betul….." demikianlah kata penebang pohon yang liar.
Dari sini saudara-saudaraku dapatkah kita mengambil sedikit iktibar dari cerita ini?
Marilah kita jauhi permusuhan yang meleraikan silaturrahim antara kita,
janganlah berdendam kerana dendam itu tidak membawa kedamaian..
saling hormat menghormati dan bersatu padulah kita agar syiar Islam dapat diteruskan dan digemilangkan.. dan agar kita tetap menjadi orang yang beriman..
InsyaAllah..
1. Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ?
2. Apakah yang paling jauh daripada diri kita di dunia ?
3. Apakah yang paling besar di dunia ?
4. Apakah yang paling berat di dunia ?
5. Apakah yang paling ringan di dunia ?
6. Apakah yang paling tajam di dunia ?
Pada suatu hari Imam Ghazali berkumpul bersama-sama dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya beberapa pertanyaan:
PERTAMA :
Beliau bertanya apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia lalu muridnya menjawab :"Orang tua, guru, kawan dan sahabat". Imam Ghazali menjelaskan bahawa semua jawapan yang diberikan adalah benar tetapi jawapan yang paling tepat sekali bagi soalan ini ialah 'MATI'.
Firman Alah s.w.t yang bermaksud :
“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” [ QS Ali 'Imran : 185]
KEDUA :
Beliau bertanya apakah yang paling jauh daripada diri kita di dunia lalu muridnya menjawab :" negara China, bulan, matahari dan bintang". Lalu Imam Ghazali menegaskan bahawa semua jawapan yang diberi adalah betul tetapi yang paling betul ialah 'MASA LALU'. Walau dengan apa cara sekali pun kita tidak akan dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita mesti menjaga hari ini dan hari mendatang dengan amalan soleh agar kita tidak sesal di kemudian hari nanti.
KETIGA :
Beliau bertanya tentang apakah yang paling besar di dunia ini lalu muridnya menjawab: " Gunung, bumi, matahari". Lalu Imam Ghazali menjelaskan bahawa semua jawapan yang diberi adalah tepat tetapi yang paling tepat ialah 'NAFSU'. Maka kita mesti berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu mengheret kita ke neraka jahanam.
Firman Alah s.w.t yang bermaksud :
“ Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai ”.[QS AlA’raf : 179]
KEEMPAT :
Beliau bertanya tentang apakah yang paling berat di dunia lalu muridnya menjawab :" besi, gajah". Imam Ghazali mengatakan bahawa semua jawapan adalah benar tetapi yang paling benar ialah 'MENANGGUNG AMANAH'. Segala tumbuhan, binatang, gunung ganang tidak sanggup memikul amanah tetapi manusia sanggup memikulnya ketika Allah meminta untuk memikul amanah khalifah di bumi. Manusia ramai yang rosak dan binasa kerana tidak mampu memikul amanah dengan baik akibat kecuaian dan kedegilan mereka dalam mengikut lunas yang telah ditetapkan oleh syarak.
KELIMA :
Beliau bertanya tentang apakah yang paling ringan di dunia lalu muridnya menjawab :" Kapas, angin, debu dan awan". Imam Ghazali menyatakan bahawa semua jawapan yang diberi adalah benar tetapi yang paling benar ialah 'MENINGGALKAN SEMBAYANG' kerana manusia sering mempermudah dan meringankan sembahyang disebabkan terlalu mementingkan urusan dunia.
Firman Alah s.w.t yang bermaksud :
“ Maka dirikanlan solat. Sesungguhnya solat itu suatu kewajipan yang ditentukan waktunya ke atas orang-orang mukmin “. [QS.An-Nisa : 103]
KEENAM :
Beliau bertanya tentang apakah yang paling tajam di dunia lalu muridnya menjawab:''Pedang". Imam Ghazali mengatakan bahawa jawapan itu adalah betul tetapi yang paling betul ialah'LIDAH MANUSIA' di mana disebabkan lidah maka manusia suka menyakiti dan melukai perasaan orang lain sehingga berlakunya perbalahan dan perpecahan.
cinta menurut Ibnu Qayyim al Jawziyah
Ibnu Qayyim rahimahullâh pernah berkata dalam kitab al-Jawâb al-Kâfî li Man Sa'ala ‘an ad-Dawâ' asy-Syâfî (Jawaban Konkrit Bagi Mereka yang Menanyakan Obat Manjur):
“Kasih sayang adalah penyebab hati dan ruh menjadi hidup terpelihara. Hati tidak akan merasa tenteram, nikmat, beruntung, dan merasa hidup bila tanpa cinta. Seandainya hati tanpa cinta, sakitnya lebih terasa daripada mata terasa sakit ketika tidak bisa lagi melihat cahaya, telinga ketika tidak bisa lagi mendengar, hidung ketika tidak bisa lagi mencium, lisan ketika tidak mampu lagi berbicara. Bahkan, hati pun bisa menjadi rusak apabila hampa dari kasih sayang yang sudah merupakan fitrah dalam jiwa manusia. Ia adalah sebuah karunia yang diberikan Sang Pencipta. Oleh karena itu, rusaknya lebih parah daripada kerusakan tubuh manusia yang diisi dengan ruh, dan ini tidak mungkin bisa dikatagorikan menjadi sesuatu yang pasti kecuali orang yang memiliki jiwa yang selalu hidup.”
Ibnu Qayyim rahimahullâh berkata dalam kitab ad-Dâ' wa ad-Dawâ' (Penyakit dan Obat):
“Mencintai wanita itu terbagi tiga, yaitu:
Bagian pertama dan kedua adalah “pendekatan” dan “ketaatan”. Yang termasuk kategori ini dapat dimisalkan seperti mencintai seorang istri. Bentuk cinta semacam ini sangat bermanfaat karena bagaimanapun ia merupakan salah satu syariat yang diperintahkan oleh Allah ta’ala dalam melaksanakan pernikahan. Karena, pernikahan dapat menghindarkan pandangan mata dan hati dari perbuatan semu yang dilarang Islam. Maka dari itulah Allah ta’ala, Rasul-Nya Muhammad saw., dan seluruh manusia menjunjung tinggi martabat pecinta semacam ini.
Sedangkan bagian ketiga adalah “cinta mubah” (cinta yang dibolehkan), seperti cinta seorang laki-laki ketika disebutkan kepadanya sosok seorang wanita jelita, atau ketika seorang laki-laki melihat wanita secara kebetulan lalu hatinya terpaut kepada wanita tersebut, dengan catatan tidak ada unsur maksiat dalam jatuh cinta itu. Cinta semacam ini pelakunya tidak dibebani dosa dan siksa, namun lebih baik menghindar dan menyibukkan diri dengan suatu pekerjaan yang lebih bermanfaat lagi positif serta wajib baginya merahasiakan hal itu. Apabila menjaga dan sabar terhadap suatu hal yang berbau negatif, niscaya Allah ta’ala akan memberikan ganjaran pahala kepadanya dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.”
Ibnu Qayyim rahimahullâh tentang cinta yang terpuji:
“Cinta yang terpuji adalah cinta yang memberikan manfaat kepada orang yang merasakan cinta itu untuk kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Cinta inilah yang menjadi asas kebahagiaan. Sedangkan cinta bencana adalah cinta yang membahayakan pelakunya di dunia maupun akhirat dan membawanya ke pintu kenistaan serta menjadikannya asas penderitaan dalam jiwanya.”
Ibnu Qayyim rahimahullâh dalam kitab ad-Dâ' wa ad-Dawâ' (Penyakit dan Obat):
“Cinta membangkitkan jiwa dan menata prilaku. Mengungkapkannya adalah suatu kewajaran dan memendamnya menjadi beban.” Lalu, beliau berkata: “Mereka berucap: ‘Kita tidak memungkiri kerusakan cinta jika terbumbui oleh perbuatan tercela kepada sesama makhluk. Yang kita dambakan adalah cinta suci dari seorang laki-laki idaman yang selalu komitmen kepada agama, kehormatan, dan akhlak. Jangan sempat cinta itu menjadi jurang pemisah antara menusia dengan Khaliq-nya dan menyebabkan antara pecinta dengan yang dicintainya jatuh ke dalam perbuatan nista
Ketika engkau kutanya "Apakah engkau mau, jika ku ajak tuk hidup mandiri tanpa mngandalkan Abah ?"
Jawabmu "Aku mau, karna engkau adalah pemimpinku"
Ketika engkau kutanya "Jika suatu hari, seharian aku bekerja...tpi pulang tak membawa apa2,?"
kau pun lantas menyuruhku diam dgn desisan lembutmu, seraya berkata "Aku senang, krn pemimpinku pulang. Bila mas tak mbawakan hasil, pasti hanyalah lapar yg kurasakan. Tapi jika mas tdak pulang2 jua, pasti kegundahan dan kegelisahan yg sangat aku rasakan. Dan itu lbih menyakitkan. Kau pun mengatakannya sambil tersendu. Dan spontan aku katakan "InsyaAllah Aku pasti pulang, untukmu..."
Aku tau, engkau pasti masih menerimaku dgn ikhlas walau aku pulang tak membawa apa-apa.
Diperjalanan pulang, aku berharap melihat sekuntum bunga mawar.
Mawar, indah...tapi berduri.
Akan tetap kupetik walaupun tanganku kan mencucurkan darah akibat terkoyak oleh duri.
Karena akan kuberikan kpadamu, wahai kekasih duniaku.
kau pun bertanya "mengapa kau rela melakukan smua itu, wahai pemimpinku ?"
kujawab "aku ingin melihatmu tersenyum"
bukanlah mawar itu yg aku tuju, tapi senyummu.....
Karena senyummu jauh lebih indah bagiku daripada sekuntum bunga mawar itu.
Kau pun bertanya lagi " Lalu kenapa engkau korbankan tanganmu? "
jawabku "Karna aku tau engkau pasti akn mengobatiku"
disaat itu pula aku yakin bahwa engkau akan menyadari satu hal. Yaitu, aku adalah seorg pemimpin yg rela melakukan apa saja untuk kebahagiaanmu., shg keyakinanmu pun bertambah untuk selalu mentaatiku.
dan disaat itu pula aku berkata kepadamu :
Engkau tercipta bukan dari tulang kepalaku untuk kujadikan atasan. Engkau tercipta bukan dari tulang kakiku untuk kujadikan pesuruh. Akan tetapi engkau tercipta dari tulang rusukku, yang dekat dengan lenganku untuk kulindungi. Dekat dengan hatiku untuk kucintai dan kusayangi.
Kebahagiaan hubungan kita terletak dari keikhlasan kita untuk saling menyayangi...keikhlasan kita untuk saling menerima...dan keikhlasan kita untuk saling mencintai. Ikhlas, disini tentunya berarti melakukan semuanya hanya untuk Allah SWT.
Sebagai pemimpin, itulah pesan pertama yg ingin aku sampaikan kepadamu. Ketahuilah, aku ingin membenarkan cara berpakaianmu,,,,tanpa sedikitpun menyentuhmu. Oleh karena itu, patuhilah.
Assalamu’alaikum
~
Jangan memuji kecantikan pelangi
Tapi pujilah Allah
Yang menciptakan Langit & Bumi
Jangan percaya
Denga kata-kata bijakku
Tapi percayalah Firman Allah yang Maha Benar
Jangan masukkan namaku di hatimu
Tapi masukkan nama Allah
Hingga hatimu tenang
Jangan sedih jika cintamu di dustakan
Tapi sedihlah jika engkau dustakan Allah
Jangan pula engkau minta cinta kepada penyair
Tapi mintalah kepada Allah
yg memiliki cinta yg kekal dan sejati
Ya Allah yang Maha Rahman & Rahim
Jangan jadikan hatiku batu yg mengeras
Hingga lupa akan rahmatMu
Aku diam....bukan berarti aku tak peduli kepadamu.
Aku diam....Bukan berarti aku tak memikirkanmu.
Aku diam....bukan berarti aku tak mengharapkanmu.
Aku diam....bukan berarti aku tak merindukanmu.
dan
Aku diam....bukan berarti aku tak mencintaimu.
akan tetapi,
Aku diam....karena aku sungguh memikirkanmu.
Aku diam....karena aku sungguh merindukanmu.
Aku diam....karena cinta sejatiku kepadamu.
Aku diam....karena aku tidak mau menjebakmu kedalam jurang-jurang dosa.
Sungguh aku tidak mau membawamu kejalan yang dimurkai Allah...
Sekali lagi aku tidak mau membawamu kejalan yang dimurkai Allah...
Biarlah rindu ini menghujam qolbuku, shg membuatku bagaikan sebilah samurai yang membelah dadaku.
Biarlah sepi ini menyelimutiku, sehingga membuatku seperti berdiri sendiri ditengah gelapnya padang pasir.
Biarlah kegelisahan ini membelaiku, walaupun terasa bagaikan belaian badai.....biarkanlah.
Walaupun semua ini terasa perih, bagaikan sebuah selimut yang tersimpan ribuan pedang yang siap untuk menghujamku bila aku memakainya, akan tetap aku pakai.
Karena aku yakin, didalam selimut itu tersimpan kehangatan Ridho-Nya.
Yang kan membawaku kedalam mimpi yang indah
Menari bersamamu didalam taman surga, yang dibawahnya mengalir sungai-sungai yang menyejukkan jiwa...
Sungguh....dalam diam aku mencintaimu....
1,2,3 kali kupernah terjatuh. Sakit, terluka, namun berusaha ‘tuk bangkit. Tidaklah mudah, terkadang seolah semuanya sia-sia apalagi ketika harus mulai kembali dari nol.
1,2,3 kali kupernah gagal. Gagal dalam banyak segi kehidupan. Menangis, kecewa, untuk kemudian berusaha untuk menguatkan diri. Sekaligus percaya pada-Nya, bahwa hari esok masih ada senyum ceria yang Dia tawarkan kembali. Tak selamanya hari mendung, akan ada hangatnya sinar mentari yang naungi hatiku sekali lagi.
1,2,3 kali kupernah ragu. Ragu saat hendak melangkah. Akankah langkah ini membuatku maju atau malah menghantarku celaka?
1,2,3 kupernah kecewa. Saat kucurahkan seluruh harap dalam hidup ini, ternyata berujung hal yang amat berbeda dari ekspektasiku. Pernah terasa amat sulit menerima kenyataan yang ada. Sedih pun seolah memilin hatiku dan memenuhinya dengan duka.
Tetapi yang aku tahu pasti…
1,2, 3 langkah kecilku selalu isi hari-hariku. Kuatkan hati dan diriku sekali lagi. Agar aku jangan berhenti. Agar aku terus melangkah dan berjalan. Meskipun perlahan, meskipun tertatih. Karena aku tahu, kesuksesan yang ada di ujung sana tetap menanti. Gagal hari ini, bukan berarti gagal seumur hidup. Justru gagal hari ini, berarti harus bangkit lagi dan belajar dari kesalahan sebelumnya.
1,2,3 kupanjatkan doa dari hati. Doa kepada Sang Pencipta. Agar diriku kembali ingat bahwa hanya Dia tempatku berlindung dari segenap susah dan gelisah. Sekaligus tempat kubawa seluruh tawa ceria dan sumringah, ketika hidupku yang selalu dilimpahi kasih-Nya menjadi wangi semerbak yang harum bagi sekitarku. Yang terpenting, aku tak lari dari-Nya dalam setiap keluh dan kesah. Juga selalu mencari-Nya ketika aku bahagia dan berbunga-bunga.
Karena dalam 1,2, 3, 4,5,6,7,8, 9, 100, 1000, bahkan sepanjang helaan nafasku, aku tahu Engkau ada di sana.
HCMC, 28 Juni 2010
-fon-
from..setitik embun inspirasi.....
thanks....
surat dari seorang muslimah di Gaza..untuk muslimah andonesy
0 komentar Diposting oleh Hana hanuuna Marzouqy di 03.45
Bismillahirrahmanirrahim
Saudari-saudariku para Muslimah di Indonesia…
Aku sampaikan salam penghormatanku untuk kalian, salam penghormatan Islam yang agung:
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh,
Amma ba’du…
Kami adalah saudari-saudari Muslimah kalian di Palestina. Kami tumbuh di medan ribath dan jihad. Dan kami selalu berusaha untuk berpegang teguh pada agama kami yang agung, serta mendidik anak-anak kami untuk itu. Karena berpegang teguh pada agama Islam adalah (satu-satunya) tali keselamatan, berdasarkan Firman Allah Ta’ala dalam Surah Ali Imran:
“Dan barang siapa yang menginginkan selain Islam sebagai agama, maka itu tidak akan diterima darinya, dan kelak di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.”
Karena itu, kami selalu berusaha untuk komitmen dengan Alquran dan keislaman kami. Dan seperti itu pula komitmen pemerintahan Islam kami untuk menumbuhkan sebuah generasi yang selalu menjaga Alquran, serta melahirkan ribuan penghafal Kitabullah di setiap tahunnya.
Dari bumi Palestina, medan ribath ini, kami mengirimkan surat persaudaraan dari lubuk hati yang dipenuhi cinta kepada saudari-saudari kami di Indonesia. Melalui surat ini, kami haturkan rasa terima kasih kepada semuanya atas sikap dan dukungan mereka untuk anak-anak bangsa Palestina kami.
Melalui surat ini juga, kami mendorong mereka untuk selalu mentarbiyah (membina) anak-anak mereka dengan tarbiyah Islamiyah dan komitmen dengan Syariat Allah; karena dalam itu semua terdapat pembinaan terhadap ruh dan jiwa, serta keteladanan terhadap akhlak Rasul kita yang mulia Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya yang mulia. Perhatikanlah sahabat mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika mengatakan:
“Janganlah seorang dari kalian meminta dari dirinya selain al-Qur’an. Sebab jika ia mencintai al-Qur’an dan mengaguminya, niscaya ia akan mencintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun jika membenci al-Qur’an, maka ia akan membenci Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Karena itu, siapakah di antara kita yang dapat menerima dirinya atau anak-anaknya menjadi orang yang benci kepada Allah dan Rasul-Nya yang kelak akan memberi syafaat kepada kita di hari kiamat?
Itulah sebabnya, saya membisikkan ke telinga saudara-saudara kami tercinta, kaum Muslimin di manapun berada: “Kalian harus terus mempelajari dan menghafalkan Alquran, serta berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Islam. Sebab sesungguhnya siapapun yang menginginkan kemuliaan dengan Islam, niscaya Allah akan memuliakannya. Namun siapa yang mencari kemuliaan dengan selain Islam, niscaya Allah akan menghinakannya.”
Semoga Allah selalu memberikan taufiq-Nya untuk kalian untuk mengikuti apa saja yang dicintai dan diridhai-Nya. Saudari-saudarimu, para Muslimah yang sedang berjihad di bumi Palestina
Cerita ini terjadi di kota New York pada pertengahan 1930an ketika AS mengalami depresi ekonomi. Saat itu hari amat dingin. Di seluruh penjuru kota , orang-orang miskin nyaris kelaparan. Di suatu ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang wanita yang dituduh mencuri septong roti. Wanita itu berdalih bahwa anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan karena suaminya telah meninggalkan dirinya. Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum untuk menjadi contoh bagi yang lainnya.*
Hakim itu menghela nafasnya. Sebenarnya ia enggan menghakimi wanita ini. Tetapi ia tidak punya pilihan lain. "Maafkan saya," katanya sambil memandang wanita itu. "Saya tidak bisa membuat pengecualian. Hukum adalah hukum, jadi Anda harus dihukum. Saya mendenda kamu sepuluh dolar, dan jika kamu tidak mampu membayarnya maka kamu harus masuk penjara sepuluh hari."*
Wanita itu tertunduk, hatinya remuk. Tanpa disadarinya, sang hakim
mencopot topinya, mengambil uang sepuluh dolar dari dompetnya, dan
meletakkan uang itu dalam topinya. Ia berkata kepada hadirin:*
"Saya juga mendenda masing-masing orang yang hadir di ruang sidang ini
sebesar lima puluh sen karena tinggal dan hidup di kota ini dan membiarkan
seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk menyelamatkan cucunya dari kelaparan. Tuan Bailiff, tolong kumpulkan dendanya dalam topi ini lalu
berikan kepada terdakwa."*
Akhir cerita, wanita itu meninggalkan ruang sidang sambil mengantongi
empat puluh tujuh dolar dan lima puluh sen, termasuk di dalamnya lima puluh sen yang dibayarkan oleh penjaga toko yang malu karena telah menuntutnya.*
Tepuk tangan meriah dari kumpulan penjahat kecil, polisi New York , dan
staf pengadilan yang berada dalam ruangan sidang mengiringi kepergian wanita
itu. (NN)
Aku mengadu pada Bumi
kehampaan sunyi dan kekosongan sepi
Ia malah bercerita
kepenatan melihat tingkah polah manusia
yang tak bosan bosan durhakai Tuhannya
Aku bercerita pada Langit
hidup di zaman akhir kian sulit
ujian, cobaan, fitnah
bak hujan berhamburan dari awan
Ia malah ikut menimpali
kebosanannya pada jiwa jiwa hampa
yang tak tertarik mengenal Pencipta
Aku kabarkan pada jalanan
aku sudah jengah
di atas jalan beraspal mengukur langkah
aku ingin terbang saja
biar mudah jelajah semesta
Namun Iapun berkisah
muak mendapati kaki2 berjalan
penuh umpatan,cacian dan cercaan
Rindu Ia para pejalan kaki
melangkah tanpa jeda mengingat Tuhan
Aku ingin mengadu
pada langit, bumi dan jalanan
namun sepertinya tentangku
pengaduan mereka lebih layak didengar
(jzk khaer untukmu...)
Sebuah Cinta Abadi yang pernah ada di Bumi..
0 komentar Diposting oleh Hana hanuuna Marzouqy di 17.11
Sebuah kisah Cinta Sejati, Kisah nyata yg pernah terjadi di Bumi ini...
Sekian ratus tahun yang lalu...
Di malam yang sunyi, di dalam rumah sederhana yang tidak seberapa luasnya... seorang istri tengah menunggu kepulangan suaminya. Tak biasanya sang suami pulang larut malam. Sang istri bingung.... hari sudah larut dan ia sudah sangat kelelahan dan mengantuk. Namun, tak terlintas sedikitpun dalam benaknya untuk segera tidur dan terlelap di tempat tidur suaminya. Dengan setia ia ingin tetap menunggu... namun, rasa ngantuk semakin menjadi-jadi dan Sang suami tercinta belum juga datang.
Tak berapa lama kemudian....
seorang laki-laki yang sangat berwibawa lagi luhur budinya tiba di rumahnya yang sederhana.
Laki-laki ini adalah suami dari sang istri tersebut.
Malam ini beliau pulang lebih lambat dari biasanya, kelelahan dan penat sangat terasa.
Namun, ketika akan mengetuk pintu... terpikir olehnya Sang istri yang tengah terlelap tidur.... ah, sungguh ia tak ingin membangunkannya.
Tanpa pikir panjang, ia tak jadi mengetuk pintu dan seketika itu juga menggelar sorbanyya di depan pintu dan berbaring diatasnya.
Dengan kelembutan hati yang tak ingin membangunkan istri terkasihnya, Sang suami lebih memilih tidur di luar rumah..
di depan pintu...
dengan udara malam yang dingin melilit...
hanya beralaskan selembar sorban tipis.
Penat dan lelah beraktifitas seharian, dingin malam yang menggigit tulang ia hadapi..
karena tak ingin membangunkan istri tercinta. Subhanallah...
Dan ternyata, di dalam rumah..
persis dibalik pintu tempat sang suami menggelar sorban dan berbaring diatasnya..
Sang istri masih menunggu, hingga terlelap dan bersandar sang istri di balik pintu.
Tak terlintas sedikitpun dalam pikirinnya tuk berbaring di tempat tidur, sementara suaminya belum juga pulang.
Namun, karena khawatir rasa kantuknya tak tertahan dan tidak mendengar ketukan pintu Sang suami ketika pulang, ia memutuskan tuk menunggu Sang suami di depan pintu dari dalam rumahnya.
malam itu... tanpa saling mengetahui, sepasang suami istri tersebut tertidur berdampingan di kedua sisi pintu rumah mereka yang sederhana... karena kasih dan rasa hormat terhadap pasangan.. Sang Istri rela mengorbankan diri terlelap di pintu demi kesetiaan serta hormat pada Sang suami dan Sang suami mengorbankan diri tidur di pintu demi rasa kasih dan kelembutan pada Sang istri.
dan Nun jauh di langit....
ratusan ribu malaikat pun bertasbih....
menyaksikan kedua sejoli tersebut...
SUBHANALLAH WABIHAMDIH
betapa suci dan mulia rasa cinta kasih yang mereka bina
terlukis indah dalam ukiran akhlak yang begitu mempesona...
saling mengasihi, saling mencintai, saling menyayangi dan saling menghormati...
Tahukah Anda... siapa mereka..?
Sang suami adalah Muhammad bin Abdullah, Rasulullah SAW dan Sang istri adalah Sayyidatuna Aisyah RA binti Abu Bakar As-Sidiq.
Merekalah sepasang kekasih teladan, suami istri dambaan, dan merekalah pemimpin para manusia, laki-laki dan perempuan di dunia dan akhirat.
Semoga rahmat ALLAH senantiasa tercurah bagi keduanya, dan mengumpulkan jiwa kita bersama Rasulullah SAW dan Sayyidatuna Aisyah RA dalam surgaNYA kelak.
dan Semoga ALLAH SWT memberi kita taufiq dan hidayah tuk bisa meneladani kedua manusia mulia tersebut.
Amiin...amiin ya rabbal'alamiin....
Kita selalu bertanya dan al-Quran telah menjawabnya.
Kita bertanya: Kenapa aku diuji?
Quran menjawab, "Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan."Kami telah beriman, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta." (Surah al-Ankabut: 2-3)
Kita bertanya: Kenapa aku tidak dapat apa yang aku idam-idamkan?
Quran menjawab, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Surah al-Baqarah: 216)
Kita bertanya: Kenapa ujian seberat ini?
Quran menjawab, "Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (Surah al-Baqarah: 286)
Kita bertanya: Kenapa kita rasa kecewa?
Quran menjawab, "Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." (Surah Ali Imran: 139)
Kita bertanya: Bagaimana harus aku menghadapinya?
Quran menjawab, "Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang, dan sesungguhnya sembahyang itu amat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk." (Surah al-Baqarah: 45)
Kita bertanya: Kepada siapakah harus aku berharap?
Quran menjawab, "Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain daripadaNya. Hanya kepadaNya aku bertawakal." (Surah at-Taubah: 129)
Kita bertanya: Apa yang aku dapat daripada semua ujian ini?
Quran menjawab, "Sesungguhnya Allah telah membeli daripada orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka." (Surah at-Taubah: 111)
Kita berkata: Aku sedih!
Quran menjawab, "Dan demikianlah keadaan hari-hari (kejayaan dan kesedihan) Kami pergilirkan di antara manusia (supaya menjadi pengajaran)." (Surah Ali Imran: 140)
Kita berkata: Aku tak tahan!
Quran menjawab, "...dan janganlah kamu berputus asa dengan rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (Surah Yusuf: 87)
Kita berkata: Sampai bilakah aku akan merana begini?
Quran menjawab, "Kerana sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (Surah al-Insyirah: 5-6)
Belajar dari orang biasa yang luar biasa..!!!!
0 komentar Diposting oleh Hana hanuuna Marzouqy di 03.47
Orang -orang besar yang tak biasa menemukan dan menentukan suksesnya dengan cara-cara berbeda yang tak biasa. mreka luar biasa karena mengambil cara lain dari kebanyakan orang. kata orang pesantren itu ilmu laduni. seperti " zhahirnya santri yang juga putra mahkota kyai", siang hari main-main kesana kemari tapi ternyata menyimpan ilmu besar di atas rata2 para santri. apa rahasianya? ternyata mereka, ketika para santri tertidur, mereka belajar langsung kepada sang kyai yang tak lain adalah bapaknya sendiri. maka jangan heran bila anak kyai yang jadi mewariskan ilmu dari keluhuran yang kadang tak diwariskan kepada santri pada umumnya. inilah RAHASIANYA , ternyata..!!!
"kalau aku tidur di siang hari berarti aku menyiakan hak rakyat atas diriku. kalau aku tidur malam hari berarti aku menyiakan hakku untuk beribadah kepada Rabbku"(Umar Bin Khatttab)
Para shalafush shalih memiliki keistimewaan dlam cara membagi dan mengisi waktu untuk aktifitas tertentu...
o> Imam Malik : tidak tertidur saat belajar
Ini cara unik ulama dalam meluarbiasakan diri. beliau menyedikitkan waktu tidurnya untuk menggali ilmu dan menorehkannya guna diwariskan untuk ummat sepanjang zaman. Ibnul Qosim, seorang ulama fiqh mesir yang wafat tahun 191 H mengisahkan,"Aku pernah mendatangi Imam Malik sebelum waktu fajar. Aku tanyakn dua masalah , tiga masalh atau empat masalah, dan saya melihatnya benar-benar dalam suasana lapang. kemudian saya mendatanginya hampir setiap waktu sahur, terkadang karena lelah, mataku terkatup dan aku tertidur. ketika Imam Malik keluar menuju masjid aku tidak mengetahuinya. kemudian aku dibangunkan oleh pembantunya seraya berkata,"gurumu tidak tertidur seperti kamu. padahal usianya telah mencapai empat puluh sembian tahun.setahuku ia nyaris tidak shalat kecuali dengan wudhu untuk shalat isya.(tartiibul madaarik, 3/250)
o>metode imam syafi'ie :
Imam Syafi'iemembagi waktu malamnya menjadi tiga, yakni: sepertiga pertama untuk menulis ilmu, sepertiga kedua untuk shalat malam, sepertiga ketiga untuk tidur.
o> Metode Abu Hurairah :
Abu Hurairah dan keluarganya menghidupkan waktu malamnya menjadi tiga. bedanya yang dibagi orangnya, semacam hirosah atau jaga malam secara bergantian. Mula-mula ia berjaga sambil shalat sepertiga malam,kemudian dilanjutkan oleh istrinya sepertiga malam,kemudian anaknya.dengan demikian tiada satupun yang berlalu setiap malam di ruma Abu HUrairah melainkan berlangsung di sana ibadah, dzikir dan shalat.
O> Metode belajar Ibnu Jarir ath-Thabari :
Diceritakan oleh Al khatib al Baghdadi, bahwa selama empat puluh tahun dari penghujung usianya Ibnu Jarir mampu menulis sebanyak empat puluh halaman setiap hari. yang istimewa dari prestasi Ibnu Jarir , ia menulis artikel selepas dzuhur hingga waktu ashar tiba, tetapi muraja'ah akan ilmu serta ide-ide yang akan ia tuangkan dlm tulisannya didapatkan dari awal shubuh, setelah menunaikan qiyamullail..
Salah seorang murid beliau, Abu Bakar Syajari mengisahkan, " setelah selesai sarapan pagi, Ibnu Jarir tidur sejenak dengan pakaian berlengan pendek.setelah bangun ia mengerjakan shalat zhuhur.lalu menulis hingga waktu ashar tiba, kemudian keluar untuk shalat ashar.selanjutnya ia duduk di dalam majelis bersama orang-orang untuk mengajar sampai dtg waktu maghrib.setelah tiu mengajar fiqh serta pelajaran2 sampai masuk shalat isya,kemudian pulang ke rumah dan istirahat.tengah malam ia bangun malam dan mendalami ilmu-ilmunya."
kiat memanfaatkan waktu ala ulama salaf..
"waktu yang terbaik untuk menghafal adalah waktu sahur, sebelum fajar, untuk meneliti adalah waktu pagi, untuk menulis adalah tengah hari dan untuk menelaah dan mengulang di waktu malam hari." (jasim badr al muthawwi)
tinggal memilih....ingin seperti apakah anda me menej waktu anda???
dan mengoptimalkn waktu belajar anda.....
satu yang perlu saya gri bawahi untuk tema kali ini..."DAHSYATNYA WAKTU SHUBUH.!!!!"
Hidup adalah pendakian prestasi,mengumpulkan sukses kecil menuju sukses besar.sebagaimana mendaki gunnug,menapaki tangga-tangga sukses pun kadang menmbulkan kelelahan,kejenuhan ,kemalasan,kegamangan,ketakutan dan aneka pikiran yang menghantui hingga akhirnya meracuni.
inilah tipe-tipe manusia dalam proses pendakian itu :
o> Tipe QUITTERS :
Dia orang yg tergesa-gesa,ingin cepat samapin,gamapang menyerah,mudah bertekuk lutut,senang patah arang dan tak berani mengambil rsiko.bila ditawarakan kepadanay sebuah tantangan,ia mundur teratur mencari langkah seribu.orang semacam ini karena didominasi oleh pikiran-pikiran negatif,kalah sebelum bertanding dan memilih parkir sebelum naik ring. memilih aman daripada menghadang resiko. tak punya nyali untuk menatap positif hidup ini.
o>TIPE CAMPERS :
mereka adalah orang yang senang mendaki pada ketinggian tertentu lalu mengakhiri pendakian dan memilih berhenti , beristirahat serta mendirikan tenda di tempat yang datar. menikmati kesuksesannya, puas dengan yang diperolehnya, mengambil jalan selamat, dan tak tertantang untuk mengambil peluang dan resiko yang lebih besar , masih mendingan memang,tapi tentu bukan itu pilihan pahlawn sejati!!!!!!!!
o>TIPE CLIMBERS :
inilah para pendaki abadi. pahlawan hakiki. para pejuang yang siap mengambil apapun resiko yang ditemui. baginya hidup adalah sebuah arena mengambil tantangan menjadi peluang, mengubah hambatan menjadi kesuksesan, mengubah kesulitan menjadi kemungkinan-kemungkinan, mengambil resiko dengan sepenuh konsekusensi dan keberanian inilah yang mesti kita contoh. "Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersamasama mereka sejumlah besar pengikut yang bertakwa. mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak pula menyerah ( kepada musuh ). Allah menyukai orang-orang yang sabar".(ali-imron:146)
berpikirn bertindakn bekerja dgn aneka variasi untuk meraih sukses dan menyebarluaskan kebahagiaan buat orang lain. kebahagiaannya adalah ketika mampu membuka jalan bagi generasi berikutnya. memecahkan masalah yang ada di tengah masyarakat.
"Qul Huwa Allahu Ahad. Allahu ash-shomad "
dan kekuatan ada dalam diri KITA!!!!!!!!!!!
Lantunan kalam Ilahi seorang suami/istri, Cinta dua hati pasangan sejati ..
0 komentar Diposting oleh Hana hanuuna Marzouqy di 01.38
Lantunan kalam Ilahi seorang suami
Lantunan kalam Ilahi seorang istri
Menjadi penyejuk hati
Membuat hidup berarti
Lantunan kalam Ilahi seorang suami
Lantunan kalam Ilahi seorang istri
Menjadi penguat perjalanan duniawi
Membuat hidup mengingat mati
Lantunan kalam Ilahi seorang suami
Lantunan kalam Ilahi seorang istri
Cinta dua hati pasangan sejati
Pengikat hati dari Sang Pemilik Langit dan Bumi
Ilaahi, aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya shalat salah seorang shahabat NabiMu hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya. Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu, dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata, meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.
Robbii, aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib, yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu. Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rekaat lailku. Dalam satu dua sunnah nafilahMu. Dalam desah napas kepasrahan tidurku.
Yaa, Maha Rahmaan,
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah, yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam. Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui selembar dua lembar tilawah harianku. Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.
Yaa Rahiim
Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah, yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DienMu. Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu. Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu. Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaran bagi tumbuhnya generasi baru.
Allahu Kariim, aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya, bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya, dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya. Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya. Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku, dengan mencintai sahabat-sahabatku, dengan mencintai manusia dan alam semesta.
Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii
Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku. Agar cinta itu mengalun dalam jiwa. Agar cinta ini mengalir di sepanjang nadiku.
Tuhanku,
Aku masih ingat, saat pertama dulu aku belajar mencintaiMu…
Lembar demi lembar kitab kupelajari…
Untai demi untai kata para ustadz kuresapi…
Tentang cinta para nabi
Tentang kasih para sahabat
Tentang mahabbah para sufi
Tentang kerinduan para syuhada
Lalu kutanam di jiwa dalam-dalam
Kutumbuhkan dalam mimpi-mimpi dan idealisme yang mengawang di awan…
Tapi Rabbii,
Berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan kemudian tahun berlalu…
Aku berusaha mencintaiMu dengan cinta yang paling utama, tapi…
Aku masih juga tak menemukan cinta tertinggi untukMu…
Aku makin merasakan gelisahku membadai…
Dalam cita yang mengawang
Sedang kakiku mengambang, tiada menjejak bumi…
Hingga aku terhempas dalam jurang
Dan kegelapan…
Wahai Ilahi,
Kemudian berbilang detik, menit, jam, hari, pekan, bulan dan tahun berlalu…
Aku mencoba merangkak, menggapai permukaan bumi dan menegakkan jiwaku kembali
Menatap, memohon dan menghibaMu:
Allahu Rahiim, Ilaahi Rabbii,
Perkenankanlah aku mencintaiMu,
Semampuku
Allahu Rahmaan, Ilaahi Rabii
Perkenankanlah aku mencintaiMu
Sebisaku
Dengan segala kelemahanku
= ngutip dari adikku tercinta..."nabylah hayatina"
wafaqakillah ukhtiyya......
musytaq biiik..............^_^
Dengan nama Allah swt Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang………..
Didoakan semoga kalian berada dibawah lembayung rahmat dan keredhaan Allah swt….
Hawa....
Maafkan aku jika coretan ini bisa menggores hatimu. Meskipun kutahu,jiwamu selembut sutera dan bisa hancur lantaran kata-kata yang bakal ku ungkap ini, mengertilah duhai Hawa, karena kaulah pengobat kesunyian waktu aku di syurga dulu dan engkau juga asalnya dari tulang rusuk kiriku yang bengkok,lantas kerana bimbang hidupmu terlepas dari landasan yang sebenarnya,kugagahi jua diri ini....
Hawa....
Maha Suci Allah yang telah mentakdirkan kaummu melebihi bilanganku di akhir zaman ini. Itulah kebesaran dan KEAGUNGAN Allah swt dalAm urusan-Nya. Bayangkanlah Hawa...sekiranya kaumku melebihi kaummu, yang pasti dunia ini kan bercerai berai karena huru-hara dan diselimuti warna-warna suram lantaran kekejaman dan penindasan....
Hawa....
Suka untukku mengajak dirimu agar berfikir sejenak tentang hakikat kekalutan yang melanda disaat ini. Tapi permintaanku,duhai Hawa...cobalah ! Renungkan juga yang sebenarnya dirimu kini sudah berubah...Tidakkah kau mengerti bahwa dirimu kini, kian berubah..
Tidakkah kau mengerti bahwa dirimu adalah umpama sekuntum bunga yang indah di pandangan mata namun bukan perhiasan semata-mata. Duri-duri yang melingkarimu itulah hijab yang digariskan oleh Allah swt sebagai pelindung sebagai aurat seorang yang bergelar wanita. Mengapa Hawa? Mengapa harus kau biarkan ia terlihat kepada kami,kaum ajnabimu?
Betapa hancurnya hatiku menyaksikan dirimu menjadi bahan yang dapat ddipermainkan. Dimana-mana saja,bisaku lihat dirimu mengayunkan langkah ,bukan sebaik dulu lagi. Langkahmu kian pantas. Apa sebenarnya yang engkau kejar?. Aku sendiri tak pasti! Terkadang, ku tak dapat membedakan antara dirimu dan teman-teman yang lain, bersama hayunan langkah itu, suaramu kian meninggi,diiringi gelak tawa yang cukup memedihkan mata dan hatiku ini...
Sedarkah kau Hawa.....?
Haruskah aku terima hakikat yang kau kini sudah berubah?
Semakin jauh dari landasan Tuhan yang pernah kuhimbau buatmu dahulu!
Hawa....
Mengapa mesti dirimu kini jadi tontonan ramai? Perlukah kau hiasi dirimu untuk menarik perhatian sehingga yang seharusnya menutupi auratmu, kau miliki dari ciri-ciri yang dilarang dalam Islam? Sukar bagiku untuk melihat kembali keadaan yang mana sesederhana yang mungkin! Cukup untukku merasakan kehadiranmu disaat ini tidak lebih dari mempamerkan perhiasan diri yang kau punyai.
Fahamilah Hawa,usahlah menurut kerakusan nafsu menjelajahi sebutir peluru yang bisa hinggap di mana saja meninggalkan fitnah buat kaumku ini....
Hawa....
Betapa sakit dan pedihnya disaat kulihat auratmu menjala, di sekeliling pandangan. Aku tidak mau Hawa..Suatu hari nanti, di negeri yang abadi itu, memperlihatkan siksaan terhadapmu yang ku kira paling dahsyat, apa tidaknya.Seurat rambutmu yang keluar, ular menanti dimana-mana, sejengkal tanganmu kelihatan ...aduh!! Banyaknya siksaan menantimu!...
Mengapa begitu Hawa? Tidakkah kau ingat apa yang perlu kau jaga adalah maruahmu! Maruah seorang wanita yang tersandar di bahumu kelemahan dan kekurangan!!
Jadi bagaimana seandainya kelakuan dan auratmu terpamer di mana-mana saja?
Hawa...
Tidakkah kau malu dengan pembohongan yang kau sembunyikan dalam dirimu sendiri?
Di sini auratmu kau lindungi dibalik pakaianmu, atas dasar peraturan dan persekitaran kalian. Tetapi jauh nan diluar sana ,tersentak diriku tatkala dirimu telah jauh berbeda! Tudung ke mana,jilbab ke mana? Apatah lagi tingkah lakumu..! Dimana kau letakkan martabat seorang yang bergelar muslimah? Aku diselubungi rasa malu atas penghinaan ini!
Hawa....
Tutupilah auratmu, jagalah dirimu ,bertuturlah dengan suara yang lembut mampu kau kawal lantaran jika terlanjur, semuanya bisa membawa dosa padamu.
Jangan kau memperlihatkan apa yang tersembunyi pada dirimu..tapi ingatlah ,cukuplah sekadar tapak tangan dan wajahmu yang dizahirkan ,namun bukan kakimu,rambutmu,dan jua tubuhmu.....
Firman Allah swt:
“Dan katakanlah kepada wanita-wanita beriman,hendaklah mereka menahan dari pandangan mata mereka dan memelihara kemaluan mereka dan jangan menampakkan perhiasan mereka kecuali yang zahir daripadanya...”
Hawa....
Mungkin ku harus menghentikan bicara pertama ini di sini dulu...
Andai diizinkan Allah swt, kita bersua lagi dilain lembaran dan yang pasti aku tetap terus membimbingmu. Harapanku agar muncullah walaupun hanya secercah kesadaran dihatimu dan akan mendoakan moga Allah swt membuka hati kalian untuk mencetuskan perubahan....Akhir kata ,ketahuilah.............
“DUNIA INI MERUPAKAN PERHIASAN
DAN SEBAIK-BAIK PERHIASAN ADALAH WANITA SOLEHAH”
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, “Maafkanlah, ayahku sedang demam,” kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata
sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, “Siapakah itu wahai anakku?”
“Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.
“Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,” kata Rasulullah.
Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?” Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.
“Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, “ kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” Tanya Jibril lagi.
“Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?” “Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: “Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,”kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.
“Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.”Perlahan Rasulullah mengaduh.
Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.
“Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
“Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
“Ya Allah, sungguh dahsyat maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. “Badan Rasulullah mulai dingiin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. “Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum (peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu).”
Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii, ummatii, ummatiii” (”Umatku, umatku, umatku”) Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim’alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangi mu di dunia ini, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu di akhirat.
أحبس الأمنيات في كف قلبي ان أري للوداع كفاتلوح
أكتم النار بابتسام ودموعي بسر حمر تبوح
أي هذا الوداع فيم عجلت تأمد الأميات وهي فطام
لم يكد يشرق فجري حتي جئتنا بالنوي وجاء الظلام
لهف قلبي الكليم كيف الجواب من السؤال الضلوع......أين الصحاب
ساكنوا الروح أشعلوها حنينا حينما أطفأوا اللقاء ووابوا
من معاني الوفاء دفع شذاه رشف القلب حبهم وسماهم
فاعذروا العين حين فاضت لأني خفت بعد الوداع ألا أراهم
تذكروا الذكريات...............فينا نزيفا من ربيع مضي أمسي خريفا
وادعوا والطريق لفت خطاهم وشموش الاخاء ولت كسوفا
ku pendam citaku dalam genggaman lubuk hatiku,bilaman ku lihat pada perpisahan ini kau lambaikn tanganmu...
ku simpan panasnya bara api kesedihan dgn senyum,meski tetesan air mataku berderai..
ooh....perpisahan ini..begitu cepatkah engkau tiba??
belum lagi fajar memancarkan sinarnya, perpisahan datang bagai gelapnya malam........
kesedihan hati ini seolah bicara...apa jawaban " dimana teman2??"
penghuni2 jiwa menyulut kerinduan manakal mereka padamkan perjumpaan
diantara makna pertemuan adalah menghilangkan kebingungan antara kita, hatipun menuai....
ketika mata tak mampu menahan derai tangis karna rasa takut.....seolah kami takkan lagi melihat mereka....
ingakah kenangan2indah kita bersama??di musim semi lalu....kemudian berganti musim gugur...
kubiarkan ...jalan mengusung langkah mereka....
asal persaudaraan ini kan abadi....hingga ke syurgaNya........
*di atas puncak bukit kerinduan....
mengingat2 sejuta kenangan..........
bersama kawan2.........
*inget .. hari2 terakhir di kelas sama ust maksudi???
kangeeeeen bgttt kawan.........
baru sehari memulai hidup jadi alumni......udah kangeeenn
_dengan derai air mata_tebet-jakarta 22:02
Teman2 Ini puisi yg dibuat pak Habibie ketika istrinya meninggal,,hmm,.menurutku maknanya dalem banget,bisa buat kita berfikir lebih banyak lagi tentang makna kehidupan dan cinta yang hakiki.
Ni puisinya:
Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ….
subhanallah.....
inilah cinta yg menjadikan seseorang lebih mencintai Allah.....
keluarga sakinah mawaddah wa rahmah....^_^
aku iri pak...bu...smoga nanti keluarga kecilku nanti bsa seperti anda berdua....
Ribuan langkah kau tapaki
plosok negri kau sambangi
tanpa kenal lelah jemu
sampaikan firman Tuhan mu
terik matahari...tak surutkan langkah mu
deru hujan badai...tak lunturkan azzam mu
raga kan terluka....tak jerikan nyali mu
fatamorgana dunia...tak silaukan pandang mu
semua makhluk bertasbih panjatkan ampun bagimu
semua makhluk berdoa limpahkan rahmat atasmu
ilmu pewaris nabi
duka fana tak berarti
syurga kekal nan abadi
balasan ikhlas di hati
cerah hati kami
kau semai nilailah suci...
tegak panji Ilahi
bangkit generasi Rabbani
(salam rindu dan cinta untuk semua murabbi di bumi Allah ini..semoga Allah selalu merahmati...)
Ilmuwan Barat Berbicara Tentang Islam
Alam Islami
Oleh: Tim dakwatuna.com
dakwatuna.com - Seorang ilmuwan dari Italia Kenneth Edward George berkata,
“Saya sudah mengkaji dengan sangat teliti agama-agama terdulu dan agama modern dewasa ini. Kesimpulannya adalah bahwa Islam agama langit yang yang benar. Kitab Suci ini mencakup kebutuhan materi dan immateri bagi manusia. Agama ini membentuk akhlak yang baik dan menjaga rohani agar tetap sehat.”
Profesor Inggris Mountaghmiri Watts berkata,
“Apa yang dipaparkan Al Qur’an tentang realitas dan fenomena alam yang sempurna menurut saya adalah di antara kelebihan dan keistimewaan Kitab ini. Yang jelas semua temuan dan ilmu pengatahuan yang didokumentasikan dewasa ini, tidak mampu menandingi Al Qur’an.”
Sejarawan Italia, Brands Johny Burkz mengatakan,
“Kesejahteraan dan kepemimpinan menjauh dari umat Islam dikarenakan mereka tidak mau mengikuti petunjuk Al Qur’an dan mengamalkan hukum dan undang-undang-nya. Padahal sebelumnya sejarah telah mencatat bahwa generasi awal Islam meraih kejayaan, kemenangan, dan kebesaran. Mmusuh-musuh Islam tau rahasia ini, sehingga mereka menyerang dari sisi ini. Ya, kondisi kehidupan umat Islam sekarang ini suram, karena tidak pedulinya umat ini terhadap Kitabnya, bukan karena ada kekurangan dalam Al Qur’an atau Islam secara umum. Yang obyektif adalah tidak benar menganggat sisi negatif dengan menghakimi ajaran Islam yang suci.”
Peneliti Prancis Gul Labum menyeru orang Eropa,
“Wahai manusia, kajilah Al Qur’an secara mendalam, sampai kalian menemukan hakekat kebenarannya, karena setiap ilmu pengetahuan dan seni-budaya yang pernah dicapai oleh bangsa Arab, pondasinya adalah Al Qur’an. Hendaknya setiap penduduk dunia, dari beragam warna dan bahasa mau melihat secara obyektif kondisi dunia zaman awal. Mengkaji lembaran-lembaran ilmu pengetahuan dan penemuan sebelum Islam. Maka kalian akan tahu bahwa ilmu pengetahuan dan penemuan tidak pernah sampai pada penduduk bumi kecuali setelah ditemukan dan disebarluaskan oleh kaum muslimin yang mereka eksplorasi dari Al Qur’an. Ia laksana lautan pengetahuan yang mengalir di jutaan anak sungai. Al Qur’an tetap hidup, dan setiap orang mampu meneguk sejuknya sesuai dengan kesungguhan dan kemampuannya.”
Ahli filsafat dari Prancis, Pranco Mari Pulter, menjelaskan perbedaan antara Injil dan Al Qur’an,
”Kami yakin, jika disodorkan Al Qur’an dan Injil kepada seseorang yang tidak beragama, pasti orang tersebut akan memilih yang pertama, karena Al Qur’an mengetengahkan pemikiran yang cocok dengan akal sehat. Boleh jadi tidak ada undang-undang yang lebih detail tentang masalah perceraian, kecuali undang-undang dan hukum yang telah di gariskan Al Qur’an tentang masalah ini.”
Seorang ilmuwan dari Inggris Fard Ghayum, Guru Besar Universitas London mengatakan,
”Al Qur’an adalah kitab mendunia yang memiliki keistimewaan sastra yang tinggi, yang terjemahnya saja tidak bisa mewakili tingginya sastra aslinya. Karena lagunya berirama khusus, keindahannya mengagumkan, dan pengaruhnya yang luar bisa terhadap yang mendengarkan. Banyak kaum nashrani Arab yang terpengaruh gaya bahasa dan sastranya. Begitu juga kaum orientalis, banyak di antara mereka yang menerima Al Qur’an. Ketika dibacakan Al Qur’an, kami orang-orang Nashrani terpengaruh, laksana sihir yang menembus jiwa kami, kami merasakan ungakapnnya yang indah, hukumnya yang orisinil. Keistimewaan seperti ini yang menjadikan seseorang merasa terpuaskan, dan bahwa Al Qur’an tidak mungkin ada yang mampu menandinginya.”
Knett Grigh, Guru Besar Universitas Cambridge memberi kesaksian,
”Tidak akan mampu seseorang sepanjang empat belas abad yang lalu, sejak diturunkannya Al Qu’ran sampai sekarang ini, yang mampu membuat seperti ayat Al Qur’an, satu ayat sekalipun. Karena Al Qur’an bukan kitab yang dikhususkan untuk zaman tertentu, bahkan Al Qur’an ini alami yang akan terus berlangusng sepanjang zaman. Meskipun dunia dan kehidupan ini berubah, namun setiap manusia memungkinkan menjadikan al Qur’an sebagai pedoman hidupnya. Mengapa Al qur’an lebih unggul dan menjadi pedoman hidup manusia sepanjang masa? Karena Al qur’an mencakup hal-hal yang kecil maupun urusan yang besar. Tidak ada sesuatu yang tidak diatur oleh Al qur’an. Saya yakin, bahwa Al Qur’an mampu mempengaruhi orang Barat, dengan syarat, Al Qur’an dibacakan dengan bahasa aslinya, karena terjemahnya tidak mampu memberi pengaruh kejiwaan dan rohani, berbeda dengan bacaan aslinya yang menggetarkan jiwa, meluluhkan qalbu.”
~~~~~~Al-islaamu ya'luu wa laa yu'laa 'alaih...~~~~~~
kuntum khairaa umaah ..ukhrijat linnas......
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda