hikayat sang pohon cantik






Nun,di sebuah hutan belantara tumbuhlah sebatang pohon yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan jutaan pohon yang lainnya. Ia memiliki batang yang sangat lurus dan tegak, akarnya yang kukuh, serta aroma khasnya yang harum, semerbak, memenuhi seluruh isi hutan. Sehingga tidaklah menjadi hairan, ramai sekali para pencari kayu bakar yang merasa tertarik kepada pohon itu. Bahkan ramai yang berniat baik untuk turut memelihara keindahan pohon itu. Dengan senang hati mereka membiarkan pohon tersebut tetap tumbuh.

Sering kali mereka menyempatkan diri untuk menyiraminya dengan air yang diperoleh dari lubuk bening di pinggir hutan. Semua itu mereka lakukan dengan penuh harap agar suatu saat kelak, di alam yang mulai penuh dengan kerosakkan ini, Sang Pohon Cantik akan tumbuh dengan sejuta pesona. Memberikan warna perubahan bagi siapa saja, untuk lebih mencintai lingkungan mereka dan berhenti membuat kerosakan.

Sementara bagi para penebang pohon yang liar, keberadaan pohon cantik itu sangatlah mengganggu. Mereka sedar, apabila pohon tersebut tumbuh dengan baik, maka akan banyak perhatian yang akan tertuju kepada hutan itu. Perhatian yang tentu saja membuat langkah mereka semakin sulit dalam membuat kerosakan di dalam hutan itu. Para penebang pohon yang liar itu berikrar, mereka akan memindahkan pohon cantik itu ke halaman rumah-rumah mereka. Tetapi kalau tujuan itu tidak tercapai, maka mematikan pohon itu adalah cara terbaik yang harus mereka tempuh.

Beruntung, pohon cantik tersebut mendapat penjagaan yang sangat rapi dari para pencari kayu bakar yang baik hati. Mereka secara bergiliran mengiring berjalan dengan sangat waspada agar pertumbuhan Sang Pohon terjaga . Selain itu, pohon tersebut rupanya memiliki akar yang dapat menumbuh dengan cepat. Sehingga sari-sari makanan yang ada dalam tanah dapat diserap dengan baik. Demikian juga dengan air yang ada, dapat digunakan oleh Sang Pohon untuk menampung kehidupannya.

Dipendekkan cerita,pohon tersebut telah tumbuh besar, daunnya yang rimbun menghijau membuat mata tak lelah untuk memandang, dari dahan-dahannya lahir wangian semerbak harum yang menyeliputi seluruh hutan, dan satu lagi, pohon cantik tersebut memiliki buah yang sangat manis. Selain dapat menghilangkan dahaga, juga dapat mengenyangkan para penikmatnya. Terasalah berkah Sang Pencipta bagi para pencari kayu bakar, meskipun para penebang pohon yang liar masih saja mencari helah untuk selalu menghapuskan pohon itu.


Namun, demikianlah kudrat keberadaan setiap makhluk yang hidup dan tumbuh di atas muka bumi ini, tak satupun yang abadi! Tak terkecuali dengan keadaan pohon cantik yang disanjung para pencari kayu bakar dan seluruh penghuni hutan. Pada suatu petang, ketika langit mulai gelap, angin pun kencang berhembus. Pucuk pohon cantik bergoyang dengan hebatnya. Ia sekuat tenaga mengimbangi keadaan yang mana pada bila-bila masa boleh menumbangkannya. Sang Pucuk terus bergerak, awalnya hanya berniat untuk mempertahankan diri dari keadaan alam yang ia hadapi.

Tetapi lama-kelamaan ia sedar, bahwa sebenarnya ia dapat mengatasi sepenuhnya serangan angin tersebut. Ia yakin benar telah ditampung oleh akar yang kuat, dan dahan-dahan yang kukuh, serta dedaunan yang dapat menahan laju dan kencangnya angin dengan sempurna. Kerana keyakinannya itulah tiba-tiba ia membuat sebuah gerakan yang tidak disangka-sangka oleh Sang Akar, yang sekuat tenaga mencengkam tanah.

Sang Pucuk menari, bukan hanya mengikut arah angin, namun terkadang ia membuat gerakan yang membingungkan Sang Akar dalam mempertahankan keseimbangannya. Dan, Sang Akar pun mengeluarkan bantahannya; "Hai, pucuk. Berhentilah menari! Aku bingung melihatmu!" "Kenapa mesti bingung, Akar? Aku tahu benar situasi yang ada. Ikut sajalah!" "Bagaimana aku hendak mengikuti tarianmu, kalau kamu susah diikuti" "Percayalah, akar. Aku diatas mampu melihat semuanya. Bukan hanya batang, daun, dan kau akarku sendiri. Tetapi jarak puluhan batu di sekeliling kita pun dapat aku lihat dengan jelas" "Hai, apa salahnya aku mengingatkanmu, pucuk?" "Kau salah akar, harusnya kau ikut saja apa kataku. Kerana posisimu di bawah, dan kau tidak tahu apa-apa tentang dunia ini!"

"Aduhai…angkuh nian kau, pucuk! Kalaulah tak ada aku, mana mungkin kau dapat berdiri dan berada di atas sana!" "Sudahlah, kenapa kalian malah bertengkar, hah?!" Sang Daun menegahi suasana yang semakin panas. "Kerana dia mulai merasa angkuh, daun!" akar mengarahkan serabut akarnya kepada Sang Pucuk. "Apa urusanmu, akar?! Ikuti sajalah kataku, dan kau akan selamat" "Apakah kalian lupa, hah? Kalian itu saling memerlukan! Tidak akan ada kehidupan kalau tidak aku, kau, dan si akar itu. Sedarlah, saudaraku! kawanku!" Sang Daun kembali berkata-kata dengan perasaan yang sedih kerana pertelingkahan saudaranya sendiri.

Perdebatan demi perdebatan terus bergulir di antara keduanya. Sang Pucuk tidak merasa harus mengalah sedikit pun terhadap Sang Akar. Ia merasa bahawa ialah segalanya, dialah ketua kerana berada di tempat yang paling atas. Ia merasa ditakdirkan Tuhan untuk berada di atas dengan segala penglihatannya yang luas akan dunia ini. Ia merasa Tuhan telah memberikan kekuasaan mutlak kepadanya untuk berbuat sesuka hati. Sementara, Sang Akar merasa kecewa, Sang Pucuk telah mengambil langkah yang keliru dalam melaksanakan upaya menjaga kelangsungan hidup seluruh bagian pohon tersebut. Dan, Sang Daun yang berusaha meleraikan perdebatan itu pun tak berdaya menenangkan keduanya, meski ia tak pernah merasa lelah untuk mendamaikan perseteruan dua saudara satu tubuh itu.

Waktu yang digariskan mungkin saja telah tiba, kerana perdebatan yang berlarutan itu, Sang Akar bermalas-malasan untuk menyerap air dan zat-zat yang dibutuhkannya. Demikian juga Sang Daun, kerana kelelahan melerai perdebatan kedua saudaranya, ia lupa untuk mengolah makanan meskipun matahari terus bersinar sepanjang hari. Dan, Sang Pucuk rupanya semakin terlena. Ia tidak menyadari dua saudara dibawahnya sudah mengalami gangguan. Ia tetap berlenggok mengikuti arah angin dengan irama yang menghiburkan hatinya. Hingga tibalah saat di mana angin justeru berhembus dengan sangat perlahan.

Sang Pucuk terlena kerana desirnya, ia merasa ngantuk dan ia biarkan gerakannya yang tidak beraturan, dan ia pun mulai terpejam. Terlelap dalam tidur yang tidak disedarinya, dan angin datang menyerang. Tubuhnya terkulai. Sang Daun yang lapar tidak berdaya menahan tubuh Sang Pucuk yang datang tiba-tiba. Ia ikut terjatuh. Sementara di bawah, Sang Akar yang bermalas-malasan tidak lagi memiliki cengkaman yang kuat terhadap tanah di sekelilingnya. Sang Akar tidak berkuasa menahan tubuh kedua saudaranya yang terjatuh lebih dulu. Ia tercabut, bercerai-berai.

Beginilah akhirnya kisah pohon cantik,sebuah cerita yang menyedihkan.Para pencari kayu bakar yang baik hati bermuram durja, sementara para penebang liar bergelak tawa, "Tak perlu kita robohkan, kawan. Mereka roboh sendiri kerana permusuhan…!! " "O, bahkan tak perlu angin yang kencang rupanya…….kasihan betul….." demikianlah kata penebang pohon yang liar.

Dari sini saudara-saudaraku dapatkah kita mengambil sedikit iktibar dari cerita ini?
Marilah kita jauhi permusuhan yang meleraikan silaturrahim antara kita,
janganlah berdendam kerana dendam itu tidak membawa kedamaian..
saling hormat menghormati dan bersatu padulah kita agar syiar Islam dapat diteruskan dan digemilangkan.. dan agar kita tetap menjadi orang yang beriman..
InsyaAllah..

Enam Pertanyaan Imam Ghazali

1. Apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia ?
2. Apakah yang paling jauh daripada diri kita di dunia ?
3. Apakah yang paling besar di dunia ?
4. Apakah yang paling berat di dunia ?
5. Apakah yang paling ringan di dunia ?
6. Apakah yang paling tajam di dunia ?



Pada suatu hari Imam Ghazali berkumpul bersama-sama dengan murid-muridnya lalu beliau bertanya beberapa pertanyaan:

PERTAMA :
Beliau bertanya apakah yang paling dekat dengan diri kita di dunia lalu muridnya menjawab :"Orang tua, guru, kawan dan sahabat". Imam Ghazali menjelaskan bahawa semua jawapan yang diberikan adalah benar tetapi jawapan yang paling tepat sekali bagi soalan ini ialah 'MATI'.

Firman Alah s.w.t yang bermaksud :
“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” [ QS Ali 'Imran : 185]

KEDUA :
Beliau bertanya apakah yang paling jauh daripada diri kita di dunia lalu muridnya menjawab :" negara China, bulan, matahari dan bintang". Lalu Imam Ghazali menegaskan bahawa semua jawapan yang diberi adalah betul tetapi yang paling betul ialah 'MASA LALU'. Walau dengan apa cara sekali pun kita tidak akan dapat kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita mesti menjaga hari ini dan hari mendatang dengan amalan soleh agar kita tidak sesal di kemudian hari nanti.

KETIGA :
Beliau bertanya tentang apakah yang paling besar di dunia ini lalu muridnya menjawab: " Gunung, bumi, matahari". Lalu Imam Ghazali menjelaskan bahawa semua jawapan yang diberi adalah tepat tetapi yang paling tepat ialah 'NAFSU'. Maka kita mesti berhati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu mengheret kita ke neraka jahanam.

Firman Alah s.w.t yang bermaksud :
“ Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai ”.[QS AlA’raf : 179]

KEEMPAT :
Beliau bertanya tentang apakah yang paling berat di dunia lalu muridnya menjawab :" besi, gajah". Imam Ghazali mengatakan bahawa semua jawapan adalah benar tetapi yang paling benar ialah 'MENANGGUNG AMANAH'. Segala tumbuhan, binatang, gunung ganang tidak sanggup memikul amanah tetapi manusia sanggup memikulnya ketika Allah meminta untuk memikul amanah khalifah di bumi. Manusia ramai yang rosak dan binasa kerana tidak mampu memikul amanah dengan baik akibat kecuaian dan kedegilan mereka dalam mengikut lunas yang telah ditetapkan oleh syarak.

KELIMA :
Beliau bertanya tentang apakah yang paling ringan di dunia lalu muridnya menjawab :" Kapas, angin, debu dan awan". Imam Ghazali menyatakan bahawa semua jawapan yang diberi adalah benar tetapi yang paling benar ialah 'MENINGGALKAN SEMBAYANG' kerana manusia sering mempermudah dan meringankan sembahyang disebabkan terlalu mementingkan urusan dunia.

Firman Alah s.w.t yang bermaksud :
“ Maka dirikanlan solat. Sesungguhnya solat itu suatu kewajipan yang ditentukan waktunya ke atas orang-orang mukmin “. [QS.An-Nisa : 103]

KEENAM :
Beliau bertanya tentang apakah yang paling tajam di dunia lalu muridnya menjawab:''Pedang". Imam Ghazali mengatakan bahawa jawapan itu adalah betul tetapi yang paling betul ialah'LIDAH MANUSIA' di mana disebabkan lidah maka manusia suka menyakiti dan melukai perasaan orang lain sehingga berlakunya perbalahan dan perpecahan.

cinta menurut Ibnu Qayyim al Jawziyah





cinta menurut Ibnu Qayyim al Jawziyah
Ibnu Qayyim rahimahullâh pernah berkata dalam kitab al-Jawâb al-Kâfî li Man Sa'ala ‘an ad-Dawâ' asy-Syâfî (Jawaban Konkrit Bagi Mereka yang Menanyakan Obat Manjur):

“Kasih sayang adalah penyebab hati dan ruh menjadi hidup terpelihara. Hati tidak akan merasa tenteram, nikmat, beruntung, dan merasa hidup bila tanpa cinta. Seandainya hati tanpa cinta, sakitnya lebih terasa daripada mata terasa sakit ketika tidak bisa lagi melihat cahaya, telinga ketika tidak bisa lagi mendengar, hidung ketika tidak bisa lagi mencium, lisan ketika tidak mampu lagi berbicara. Bahkan, hati pun bisa menjadi rusak apabila hampa dari kasih sayang yang sudah merupakan fitrah dalam jiwa manusia. Ia adalah sebuah karunia yang diberikan Sang Pencipta. Oleh karena itu, rusaknya lebih parah daripada kerusakan tubuh manusia yang diisi dengan ruh, dan ini tidak mungkin bisa dikatagorikan menjadi sesuatu yang pasti kecuali orang yang memiliki jiwa yang selalu hidup.”

Ibnu Qayyim rahimahullâh berkata dalam kitab ad-Dâ' wa ad-Dawâ' (Penyakit dan Obat):

“Mencintai wanita itu terbagi tiga, yaitu:
Bagian pertama dan kedua adalah “pendekatan” dan “ketaatan”. Yang termasuk kategori ini dapat dimisalkan seperti mencintai seorang istri. Bentuk cinta semacam ini sangat bermanfaat karena bagaimanapun ia merupakan salah satu syariat yang diperintahkan oleh Allah ta’ala dalam melaksanakan pernikahan. Karena, pernikahan dapat menghindarkan pandangan mata dan hati dari perbuatan semu yang dilarang Islam. Maka dari itulah Allah ta’ala, Rasul-Nya Muhammad saw., dan seluruh manusia menjunjung tinggi martabat pecinta semacam ini.

Sedangkan bagian ketiga adalah “cinta mubah” (cinta yang dibolehkan), seperti cinta seorang laki-laki ketika disebutkan kepadanya sosok seorang wanita jelita, atau ketika seorang laki-laki melihat wanita secara kebetulan lalu hatinya terpaut kepada wanita tersebut, dengan catatan tidak ada unsur maksiat dalam jatuh cinta itu. Cinta semacam ini pelakunya tidak dibebani dosa dan siksa, namun lebih baik menghindar dan menyibukkan diri dengan suatu pekerjaan yang lebih bermanfaat lagi positif serta wajib baginya merahasiakan hal itu. Apabila menjaga dan sabar terhadap suatu hal yang berbau negatif, niscaya Allah ta’ala akan memberikan ganjaran pahala kepadanya dan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik.”

Ibnu Qayyim rahimahullâh tentang cinta yang terpuji:

“Cinta yang terpuji adalah cinta yang memberikan manfaat kepada orang yang merasakan cinta itu untuk kebahagiaan dunia dan akhiratnya. Cinta inilah yang menjadi asas kebahagiaan. Sedangkan cinta bencana adalah cinta yang membahayakan pelakunya di dunia maupun akhirat dan membawanya ke pintu kenistaan serta menjadikannya asas penderitaan dalam jiwanya.”

Ibnu Qayyim rahimahullâh dalam kitab ad-Dâ' wa ad-Dawâ' (Penyakit dan Obat):

“Cinta membangkitkan jiwa dan menata prilaku. Mengungkapkannya adalah suatu kewajaran dan memendamnya menjadi beban.” Lalu, beliau berkata: “Mereka berucap: ‘Kita tidak memungkiri kerusakan cinta jika terbumbui oleh perbuatan tercela kepada sesama makhluk. Yang kita dambakan adalah cinta suci dari seorang laki-laki idaman yang selalu komitmen kepada agama, kehormatan, dan akhlak. Jangan sempat cinta itu menjadi jurang pemisah antara menusia dengan Khaliq-nya dan menyebabkan antara pecinta dengan yang dicintainya jatuh ke dalam perbuatan nista

Pesan Seorang Pemimpin





Ketika engkau kutanya "Apakah engkau mau, jika ku ajak tuk hidup mandiri tanpa mngandalkan Abah ?"
Jawabmu "Aku mau, karna engkau adalah pemimpinku"

Ketika engkau kutanya "Jika suatu hari, seharian aku bekerja...tpi pulang tak membawa apa2,?"
kau pun lantas menyuruhku diam dgn desisan lembutmu, seraya berkata "Aku senang, krn pemimpinku pulang. Bila mas tak mbawakan hasil, pasti hanyalah lapar yg kurasakan. Tapi jika mas tdak pulang2 jua, pasti kegundahan dan kegelisahan yg sangat aku rasakan. Dan itu lbih menyakitkan. Kau pun mengatakannya sambil tersendu. Dan spontan aku katakan "InsyaAllah Aku pasti pulang, untukmu..."

Aku tau, engkau pasti masih menerimaku dgn ikhlas walau aku pulang tak membawa apa-apa.
Diperjalanan pulang, aku berharap melihat sekuntum bunga mawar.

Mawar, indah...tapi berduri.
Akan tetap kupetik walaupun tanganku kan mencucurkan darah akibat terkoyak oleh duri.
Karena akan kuberikan kpadamu, wahai kekasih duniaku.

kau pun bertanya "mengapa kau rela melakukan smua itu, wahai pemimpinku ?"
kujawab "aku ingin melihatmu tersenyum"
bukanlah mawar itu yg aku tuju, tapi senyummu.....
Karena senyummu jauh lebih indah bagiku daripada sekuntum bunga mawar itu.

Kau pun bertanya lagi " Lalu kenapa engkau korbankan tanganmu? "
jawabku "Karna aku tau engkau pasti akn mengobatiku"
disaat itu pula aku yakin bahwa engkau akan menyadari satu hal. Yaitu, aku adalah seorg pemimpin yg rela melakukan apa saja untuk kebahagiaanmu., shg keyakinanmu pun bertambah untuk selalu mentaatiku.

dan disaat itu pula aku berkata kepadamu :

Engkau tercipta bukan dari tulang kepalaku untuk kujadikan atasan. Engkau tercipta bukan dari tulang kakiku untuk kujadikan pesuruh. Akan tetapi engkau tercipta dari tulang rusukku, yang dekat dengan lenganku untuk kulindungi. Dekat dengan hatiku untuk kucintai dan kusayangi.

Kebahagiaan hubungan kita terletak dari keikhlasan kita untuk saling menyayangi...keikhlasan kita untuk saling menerima...dan keikhlasan kita untuk saling mencintai. Ikhlas, disini tentunya berarti melakukan semuanya hanya untuk Allah SWT.

Sebagai pemimpin, itulah pesan pertama yg ingin aku sampaikan kepadamu. Ketahuilah, aku ingin membenarkan cara berpakaianmu,,,,tanpa sedikitpun menyentuhmu. Oleh karena itu, patuhilah.

Filosofi Cinta

Assalamu’alaikum
~
Jangan memuji kecantikan pelangi
Tapi pujilah Allah
Yang menciptakan Langit & Bumi

Jangan percaya
Denga kata-kata bijakku
Tapi percayalah Firman Allah yang Maha Benar

Jangan masukkan namaku di hatimu
Tapi masukkan nama Allah
Hingga hatimu tenang

Jangan sedih jika cintamu di dustakan
Tapi sedihlah jika engkau dustakan Allah
Jangan pula engkau minta cinta kepada penyair
Tapi mintalah kepada Allah
yg memiliki cinta yg kekal dan sejati

Ya Allah yang Maha Rahman & Rahim
Jangan jadikan hatiku batu yg mengeras
Hingga lupa akan rahmatMu

Dalam Diam, Aku Mencintaimu





Aku diam....bukan berarti aku tak peduli kepadamu.
Aku diam....Bukan berarti aku tak memikirkanmu.
Aku diam....bukan berarti aku tak mengharapkanmu.
Aku diam....bukan berarti aku tak merindukanmu.

dan

Aku diam....bukan berarti aku tak mencintaimu.

akan tetapi,

Aku diam....karena aku sungguh memikirkanmu.
Aku diam....karena aku sungguh merindukanmu.
Aku diam....karena cinta sejatiku kepadamu.
Aku diam....karena aku tidak mau menjebakmu kedalam jurang-jurang dosa.

Sungguh aku tidak mau membawamu kejalan yang dimurkai Allah...
Sekali lagi aku tidak mau membawamu kejalan yang dimurkai Allah...

Biarlah rindu ini menghujam qolbuku, shg membuatku bagaikan sebilah samurai yang membelah dadaku.
Biarlah sepi ini menyelimutiku, sehingga membuatku seperti berdiri sendiri ditengah gelapnya padang pasir.
Biarlah kegelisahan ini membelaiku, walaupun terasa bagaikan belaian badai.....biarkanlah.

Walaupun semua ini terasa perih, bagaikan sebuah selimut yang tersimpan ribuan pedang yang siap untuk menghujamku bila aku memakainya, akan tetap aku pakai.
Karena aku yakin, didalam selimut itu tersimpan kehangatan Ridho-Nya.
Yang kan membawaku kedalam mimpi yang indah
Menari bersamamu didalam taman surga, yang dibawahnya mengalir sungai-sungai yang menyejukkan jiwa...

Sungguh....dalam diam aku mencintaimu....

1..2...3 langkah kecilku...

1,2,3 kali kupernah terjatuh. Sakit, terluka, namun berusaha ‘tuk bangkit. Tidaklah mudah, terkadang seolah semuanya sia-sia apalagi ketika harus mulai kembali dari nol.

1,2,3 kali kupernah gagal. Gagal dalam banyak segi kehidupan. Menangis, kecewa, untuk kemudian berusaha untuk menguatkan diri. Sekaligus percaya pada-Nya, bahwa hari esok masih ada senyum ceria yang Dia tawarkan kembali. Tak selamanya hari mendung, akan ada hangatnya sinar mentari yang naungi hatiku sekali lagi.

1,2,3 kali kupernah ragu. Ragu saat hendak melangkah. Akankah langkah ini membuatku maju atau malah menghantarku celaka?

1,2,3 kupernah kecewa. Saat kucurahkan seluruh harap dalam hidup ini, ternyata berujung hal yang amat berbeda dari ekspektasiku. Pernah terasa amat sulit menerima kenyataan yang ada. Sedih pun seolah memilin hatiku dan memenuhinya dengan duka.
Tetapi yang aku tahu pasti…

1,2, 3 langkah kecilku selalu isi hari-hariku. Kuatkan hati dan diriku sekali lagi. Agar aku jangan berhenti. Agar aku terus melangkah dan berjalan. Meskipun perlahan, meskipun tertatih. Karena aku tahu, kesuksesan yang ada di ujung sana tetap menanti. Gagal hari ini, bukan berarti gagal seumur hidup. Justru gagal hari ini, berarti harus bangkit lagi dan belajar dari kesalahan sebelumnya.

1,2,3 kupanjatkan doa dari hati. Doa kepada Sang Pencipta. Agar diriku kembali ingat bahwa hanya Dia tempatku berlindung dari segenap susah dan gelisah. Sekaligus tempat kubawa seluruh tawa ceria dan sumringah, ketika hidupku yang selalu dilimpahi kasih-Nya menjadi wangi semerbak yang harum bagi sekitarku. Yang terpenting, aku tak lari dari-Nya dalam setiap keluh dan kesah. Juga selalu mencari-Nya ketika aku bahagia dan berbunga-bunga.

Karena dalam 1,2, 3, 4,5,6,7,8, 9, 100, 1000, bahkan sepanjang helaan nafasku, aku tahu Engkau ada di sana.

HCMC, 28 Juni 2010
-fon-

from..setitik embun inspirasi.....
thanks....






Bismillahirrahmanirrahim
Saudari-saudariku para Muslimah di Indonesia…
Aku sampaikan salam penghormatanku untuk kalian, salam penghormatan Islam yang agung:
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh,

Amma ba’du…
Kami adalah saudari-saudari Muslimah kalian di Palestina. Kami tumbuh di medan ribath dan jihad. Dan kami selalu berusaha untuk berpegang teguh pada agama kami yang agung, serta mendidik anak-anak kami untuk itu. Karena berpegang teguh pada agama Islam adalah (satu-satunya) tali keselamatan, berdasarkan Firman Allah Ta’ala dalam Surah Ali Imran:

“Dan barang siapa yang menginginkan selain Islam sebagai agama, maka itu tidak akan diterima darinya, dan kelak di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.”

Karena itu, kami selalu berusaha untuk komitmen dengan Alquran dan keislaman kami. Dan seperti itu pula komitmen pemerintahan Islam kami untuk menumbuhkan sebuah generasi yang selalu menjaga Alquran, serta melahirkan ribuan penghafal Kitabullah di setiap tahunnya.

Dari bumi Palestina, medan ribath ini, kami mengirimkan surat persaudaraan dari lubuk hati yang dipenuhi cinta kepada saudari-saudari kami di Indonesia. Melalui surat ini, kami haturkan rasa terima kasih kepada semuanya atas sikap dan dukungan mereka untuk anak-anak bangsa Palestina kami.

Melalui surat ini juga, kami mendorong mereka untuk selalu mentarbiyah (membina) anak-anak mereka dengan tarbiyah Islamiyah dan komitmen dengan Syariat Allah; karena dalam itu semua terdapat pembinaan terhadap ruh dan jiwa, serta keteladanan terhadap akhlak Rasul kita yang mulia Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya yang mulia. Perhatikanlah sahabat mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika mengatakan:

“Janganlah seorang dari kalian meminta dari dirinya selain al-Qur’an. Sebab jika ia mencintai al-Qur’an dan mengaguminya, niscaya ia akan mencintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun jika membenci al-Qur’an, maka ia akan membenci Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”

Karena itu, siapakah di antara kita yang dapat menerima dirinya atau anak-anaknya menjadi orang yang benci kepada Allah dan Rasul-Nya yang kelak akan memberi syafaat kepada kita di hari kiamat?

Itulah sebabnya, saya membisikkan ke telinga saudara-saudara kami tercinta, kaum Muslimin di manapun berada: “Kalian harus terus mempelajari dan menghafalkan Alquran, serta berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Islam. Sebab sesungguhnya siapapun yang menginginkan kemuliaan dengan Islam, niscaya Allah akan memuliakannya. Namun siapa yang mencari kemuliaan dengan selain Islam, niscaya Allah akan menghinakannya.”

Semoga Allah selalu memberikan taufiq-Nya untuk kalian untuk mengikuti apa saja yang dicintai dan diridhai-Nya. Saudari-saudarimu, para Muslimah yang sedang berjihad di bumi Palestina

Keputusan Hakim

Cerita ini terjadi di kota New York pada pertengahan 1930an ketika AS mengalami depresi ekonomi. Saat itu hari amat dingin. Di seluruh penjuru kota , orang-orang miskin nyaris kelaparan. Di suatu ruang sidang pengadilan, seorang hakim duduk menyimak tuntutan terhadap seorang wanita yang dituduh mencuri septong roti. Wanita itu berdalih bahwa anak perempuannya sakit, cucunya kelaparan, dan karena suaminya telah meninggalkan dirinya. Tetap saja penjaga toko yang rotinya dicuri menolak untuk membatalkan tuntutan. Ia memaksa bahwa wanita itu harus dihukum untuk menjadi contoh bagi yang lainnya.*

Hakim itu menghela nafasnya. Sebenarnya ia enggan menghakimi wanita ini. Tetapi ia tidak punya pilihan lain. "Maafkan saya," katanya sambil memandang wanita itu. "Saya tidak bisa membuat pengecualian. Hukum adalah hukum, jadi Anda harus dihukum. Saya mendenda kamu sepuluh dolar, dan jika kamu tidak mampu membayarnya maka kamu harus masuk penjara sepuluh hari."*

Wanita itu tertunduk, hatinya remuk. Tanpa disadarinya, sang hakim
mencopot topinya, mengambil uang sepuluh dolar dari dompetnya, dan
meletakkan uang itu dalam topinya. Ia berkata kepada hadirin:*

"Saya juga mendenda masing-masing orang yang hadir di ruang sidang ini
sebesar lima puluh sen karena tinggal dan hidup di kota ini dan membiarkan
seseorang kelaparan sampai harus mencuri untuk menyelamatkan cucunya dari kelaparan. Tuan Bailiff, tolong kumpulkan dendanya dalam topi ini lalu
berikan kepada terdakwa."*

Akhir cerita, wanita itu meninggalkan ruang sidang sambil mengantongi
empat puluh tujuh dolar dan lima puluh sen, termasuk di dalamnya lima puluh sen yang dibayarkan oleh penjaga toko yang malu karena telah menuntutnya.*

Tepuk tangan meriah dari kumpulan penjahat kecil, polisi New York , dan
staf pengadilan yang berada dalam ruangan sidang mengiringi kepergian wanita
itu. (NN)

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda