lagi pengen ngumpulin resep2 makanan....udah gede harus bisa masak atuwh...
bekal buat nikah.......walaupun masih jauh tapi harus dari sekarang...
hehehe....
Resep Kue - Pie Kurma
Resep Kue - Resep Kue
Tuesday, 01 September 2009
Bahan pie :
• 50 gr gula pasir, haluskan
• 125 gr Margarine
• 250 gr Tepung Terigu
• 1 butir Kuning Telur
Bahan cake :
• 80 gr Gula Pasir
• 75 gr Mentega Kocok
• 60 gr Tepung Terigu
• 15 gr Susu Bubuk
• 8 Butir Kuning Telur
Topping :
• Butter Cream siap pakai
• Kurma, Belah dua
Cara Membuat :
• Kulit : Kocok Gula pasir dan margarin hingga lembut, masukkan kuning telur kemudian kocok rata. Setelah itu tambahkan terigu dan aduk rata
• Masukkan adonan dalam cetakan pie beroles margarin, tusuk tusuk dasarnya dengan garpu
• Cake : Kocok gula pasir dankuning telur hingga mengembang, masukkan terigu dan susu bubuk, aduk rata. Masukkan dan kocok mentega kemudian aduk rata.
• Tuang adonan cake diatas kulit pie , panggang dalam oven 170 C hingga matang.
• Angkat
• Tambahkan butetr cream, tempelkan kurma, hias sesuai dengans elera. Sajikan.
Resep Masakan Indonesia - Ayam Bumbu Rujak
Resep Masakan - Resep Masakan Indonesia
Wednesday, 15 July 2009
Ayam Bumbu Rujak
Bahan :
• 1 ekor ayam sedang
• 1 gelas santan kental
• 2 lembar daun salam
• 2 lembar daun jeruk purut
• 1 batang serai yang dimemarkan
Bumbu :
• 5 buah cabe merah
• 2 siung bawang putih
• 4 buah kemiri
Cara memasak :
• Ayam dibersihkan, cuci kemudian poting menjadi 4 bagian
• Bumbu dihaluskan kecuali serai, daun salam dan dun jeruk purut. Tumis hingga harum
• Masukkan ayam dan santan kental sambil diaduk rata
• Masak terus sampai matang kemudian dipanggang hingga kering
Resep Masakan Indonesia - Udang Goreng Saus Tiram
Resep Masakan - Resep Masakan Indonesia
Friday, 25 May 2007
dannies25@aol.com
Bahan :
500 gr udang ukuran besar, kupas, sisakan ekornya, belah punggungnya
1/2 sdt oregano kering
1/2 sdt merica bubuk
1 sdm air jeruk nipis
1/2 sdt garam halus
1 butir telur ayam, dikocok
50 gr tepung maizena
2 sdm mentega
50 gr bawang bombay, iris tipis
2 siung bawang putih, cincang halus
3 buah cabe merah, buang bijinya, iris menyerong 1 cm
125 gr biji jagung manis kalengan
1 sdm saus tiram
1/2 sdt merica bubuk
1/2 sdt garam halus
15 helai daun kucai, potong 2 cm
Cara membuat :
Rendam udang bersama oregano, merica, air jeruk nipis, dan garam. Diamkan selama 30 menit. Tiriskan.
Celupkan dalam telur kocok, angkat, gulingkan dalam tepung maizena hingga rata.
Goreng udang dalam minyak panas hingga kekuningan. Angkat dan tiriskan.
Panaskan mentega, tumis bawang bombay dan bawang putih hingga layu.
Masukkan cabe dan jagung manis. Aduk hingga cabe layu. Lalu masukkan udang goreng, aduk rata.
Tambahkan saus tiram, merica, dan garam. Aduk hingga sayuran matang.
Masukkan kucai, aduk dan angkat. Sajikan panas-panas.
Resep Masakan Indonesia - Soto Kudus
Resep Masakan - Resep Masakan Indonesia
Wednesday, 20 June 2007
Bahan-bahan :
1 ekor ayam kampung, potong 4 bagian
3 butir telur rebus potong serasi
100 gr tauge diseduh
2 sdm sledri dirajang halus
2 sdm bawang putih dirajang dan digoreng
75 ml kecap manis
2 buah jeruk nipis diambil airnya
2 batang serai
1 1/2 sdt garam
1 sdt gula
1 1/2 liter air
Minyak goreng dan nasi putih secukupnya
Bumbu yang dihaluskan :
6 buah bawang putih
6 siung bawang merah
1 sdm ketumbar
1/2 sdt Jintan
6 butir kemiri
3 cm jahe
Cara Membuat:
Panaskan air kemudian rebus ayam dengan api kecil hingga kaldu harum dan ayam matang.
Panaskan minyak goreng, tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum dan matang beserta serai, masukkan ke dalam rebusan ayam, garam, gula dan bawang putih goreng.
Teruskan memasak hingga bumbu meresap ke dalam ayam, angkat ayam dan suwiri.
Letakkan nasi ke dalam mangkok, masukkan tauge, telur, sledri, suwiran ayam, air jeruk dan sedikit kecap manis, tuangkan kuah sotonya, siap hidangkan.
Es Krim - Es Krim Kelapa Muda
Resep Minuman - Resep Es Krim
Tuesday, 22 May 2007
Sumber: ibu ibu DI
Bahan - bahan :
100 ml air kelapa muda
700 ml susu segar
pewarna merah muda
1 sdm tepung maizena, larutkan dengan sedikit air
3 kuning telur ayam, kocok
200 g daging kelapa muda, keruk halus
100 ml krim kental
Cara membuat :
Campur air kelapa dan susu. Aduk rata.
Beri beberapa tetes pewarna merah muda, aduk rata. Jerangkan di atas api kecil sambil aduk hingga panas.
Tuangi larutan maizena, aduk hingga kental dan mendidih.
Ambil sedikit adonan, aduk dengan kuning telur. Tuangkan kembali ke dalam adonan. Masak hingga mendidih. Angkat, aduk-aduk hingga uapnya hilang dan menjadi hangat.
Tambahkan kelapa muda dan krim aduk rata. Tuangkan ke dalam wadah.
Simpan dalam freezer hingga setengah beku. Keluarkan, aduk rata.
Simpan kembali dalam freezer hingga beku.
Sendoki dalam gelas-gelas saji. Sajikan dingin
Resep Masakan - Resep Masakan - Spaghetti Daging Iga & Telur
Resep Masakan - Resep Makanan Barat
Wednesday, 16 April 2008
Bahan:
150 g spaghetti kering
1 sdm mentega
1 siung bawang putih, cincang
10 g bawang Bombay, cincang
100 g daging iga sapi asap/beef bacon, cincang kasar
125 ml krim segar encer
1/2 sdt biji mustard
1/2 sdt oregano kering
1/2 sdt merica hitam bubuk
1 sdt garam
1 butir kuning telur ayam
Taburan:
1 sdm keju parmesan parut
Cara membuat:
Rebus spaghettini dengan air seukupnya hingga lunak. Angkat dan tiriskan.
Tumis bawang putih dan bawang Bombay hingga layu dan harum.
Masukkan daging iga asap, aduk hingga agak kering dan lemak meleleh.
Tuangi krim encer dan bubuhi bumbu lalu didihkan.
Masukkan spaghetti, aduk hingga rata.
Jika suka telur matang, masukkan langsung kuning telur dan aduk hingga matang.
Angkat, taburi keju parmesan.
Sajikan panas. Jika suka telur setengah matang, taruh kuning telur di atas spaghetti dan aduk selagi panas dan santap segera.
Resep Masakan - Ikan Bumbu Balado
Resep Masakan - Resep Masakan Indonesia
Wednesday, 31 October 2007
Ikan Goreng Bumbu Balado
Bahan:
Ikan kembung 6 bh dibersihkan beri sedikit cuka/air jeruk nipis dan garam.
Daun jeruk 3 lbr.
Tomat besar 1 bh dipotong jadi 6 bagian.
Minyak untuk menggoreng.
Garam dan gula secukupnya
Bumbu tumbuk kasar:
Cabe merah 10 bh
Bawang merah 8 bh
Cara memasak:
Goreng ikan kembung dengan minyak panas sampai kecoklatan sisihkan.
Sisakan minyak bekas menggoreng ikan 5 sdm lalu masukan bumbu halus dan daun jeruk aduk sampai wangi dan masukan tomat aduk dengan api sedang-kecil, masak sampai bumbu dan tomat matang, lalu masukan ikan goreng tadi diamkan sebentar dengan api kecil lalu hidangkan.
Sumber dari http://www.myonlinerecipe.com/index.php?detailed=95
Resep Masakan - Gulai Ayam
Resep Masakan - Resep Masakan Indonesia
Monday, 13 July 2009
Gulai Ayam
Bahan :
• 1 ekor ayam sedang
• 10 buah cabe merah
• 10 buir bawang mera, diiris
• 4 siung bawang putih, diiris halus
• 1 ruas kunyit
• 1 ruas lengkuas
• 4 sendok makan ketumbar
• 5 sendok makan minyal samin
• 1 sendok teh adas halus
• 1 potong kayu manis
• 1 sendok teh pala
• 1 sendok asam jawa
• 2 sendok makan kelapa gongseng dihaluskan
• 2 ½ gelas santan
• Sejumput jinten
Cara memasak :
• Ayam dipotong-potong, cuci bersih, tiriskan
• Haluskan cabe, kunyit dan lengkuas
• Tumis bawang mera, bawang putih dan kayu manis dengan minyak samin sampai kering dan kuning, masukkan cabe dan goreng sebentar.
• Masukkan ketumbar halus serta potongan ayam, beri air secukupnya, rebus hingga empuk
• Masukkan santan dan air asam jawa, aduk
• Bila santan mendidih angkat dan siap dihidangkan
Alhamdulillah...kita masih ketemu..
setelah sekian lama aku g nulis di blog,kangen juga...
ooh ya...Taqabbalallahu minna wa minkum mohon maaf lahir bathin...
apabila ada salah2 kata atw ucapan....
setelah menjalani sebulan penuh puasa,dibakarlah dosa2 kita....
dan ssemoga kita menjadi insan yg suci setelah dibakar dosa2 kita di bulan ramadhan..amiin..........
wah...ada episode terbaru dalam hidupku sekarang....
aku kini merubah hampir 30% planning hidupku kedepan....
setelah berunding dengan keluarga,,mama dan abangku....
awalnya ketika abangku yg pling besar berniat memintakan tazkiyah untukku agar mempermudah untuk memasuki univeristas yg kutuju..*yg wktu itu kuceritakan
ternyata DR.Muhith (nama ulama itu),beliau menyarankan lebih baik aku melanjutkan study ku ke yaman....disana ada anak belliau...karena untuk memasuki saudi perlu mahram....kata abangku" masa mw di nkahin dlu??" nampaknya dia tdk ingin nantinya kuliahku terganggu....yaa....aku juga g mw nantinya aku disibukkan dgn hal lain...
yaa..akhirnya keputusan terakhir tahun depan insyaAllah aku berangkat ke negri ratu saba itu....doakan saja,,moga studyku lancar...dan ilmuku berkah serta manfaat...
tapi yang pasti ... ambisiku ini masih ingin kuliah di ummul quro...mudah2an aku bisa melanjutkan s2 ku ke sana.....amiiin.........
mohon doa yaa dari semuanya.....
hikamh besar yg aku dapatkan...
mungkin kata-kata ini basi,,tapi kalo kita yg ngejalanin rasanya sulitt....
apa yang kita rencanakan belum tentu akan terjadi....tawakkal kpd Allah itu kunci penguatnya....
sami'na wa atho'na.....insya allah berkah...
sudah hampir 23 hari ramadhan menemani hari-hari kita....
tak terasa begitu cepat ia berlalu..
rasanya tak ingin ia meninggkalkanku.aku masih ingin memeluk berjuta rahmat di bulan agung ini...........
bagai kehilangan orang yang dicintai ketika ramadhan berlalu begitu saja tanpa satu manfaat pun yang kita lakukan untuk memuliakannya.
khusus untuk ramdhan kali ini...alhamdulillah aku rasa lebih baik dari tahun kemarin.pastinya harus,,,udah lebih dewasa...bukan ank2 yg cuma bisa dimaklumi sama orang dewasa.....
contoh kecil dari tilawah,alhamdulillah melebihi apa yang aku targetkan....
tapi masih kalah jauh lah sama imam syafi'i...sehari 2x khatam....
yang terpenting....
apakah tahun ini kita berada dalam keberuntungan???mendapatkan lailatul qadar..???
dan apakah keberuntungan masih berpihak kepada kita untuk menjumpai tamu agung ini di tahun yang akan datang.............
masih ada sisa waktu ...
masih banyak kesempatan....
Ya Rahmaan...
izinkan kami kembali memeluk tamu agung ini di tahun yang akan datang....
anugerahkan kepada kami lezatnya keimanan itu .... lebih baik dari apa yang baru kami rasakan saat ini.............
Al-Qur’an adalah roh yang bisa memberi kekuatan dan kehidupan manusia secara psikologis ruhiyah. Hal ini bertepatan dengan ungkapan Malik bin Dinar tentang roh Al-Qur’an:
“Wahai Ahlul Qur’an!, apa yang telah ditanam oleh Al-Qur’an ke dalam lubuk hatimu?. Sesungguhnya Al-Qur’an adalah penyubur hati sebagaimana hujan yang menyuburkan bumi.”
Dalam konteks ruh yang memiliki pengertian Al-Qur’an, terdapat empat ayat
membahasnya, yaitu surah An-Nahl: 2, Ghafir: 15, Asy-Syura: 52 dan Surah Al-Isra’: 58 yang dipahami secara analogis. Tentunya, penamaan Al-Qur’an dengan ruh bukan kebetulan dan tanpa hikmah yang perlu digali oleh hamba-Nya yang merindukan keberkahan dan kekuatan dari Al-Qur’an, seperti juga nama dan sifat lain yang dimiliki oleh Al-Qur’an yang mencerminkan fungsi dan perannya yang komprehensif dan universal. Betapa hanya Al-Qur’an yang bisa diandalkan menyelesaikan masalah kemanusiaan dalam segala bentuknya.
Sayyid Qutb menyatakan pandangannya tentang penamaan Al-Qur’an dengan ruh berdasarkan firman Allah: “(Dialah) Yang Maha Tinggi derajat-Nya, Yang mempunyai ‘Arsy, Yang memberi ruh dengan (membawa) perintahNya kepada siapa yang dikehendakiNya di antara hamba-hambaNya, supaya dia memperingatkan (manusia) tentang hari pertemuan (hari kiamat).”
(Ghafir: 15) bahwa ini merupakan kinayah tentang wahyu. Redaksi yang digunakan dalam ayat ini mengisyaratkan dua hal:
pertama, bahwa wahyu (Al-Qur’an) adalah ruh dan kehidupan bagi manusia, tanpa ruh ini manusia tidak akan bisa hidup dengan baik dan benar.
Kedua, bahwa wahyu itu turun dari tempat yang tinggi kepada siapa yang dipilih dari hamba-hamba-Nya. Redaksi ini bertepatan dengan sifat Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.
Selanjutnya beliau juga menafsirkan ruh dalam ayat-ayat ini sebagai sebuah kekuatan yang menggerakkan, mempertahankan kehidupan di dalam hati, bahkan di dalam kehidupan nyata sehari-hari.
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (Al-Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura: 52)
Kekuatan besar dari sentuhan Al-Qur’an ini dirasakan benar oleh para sahabat Rasulullah karena memang mereka menerima Al-Qur’an ini dengan segenap hati, pikiran dan kemauan mereka. Seperti yang diriwayatkan oleh Ath-Thobroni dan Al-Baihaqi dari Abdullah bin Amr bin Ash bahwa ia berkata:
“Ketika turun surah Az-Zalzalah, maka serentak Abu Bakar yang sedang duduk waktu itu menangis. Maka Rasulullah saw. pun menghampirinya dan bertanya, “Apa yang membuat engkau menangis wahai Abu Bakar?”. Surah inilah yang membuat aku menangis”. Maka Rasulullah menenangkan dengan sabdanya:
“Jika kalian tidak pernah melakukan dosa dan kesalahan, maka Allah akan menciptakan kaum lain yang mereka itu melakukan salah dan dosa kemudian mereka bertaubat dan Allah mengampuni mereka.”
Dalam riwayat lain dari Abdullah bin Hanthob bahwa Rasulullah saw. pernah membacakan surah ini dalam satu majlis di mana seorang Arab Badui ikut serta duduk bersama. Setelah mendengar ini, lelaki itu lantas keluar sambil menyesali dirinya “alangkah buruknya aku”. Maka Rasulullah mengatakan kepada para sahabatnya, “sungguh iman telah masuk ke dalam hati lelaki badui tadi.”
Maka sangat tepat ungkapan Dr. Yusuf Al-Qaradlawi yang menegaskan bahwa:
“Al-Qur’an adalah “ruh Rabbani” kekuatan Rabbani yang akan mampu menghidupkan dan menggerakkan akal fikiran dan hati. Sebagaimana Al-Qur’an juga undang-undang Allah yang mengatur kehidupan manusia sebagai individu dan bangsa secara kolektif.”
Syekh Muhammad Al-Ghazali menyebutkan:
“Al-Qur’an inilah kitab yang membentuk jiwa, membangun umat dan kebudayaan mereka. Inilah sesungguhnya kekuatan Al-Qur’an. Namun yang sangat disayangkan bahwa cahaya ini tidak nampak di depan umat Islam karena mata-mata mereka sudah tertutup sehingga aib dalam konteks sekarang ini bukan aib Al-Qur’an, tetapi aib pandangan manusia yang lebih mengagungkan kekuatan lain selain Al-Qur’an. Padahal Allah sudah berfirman, “Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan, dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Al-Ma’idah: 15-16)
Kekuatan lain yang seharusnya kita sadari dari Al-Qur’an yang mulia ini bahwa Al-Qur’an merupakan sistem hidup yang mengarahkan orang-orang yang beriman untuk mewujudkan kehidupan dalam bingkai keimanan. Sebuah hakikat kehidupan yang meliputi segenap komponen yang ada pada diri manusia; menghidupkan fisik, perasaan, getaran jiwa, kemauan, pikiran dan kehendaknya.
“Supaya dia (Muhammad) memberi peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya) dan supaya pastilah (ketetapan azab) terhadap orang-orang kafir.” (Yaasin: 70)
Ibnu Qutaibah dalam kitab “Tafsir Gharibil Qur’an” memahami kalimat “Hayyan” di dalam ayat ini dengan pengertian seorang mukmin yang hidup karena memperoleh petunjuk Allah swt. demikian juga dengan firman Allah swt.:
“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am: 122).
Yang dimaksud dengan orang yang hidup dalam ayat ini adalah orang yang beriman dan orang yang mati adalah orang kafir. Makanya Allah membedakan keduanya dengan menggunakan istilah ini juga di dalam firman-Nya: “Dan tidak (pula) sama orang-orang yang hidup dan orang-orang yang mati.” (Fathir: 22)
Sesungguhnya, berbagai ujian yang mengejutkan bangsa ini semakin membuktikan hakikat yang tidak terbantahkan akan kelemahan manusia dan hajat mereka akan pertolongan Allah swt. bahwa sesungguhnya sumber kekuatan satu-satunya adalah Allah yang menciptakan segalanya dan kita akan meraih kekuatan itu dengan menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber kehidupan dan kekuatan kita.
Sekali lagi, Allah swt. mengingatkan kita akan kekuatan Al-Qur’an.
“Dia menurunkan para malaikat dengan (membawa) ruh (Al-Qur’an) dengan perintah-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya, yaitu: “Peringatkanlah olehmu sekalian, bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka hendaklah kamu bertakwa kepada-Ku.” (An-Nahl: 2)
Memang sudah saatnya bagi kita untuk menerima Al-Qur’an dengan segenap perasaan, pikiran dan kehendak kita dan tidak mengharap atau menggantungkan kekuatan lain di luar dari kekuatan firman-Nya.
“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Al-Hadid: 16).
Selama kita masih mengharap datangnya kekuatan lain, maka selama itu pula kita tidak akan meraih kehidupan yang mulia di bawah bimbingan dan naungan Al-Qur’an.
Wallahu a'lam bishowab....
lengkapnya di...www.dakwatuna.com
Allah berfirman, ‘dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).’ (an-Najm: 4)
Among the prophet's handed down invocations - narrated 'A'isha,the prophet used to say -’O Allah! Wash away my sins with the water of snow and hail, and cleanse my heart from all the sins as a white garment is cleansed from the filth ‘ ( Ibn-Maga )And in another text
Di antara doa-doa yang selalu dibaca Nabi saw adalah yang diriwayatkan ‘Aisyah,
اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِمَاءِ الثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّ قَلْبِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ
‘Ya Allah, cucilah dosa-dosaku dengan air es dan salju, dan bersihkanlah hatiku dari dosa-dosaku sebagai pakaian yang putih dibersihkan dari kotoran.’ (HR Muslim)
Aisyah juga meriwayatkan bahwa Nabi saw berdoa, ‘Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab neraka Jahannam, dari siksa kubur, dari buruknya ujian kekayaan dan kemiskinan, dan berlindung kepada-Mu dari kejahatan dari huru-hara Dajjal. Ya Allah, bersihkanlah dosa-dosa kudengan air es dan salju, sucikanlah hatiku dari dosa-dosa sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran, dan jauhkanlah dariku dosa-dosa sejauh jarak timur dan barat. Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kelambanan, kepikunan, dosa, dan hutang.’ (Shahih al-Bukhari, 5900)
Meskipun kita mengulang-ulang doa ini, namun kita tidak mengetahui fakta ilmiah yang terkandung dalam kalimat-kalimatnya. Di antara sekian banyak benda cair, Allah menjadikan air sebagai sumber kehidupan bagi makhluk hidup. Allah berfirman di dalam al-Al-Qur’an, ‘Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.’ (al-Anbiya’:30).
Air mempunyai kemampuan ajaib saat digunakan untuk membersihkan dan mencuci kotoran. Saya akan berbicara tentang sebagian dari karakteristik air:
Air terdiri dari dua atom hidrogen dan satu atom oksigen terhubung bersama-sama dengan ikatan kovalen polar. Polaritas ini (yang timbul akibat perbedaan elektron antara atom oksigen dan atom hidrogen) menghimpun molekul-molekul air dengan ikatan hidrogen lemah yang memberi air itu karakteristik yang berbeda dan unik, yang tidak dimiliki cairan sejenis dengan struktur yang senyawa, dan hal ini mengakibatkan beberapa perubahan dalam karakteristik-karakteristik fisiknya. Air mendidih pada suhu 100 derajat dan mempunyai tekanan permukaan yang tinggi. Dan juga banyak karakteristik lain, dan di sini bukan tempatnya untuk menyebutkan.Gambar berikut menunjukkan ikatan molekul-molekul air dalam tiga tahapannya (air, es, uap).
Air, yang secara kimiawi dianggap sebagai bahan pelarut umum mempunyai suatu kemampuan yang besar untuk memecahkan banyak zat ion karena molekul polar air menyerang kristal campuran jika ia kualitas ion. Ia mengisolasi kristal-kristal yang tertarik di dalam kisi kristal. Dan sebagai hasilnya adalah daya tarik yang bersifat mutual antara molekul polar air dan ion. Daya tarik antara ion-ion itu terjadi di dalam kristal, dan sebagai hasilnya zat-zat yang terurai itu terpisah dari dari molekul-molekul air. (Seperti yang ditunjukkan gambar berikut)
Doa ini menyamakan dosa dan kesalahan dengan kotoran yang dibersihkan dengan air. Jadi, bagaimana proses pembersihan dengan air itu terjadi?
Ketika noda dan kotoran menempel pada kain, maka berlangsung daya tarik antara kain dan kotoran. Air menembus noda dan membasahi kain. Dan karena adanya kualitas polar dan kapiler pada air, maka air membuat kotoran itu larut dengan cara mengisolasi ion-ionnya satu sama lain, sehingga kekuatan perekat antara ion itu menjadi lemah, terutama jika ia termasuk zat yang larut di dalam air.
Jika noda bersifat lemak yang tidak larut dalam air, maka air terpental dalam bentuk bola-bola yang tidak membasahi permukaan kain karena kekuatan adesif (lekat) antara air dan noda lebih rendah daripada daya lekat molekul-molekul air itu sendiri. Karena itu, kotoran tersebut harus dicuci dengan air dan sabun. Karena pengurai pada sabun itu mengurangi tegangan permukaan air, sehingga sabun itu menyebar ke lemak dan bereaksi dengannya membentuk emulsi lemak, dan meningkatkan daya tarik-menarik antara air dan noda menjadi yang lebih kuat, sehingga kotoran meninggalkan permukaan kain seperti yang dalam gambar berikut.
Tetapi, doa di atas menunjukkan cara lain membersihkan, yaitu dengan air es. Bagaimana bisa air es menjadi alat pembersih?
Kita semua tahu bahwa ketika air itu membeku, maka ia menjadi es pada suhu nol derajat, dan pola hubungan molekul-molekulnya juga berubah sehingga menjadi seperti lingkaran benzene, seperti yang ditunjukkan dalam gambar 4.
Ada sebagian kotoran yang tidak bisa dibersihkan dengan air, atau dengan air dan sabun, karena daya lekat antara kotoran dan pakaian sangat besar, seperti noda lilin pada pakaian.
Ketika sepotong es diletakkan di atasnya, maka suhu dingin itu berfungsi mendekatkan molekul-molekul Artikel ini sehingga daya lekat antara Artikel tersebut dan pakaian menjadi berkurang, dan itu membuatnya terlepas dari pakaian.
Sedangkan salju itu terbentuk pada suhu yang lebih rendah dari nol-derajat. Jika ada kotoran yang membandel, maka air salju dapat mengurai partikel-partikel kotoran tersebut secara lebih kuat daripada es, sehingga kotoran tersebut terpisah dari pakaian dan hilang.
Doa ini menyamakan dosa dengan kotoran yang harus dicuci dengan air. Sedangkan kotoran yang tidak bisa hilang dengan air itu dihilangkan dengan es. Dan yang tidak bisa hilang dengan es itu dihilangkan dengan salju, agar tidak tersisa lagi dosa-dosa seseorang.
Rasulullah saw dalam hadits lain bersabda, ‘Bagaimana pendapat kalian jika di depan pintu salah seorang dari kalian terdapat sungai, lalu ia mandi di dalamnya lima kali setiap hari, apakah masih tersisa kotoran padanya?’ Mereka menjawab, ‘Tidak akan tersisa sedikitpun kotoran padanya.’ Lalu Nabi bersabda, ‘Itulah perumpamaan shalat lima waktu. Allah akan menghapus dosa-dosa denganya.’ (HR Bukhari)
Ini adalah dalil lain bahwa air merupakan sarana pembersih kotoran dan dosa. Mahasuci Allah yang mengajari Nabi yang ummi hakikat ilmiah ini.
Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Umat Islam Dunia mengatakan dalam sambutannya di acara muktamar “Makkah Poros Dunia” yang diselenggarakan di Doha, Qatar 19/4/2008, perihal pentingnya Makkah Al Mukarramah, keutamaannya, kesuciannya dan kedudukannya di mata umat Islam.
Beliau menegaskan bahwa penetapan teori bahwa Makkah merupakan poros bumi atau pusat gravitasi bumi adalah penguatan dan penegasan akan potensi Islam, sekaligus menguatkan kehormatan kaum muslimin, yaitu kehormatan karena agamanya, umatnya dan peradabannya.
Kiblat Fenomena Kesatuan
Beliau mengisyaratkan sebagian karakteristik umat Islam, di antaranya adalah umat pertengahan, umat yang seimbang, sebagaimana yang disebutkan dalam Al Qur’an. Dan kemulyaan umat Islam dengan risalah Islam yang merupakan penutup yang dibawa oleh Rasul kemanusiaan, Muhammad saw. Sekaligus kemulyaan umat Islam dengan Kitab Sucinya yang tidak akan pernah berubah atau tergantikan… Sebagaimana juga Allah swt menjadikan bagi umat Islam sebaik-baik rumah yang dibangun untuk semua umat manusia di muka bumi, yaitu Ka’bah Al Musyarrifah, yang merupakan kiblat kaum muslimin di setiap zaman dan tempat.
Beliau menambahkan, bahwa kiblat umat Islam merupakan bagian terpenting dari fenomena persatuan dan kesatuan umat Islam, yaitu ketika kaum muslimin baik di Timur atau di Barat melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari. Karena Allah swt. sesuai dengan kehendak-Nya sendiri memilih tempat-tempat, zaman, manusia dan malaikat untuk dilebihkan atas yang lainnya.
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Al Qaradhawi menambahkan bahwa Islam tidak memiliki beban atau permasalahan dengan ilmu pengetahuan, terutama ketika ilmu pengetahuan dikaji dengan benar sehingga mengantarkan kepada kesimpulan yang nyata secara ilmiyah dan benar, karena kata beliau, Islam menggiatkan dan menerima dengan terbuka ilmu pengetahuan dan hasil-hasil yang dicapai ilmu pengetahuan itu.
Tidak ada benturan dan pertentangan antara Islam dan ilmu pengetahuan. Dan karena itu Islam menerima secara terbuka semua ilmuwan yang mengkaji seputar Makkah.
Beliau pada kesempatan itu mengucapkan terimakasih kepada panitia yang telah menyiapkan kegiatan muktamar ini, guna menguatkan potensi Islam, menguatkan rasa terhomat umat Islam dengan risalahnya, dengan agamanya, dengan umatnya dan dengan peradabnya. Sebagaimana beliau mengucapkan terimakasih kepada peserta yang terdiri dari para pakar dan cendekiawan yang menghadiri kegiatan ini, karena dorongan ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Beliau juga mengharapkan semoga kegiatan ini membawa kebaikan bagi umat semua.
Jam Makkah
Dalam kegiatan muktamar itu salah seorang ilmuwan bernama Yasin As Syauk, kelahiran Palestina, berkebangsaan Perancis, mempresentasikan dengan detail penemuannya ”Jam Makkah” yang menegaskan dengan nyata bahwa Makkah merupakan poros bumi, dan karenanya Makkah berhak dijadikan patokan waktu dunia yang benar, menggantikan pemakaian waktu greenwich -London-.
Asy Syauk mengatakan, ”Jam yang ditemukannya ini menyatukan kiblat dari segala tempat di dunia. Jarum jam ini berputar dari kiri ke kanan, sebagimana pergerakan ini juga selaras dengan pergerakan alami alam mayapada ini. Seperti pergerakan bintang-bintang dan segala yang mengorbit di sekitar matahari, sebagaimana pergerakan aliran darah di tubuh manusia.
Beliau menambahkan, bahwa kisah penemuan ”Jam Makkah” diilhami dari banyaknya kaum muslimin yang tidak bisa menentukan arah kiblat ketika mereka bepergian atau di saat mereka mulai mukim di berbagai tempat yang berbeda di dunia. Maka beliau mengkaji ulang teori-teori geografi ilmuwan-ilmuwan sebelumnya, yang melihat dan mengatakan bahwa Makkah adalah pusat bumi yang bulat, dengan berpegang argumentasi peristiwa-peristiwa peta geografi, peta “masahat” dan peta Makkah Al Mukarramah.
Rekomendasi Muktamar
Para nara sumber dalam kegiatan ini –mereka notabene ilmuwan agama dan ilmuwan akademik yang spesialisasi keilmuannya tentang ilmu bumi- memaparkan sebagian bukti-bukti dan dalil-dalil ilmiyah yang menguatkan kebenaran teori bahwa Makkah merupakan poros bumi, dengan mengacu pada penemuan ”Jam Makkah” yang bisa menyatukan kiblat di manapun berada di dunia ini. Sebagimana mereka menguatkan dengan dalil Al Qur’an dan As Sunnah, yang mengungkapkan kemulyaan dan kelebihan Makkah al Mukarramah, di mana Al Qur’an menyebutnya dengan istilah ”Ummul Qura”.
Para peserta muktamar merekomendasikan mendesaknya sosialisasi pemikiran menjadikan waktu Makkah sebagai waktu bagi semua negara Arab. Karena kita adalah penduduk Makkah, sehingga ”Jam Makkah” lebih berhak untuk kita jadikan waktu kita dari pada waktu greenwich, yang secara ilmiyah waktu greenwich tidak benar dan tidak berdasar sama sekali.
Sebagaimana mereka meminta dengan penemuan ”Jam Makkah” ini menjadi jalan dan kesempatan untuk mengembalikan orisinilitas pengetahuan sesuai jalur yang benar. Karena kita telah terperosok pada cara berpikir Barat yang telah mencekoki pemikiran, metodologi, dan keyakinan kita.
”Jam Makkah” menjadi sarana efektif bagi pelurusan ilmu pengetahuan yang keliru selama ini. (yq/ut)
Ya Allah, Ku Mohon Rahmat-Mu (Do’a Al Qaradhawi)
0 komentar Diposting oleh Hana hanuuna Marzouqy di 21.49Fiqih Islam
dakwatuna.com - di antara do’a yang dimunajatkan oleh Syaikh Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Muslimin Dunia :
“اللهم إني أسألك رحمة من عندك، تهدي بها قلبي، وتجمع بها أمري، وتلم بها شعثي، وترد بها غائبي، وترفع بها شاهدي، وتزكي بها عملي، وتلهمني بها رشدي، وترد بها ألفتي، وتعصمني بها من كل سوء،
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, rahmat dari sisi-Mu. Dengan rahmat-Mu Engkau menerangi hatiku. Dengan rahmat-Mu Engkau mengumpulkan dan memudahkan urusanku. Dengan rahmat-Mu Engkau balikkan sesuatu yang tiada dariku. Dengan rahmat-Mu Engkau Angkat kesaksianku. Dengan rahmat-Mu Engkau sucikan amalku. Dengan rahmat-Mu Engkau ilhamkan kedewasaanku. Dengan rahmat-Mu Engkau kembalikan sesuatu yang hilang dariku. Dengan rahmat-Mu Engkau jaga aku dari segala keburukan.”
اللهم أعطني إيمانا ويقينا ليس بعده كفر، ورحمة أنال بها شرف كرامتك في الدنيا والآخرة، اللهم إني أسألك الفوز في القضاء، ونزل الشهداء، وعيش السعداء، والنصر على الأعداء.
“Ya Allah, karuniakan kepadaku keimanan dan keyakinan yang tidak ada kekufuran lagi setelahnya. Ya Allah karuniakan kepadaku rahmat, yang dengannya aku memperoleh kemulyaan-Mu, di dunia dan di akhirat. Ya Allah, ku mohon kepada-Mu keberhasilan dan keberuntungan dalam takdir. Predikat orang-orang syahid. Kehidupan yang bahagia. Dan pertolongan dalam menghadapi musuh.”
اللهم إني أُنْزِل بك حاجتي، وإن قصر رأيي، وضعف عملي، وافتقرت إلى رحمتك، فأسألك يا قاضي الأمور، ويا شافي الصدور، كما تجير بين البحور: أن تجيرني من عذاب السعير، ومن دعوة الثبور، ومن فتنة القبور، اللهم وما قصر عنه رأيي، ولم تبلغه مسألتي، ولم تبلغه نيتي من خير وعدته أحدا من خلقك، أو خير أنت معطيه أحدا من عبادك، فإني أرغب إليك فيه، وأسألُكَهُ برحمتك يا رب العالمين،
“Ya Allah, ku sampaikan kepada-Mu segala hajatku. Pendeknya pikiranku. Lemahnya amalku. Aku sangat membutuhkan rahmat-Mu. Karena itu, Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, Wahai Dzat Yang Mengabulkan segala urusan. Wahai Dzat yang Melapangkan dada. Sebagaimana Engkau mudah mengalirkan (air) di antara lautan. Maka ku mohon agar Engkau menghindarkanku dari siksa menyala-nyala. Menghindarkanku dari do’a yang sia-sia. Dan dari fitnah kubur. Ya Allah, sungguh, sangat pendek pikiranku tentang itu. Urusanku tidak sampai menjangkaunya. Dan niatku tidak sampai melampauinya, dari kebaikan yang telah Engkau janjikan kepada seseorang dari makhluk-Mu. Atau kebaikan yang Engkau berikan kepada seseorang dari hamba-hamba-Mu. Dan karena itu aku rindu kepada-Mu akan itu. Aku memohon kepada-Mu bisa mendapatkannya dengan rahmat-Mu, Ya Rabbal ‘Alamin.”
اللهم يا ذا الحبل الشديد، والأمر الرشيد، أسألك الأمن يوم الوعيد، والجنة يوم الخلود، مع المقربين الشهود، الركع السجود، الموفين بالعهود، إنك رحيم ودود، وإنك تفعل ما تريد.
“Ya Allah, Dzat Yang mempunyai tali yang kuat dan urusan yang baik. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu rasa aman di hari persaksian. Syurga di hari kekekalan. Bersama orang-orang dekat lagi syuhada’. Bersama orang-orang yang rukuk lagi sujud. Bersama dengan orang-orang yang memenuhi janji-janjinya. Ya Allah, Sungguh Engkau Maha Cinta dan Kasih-Sayang. Dan Engkau bekerja sesuai dengan apa yang Engkau kehendaki sendiri.”
اللهم اجعلنا هادين مهتدين، غير ضالين ولا مضلين،سِلما لأوليائك، وحربا لأعدائك، نحب بحبك من أحبك، ونعادي بعداوتك من خالفك. اللهم هذا الدعاء وعليك الإجابة، اللهم هذا الجهد وعليك التكلان.
“Ya Allah, jadikan kami orang-orang yang menjadi sebab orang lain mendapat petunjuk, dan kami sendiri bagian dari orang-orang yang mendapatkan petunjuk. Bukan orang-orang yang sesat lagi menyesatkan. Damai terhadap penolong-penolong-Mu. Perang terhadap musuh-musuh-Mu. Kami cinta dengan cinta-Mu kepada orang yang mencintai-Mu. Kami menentang dengan permusuhan-Mu terhadap orang yang melawan-Mu. Ya Allah, inilah do’a, telah kami panjatkan, karena itu sewajarnya Engkau mengabulkan. Ya Allah, kesungguhan telah kami buktikan, oleh karena itu Engkau pasti melepangkan.”
اللهم إني عبدك ابن عبدك ابن أمتك، ناصيتي بيدك، ماضٍ فيّ حكمك عدل فيّ قضاؤك، أسألك بكل اسم هو لك، سميت به نفسك، أو أنزلته في كتابك، أو علمته أحدا من خلقك، أو استأثرت به في علم الغيب عندك: أن تجعل القرآن ربيع قلبي، ونور صدري، وجلاء حزني، وذهاب همي.
“Ya Allah, aku hamba-Mu, putra dari hamba-Mu, putra dari budak-Mu. Ubun-ubunku berada dalam genggaman-Mu. Hukum-Mu berlaku bagiku. Adil putusan-Mu padaku. Aku memohon kepada-Mu dengan menyebut segala nama-Mu. Nama Yang Engkau sendiri menamai-Mu. Atau nama yang telah Engkau turunkan dalam kitab-Mu. Atau nama yang telah Engkau ajarkan kepada salah satu makhluk-Mu. Atau nama yang hanya Engkau yang tahu karena Engkau rahasiakan dalam sisi-Mu. Agar Engkau, Ya Allah, menjadikan Al Qur’an sebagai pelita hatiku. Sebagai cahaya bagi dadaku. Sebagai penawar kegelisahanku. Sebagai penghalau kegundahanku.”
اللهم ارحمني بترك المعاصي أبدا ما أبقيتني، وارحمني أن أتكلف ما لا يعنيني، وارزقني حسن النظر فيما يرضيك عني، اللهم بديع السموات والأرض، ذا الجلال والإكرام، والعزة التي لا ترام، أسألك يا الله، يا رحمن، بجلالك ونور وجهك: أن تلزم قلبي حفظ كتابك كما علمتني، وارزقني أن أتلوه على النحو الذي يرضيك عني،
“Ya Allah, sayangi aku untuk meninggalkan maksiat dan dosa, selamanya, selama Engkau menghidupkanku. Ya Allah, sayangi aku, agar Engkau tidak membebani aku di luar kemampuanku. Ya Allah, karuniakan kepadaku penglihatan yang indah terhadap sesuatu yang Engkau ridhai dariku. Ya Allah, Pencipta langit dan bumi. Dzat Yang Maha Tinggi lagi Terhormat. Mulya yang tiada duanya. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Kasih. Aku memohon kepada-Mu dengan kemuliaan Engkau dan cahaya Wajah-Mu, agar Engkau meneguhkan hatiku dalam menjaga kitab-Mu, sebagaimana Engkau mengajarkan itu kepada kami. Karuniakan kepadaku kekuatan untuk selalu membacanya sesuai yang Engkau ridhai.”
اللهم بديع السموات والأرض، ذا الجلال والإكرام ، والعزة التي لا ترام، أسألك يا الله يا رحمن، بجلالك، ونور وجهك: أن تنور بكتابك بصري، وأن تطلق به لساني، وأن تفرج به عن قلبي، وأن تشرح به صدري، وأن تغسل به بدني، فإنه لا يعينني على الحق غيرك، ولا يؤتينيه إلا أنت، ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم”
“Ya Allah, Pencipta langit dan bumi. Dzat Yang Maha Tinggi lagi Mulya.Yang memiliki Kehormatan tiada tanding. Ya Allah, aku memohon kepada-Mu, Wahai Dzat Yang Maha Kasih. Aku memohon kepada-Mu dengan kemulyaan-Mu dan cahaya Wajah-Mu, agar Engkau menerangi penglihatanku dengan Kitab-Mu. Agar Engkau melancarkan lisanku dengan kitab-Mu. Agar Engkau lapangkan hatiku dengan Kitab-Mu. Agar Engkau luaskan dadaku dengan Kitab-Mu. Agar Engkau bersihkan badanku dengan Kitab-Mu. Karena tidak ada yang bisa menolongku dalam menjalankan kebaikan selain-Mu. Tiada yang bisa mendatangkan kebaikan kepadaku selain Engkau. Dan tidak ada daya dan upaya kecuali datang dari Engkau, Ya Allah, Dzat yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”
Seperti angin membadai. Kau tak melihatnya. Kau merasakannya. Merasakan kerjanya saat ia memindahkan gunung pasir di tengah gurun. Atau merangsang amuk gelombang di laut lepas. Atau meluluhlantakkan bangunan-bangunan angkuh di pusat kota metropolitan. Begitulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kata tanpa benda. Tak terlihat. Hanya terasa. Tapi dahsyat.
Seperti banjir menderas. Kau tak kuasa mencegahnya. Kau hanya bisa ternganga ketika ia meluapi sungai-sungai, menjamah seluruh permukaan bumi, menyeret semua benda angkuh yang bertahan di hadapannya. Dalam sekejap ia menguasai bumi dan merengkuhnya dalam kelembutannya. Setelah itu ia kembali tenang: seperti seekor harimau kenyang yang terlelap tenang. Demikianlah cinta. Ia ditakdirkan jadi makna paling santun yang menyimpan kekuasaan besar.
Seperti api menyala-nyala. Kau tak kuat melawannya. Kau hanya bisa menari di sekitarnya saat ia mengunggun. Atau berteduh saat matahari membakar kulit bumi. Atau meraung saat lidahnya melahap rumah-rumah, kota-kota, hutan-hutan. Dan seketika semua jadi abu. Semua jadi tiada. Seperti itulah cinta. Ia ditakdirkan jadi kekuatan angkara murka yang mengawal dan melindungi kebaikan.
Cinta adalah kata tanpa benda, nama untuk beragam perasaan, muara bagi ribuan makna, wakil dari kekuatan tak terkira. Ia jelas, sejelas matahari. Mungkin sebab itu Eric Fromm ~dalam The Art of Loving~ tidak tertarik ~atau juga tidak sanggup~ mendefinisikannya. Atau memang cinta sendiri yang tidak perlu definisi bagi dirinya.
----maaf namanya g dicantumkan-----
***sensor***hihi.....^^
Ya Allah..
dimana lagikah dapat kutemui cinta sejatiku...
kecuali kepada cinta 'Mu....
kemana lagikah cinta ini harus berlabuh...
kecuali pada kasihmu....
jadikanlah hati yang lemah ini ya Allah...
tertambat kukuh hanya padamu....
aku mohon ridha atas segenap keputusanmu....
kesejukan setelah matiku.....
kenikmatan memandang wajahmu...
dan kerinduan untuk berjumpa dengan'Mu..
ampunilah diri ini yang tidak berharga ya Allah...
penuhilah kehinaannya dengan keindahan maghfirahmu
ya Allah..
masukkanlah aku dalam kalangan Hamba hamba Mu
yang Engkau Cintai...
Kurniakanlah aku cinta..orang yang cinta Kepada'Mu
Dan cinta orang...yang cinta kepada orang yang dekat kepada Mu
dan jadikanlah cinta ku terhadap Engkau ya Allah..
lebih aku cintai...daripada cintaku yang lain...
----secangkir cinta------
beberapa hari yang lalu,mama memberiku kabar bahagia....
katanya,"sya,hari ini mama mw minta tazkiyah buat tasya ke luar negri(menyebutkan univrsitas yg kutuju)"
beneran ni mah??....subhanallah...aku sungguh berharap bahwa ini lah langkah awal menuju masa depan yang ku impikan itu....
ceritanya aku punya ambisi untuk bisa kuliah di salah satu universitas terkenal di negri mekkah ...mungkin di antara kalian ada yang mengetahuinya....UNIVERSITAS UMM EL-quro'.
keinginan untuk bisa menimba ilmu disana begitu besar,hingga rasanya tak ada keinginan terbesar selain untuk hidup di tanah suci itu....jika Allah memang mengizinkan,insya Allah tahun depan tepatnya tahun 2010 di bulan september...mungkin aku akan mengambil visa untuk umroh dan tinggal di sana,sambil menunggu tes dan pengumuman universutas itu....amiiin...smoga Allah mengizinkan ku....(doanya ya dari semua)
tapi ada satu yang cukup menghambat angan ini...salah satunya masalah mahrom.
yaa..resiko tinggal di negri saudi memang seperti itu,kita harus memiliki mahrom untuk menjaga juga sih....
ada beberapa inisiatif...
yang pertama:::
aku pergi kesana di temani abangku untuk sekedar mengantarku ke tanah mekkah,,tapi setelah itu aku akan menetap di salah satu rumah kerabat ((yang aku tak tahu siapa ))
yang kedua:::
kata mamaku....ya udahlah...nikah dulu aja,kalau ada yang mau , dan ingin menuntut ilmu juga di sana atau yang lagi kuliah disana ((hmhm)) ...gpp bareng aja,sedikit ngebantu mama lho sya ((waduh mama,,tersentak aku....kok gitu))kata mama sedikit bernada ngeledek nih!yang penting dya serius dan tasya juga harus belajar serius....!!emang ada y mah yg mau??hehe...wallahu a'lam deh...gmn neh teman2??yaa..jadi sedikit pertimbangan neh buat masa depan aku....
ada yang memberi ku sedikit pencerahan atau bahkan solusi???gmn baiknya ya??
yang ketiga:::
aku mengambil inisiatif lain,,untuk melanjutkan studi syari'ahku di negri lain..
pilihannya...ada yemn,cairo,sudan dll.....
mmh...aku sedikit berfikir ...
tapi hati ini sepertinya sudah terpaut ingin menuntut ilmu di tanah haraam...karena aku begitu merasakan kenikmatan yang luar bisa ketika aku menunaikan inadah umrahku yang pertama,aku begitu merasa nyaman dan merindukan tanah suci itu...
aku jadi teringat papatah arab...::;"اذا صدق العزم وضح السبيل"
kalau azzam ini tertancap kuat dalam hati...dan ikhtiar pun tak perhenti...bukankah Allah kuasa untuk menjadikan segala sesuatu itu terjadi??yang tak mungkin pun menjadi sesuatu yang real...dan tampak di depan kita??
Wallahu a'lam,,aku tak tahu apa yang Allah skenariokan untukku dan masa depanku nanti ..
yang pasti aku hanya berencana dan menorehkan rencana itu diatas lembar-lembar ini....
biarlah kuasa Allah yang berjalan....sejarah hidupku...nanti....
di posting ini....tasya cuma pengen minta pendapat ...kira2 baiknya yang mana??
yang pertama??kedua??ataukah ketiga??buat pertimbangan juga...^^
moga titipan itu semakin berkah ....
Maha suci Engkau...yang telah menciptakan perasaan.
Maha besar engkau yang telah menciptakan ada dan tiada,,hidup ini adalah penghambaan ... tarian penghambaan yang sempurna..
tak ada milik dan pemilik selain Engkau tak ada punya dan mempunyai selain Engkau....
Duhai Rabbiy...tetapi mengapa engkau harus menciptakan perasaan? mengapa kau harus memasukkan bongkah itu pada makhluk ciptaan Mu....tahukah bongkah apa itu??
suatu bongkahan yang bernama PERASAAN.....hingga kita bisa merasakan kehilangan...memiliki...dan mencintai...
yaa...perasaan itu...yang menjadikan aku seperti ini....tak ingin kehilangan...
kami tak dapat melihat..kau berikan mata
kami tak mendengar...kau berikan telinga
kami tak bergerak ...kau berikan kaki
kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya....
jelas sekali semua itu berguna...
tetapi mengapa Kau menciptakan bongkah itu??
mengapa kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati..??
Ya Rabb,engkaulah alasan semua kehidupan ini...Engkaulah penjelasn atas semua kehidupan ini...Perasaan itu datang dari Mu...perasaan itu juga akan kembali pada Mu
Kami hanya menerima titipan.Dan semua itu sungguh karena Mu......
Katakanlaha wahai seluruh pencinta dunia.Katakanlah ikrar cinta itu hanya karena Nya. Katakanlah semua kerinduan itu karena Nya. Katakanlah semua getar-getar cinta itu hanya karena Allah SWT. Dan semoga Allah yang maha mencinta,yang menciptakan dunia engan kasih sayang mengajarkan kita tentang arti cinta sejati.
semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatnya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya.Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tak pernah tumbuh.Layu bagai api yang tidak pernah panas membakar.Layu bagai sebongkah es yang tak pernah membeku.
Baru kukenal sosok Delisa.aku mengenalnya sebagai tokoh fiksi di sebuah karya agung berjudul "Hafalan sholat Delisa".sosoknya membuatku banyak mengucap Subhanallah.
Delisa....
sosok wanita kecil bermata hijau...
berhati seperti malaikat kecil,yang menyihir orang-orang yg mengenalnya dekat.
delisa...hanya anak kecil yang berambisi untuk menguasai bacaan-bacaan sholat.yang tak pernah putus asa walaupun terus di ejek oleh kak aisyah.tapi siapa yang akan menyangka bahwa tujuannya yg sederhana ini membawanya menjadi sosok yang begitu besar di mataku.
Delisa berusaha setiap hari , dan tak kenal lelah.....
sampai suatu ketika....
hari itu...tgl 25 desember 2004...
delisa terus berlatih...
bacaannya sudah lebih sempurna dari biasanya....
hanya bacaan sujud yang ia lupa....
tapi itu jauh lebih baik dari biasannya...
karena esok hari ,,, delisa akan melaksanakan ujian praktek sholat...dan delisa akan mendapat ijazah ...<
keesokan harinya delisa begitu semangat mengulang bacaan sholatnya.....
sambil menunggu giliran,ia terus mengingat bacaan sujud...agar tak lupa....
sampai ketika tiba gilirannya...
ia terus membaca....delisa ingin sholat yg khusyu' seperti kata ustadz rahman.....
delisa ingin membaca bacaan sholat dgn sempurna...delisa ingin sujud dgn sempurna Ya Allah....
ya Allah...lihatlah delisa..gadis kecil ini ingin bersujud kepada MU...sungguh hanya ingin sujud kepada Mu dgn sempurna untuk pertama kalinya.Tetapi sekarang ia tak bsa melakukannya.tsunami itu telah menghantam tubuh kecil itu,disaat ia ingin bersujud sempurna pertama kalinya.ooh..bidadari kecil...ia terus mempertahankan dirinya untuk terus bersujud di saat air bah itu mengombang-ambing dirinya.
Delisa kecil...
kini telah kehilangan segalanya...ummi..kak fathimah..kak aisyah...kak zahrah..bu guru nur...
mereka menghampiri delisa...tapi berlalu begitu saja..."jangan tinggalkan delisa sendiri..delisa takut sendirian"...mereka semua berlalu meningglkan delisa menuju gerbang sebuah taman yg begitu indah....mereka semua memakai pakaian yang bercahaya....mereka pergi...tanpa mengajak delisa.....
Delisa cantik...tenanglah....karena Allah telah menciptakan sebuah istana megah disana...untukmu...yang didepannnya berdiri gapura bertuliskan ALISA DELISA...yang di dalamnya pula berterbangan ribuan burung bul-bul yang kau idamakan cantik...
Lihatlah Ya.Allah...gadis kecil itu sungguh sendirian. bukankah kuasa Mu menjejak walau sekedar basah atau keringnya setangkai jerami.bukankah kuasa Mu menggapai walau jatuh tidaknya setetes air di tengah hutan belantara luas.bantulah dengan tak terkira kasihMu...bantulah dengan tak terhitung sayangMu.....
tubuh delisa kini tersangkut di semak belukar...sampai suatu ketika seorang prajurit menemukannya dalam keadaan tubuhnya yg bercahaya.subhanallah..gadis kecil yg ingin bersujud secara sempurna itu...membuat hati prajurit itupun trpana...hingga tak sadar dirinya sebagai kristiani,mengucapkan rasa takjubnya pda Allah...dan ia pun bersyahadat ...
singkat cerita...akhirnya delisa bertemu dgn abinya...subhanallah...
delisa kini tak sendiri...walaupun sepatuh dari hidupnya kini tak sempurna..
kepergian orang2 yang dicintai....tapi,,sungguh delisa memiliki jiwa yang besar...
ia belum beranjak dewasa,tetapi pikirannya melebihi orang dewasa...
kehilangan orang-orang yang dicintainya....
tdk membuat dirinya menjadi orang yg lemah....
delisa sayang...terbuat dari apakah hatimu nak??sungguh bercahaya..
kehilangan itu menjadi sesuatu yang sederhana di matanya...
dibanding dgn diriku??hanya kehilangan 1/4 dari kebahagiaan itu,,ngeluhnya masya Allah....
sedangkan delisa....kehilangan hampir 1/2 dari hidupnya ...
tapi ia tetap tumbuh menjadi gadis yang periang....gadis yg amat kecil untuk melihat kejadian yg amat besar....makna dan hakikat besar itu...akan tetapi ia mampu melihatnya dari perspektif yg sederhana.....tidak seperti diriku....
Delisa sungguh beruntung....
ajari aku untuk bisa melihat semuanya dgn sisi yg sederhana...
agar hidup ini dapat ku lalui dgn penuh ketabahn..ketegaran...dan cinta kasih...
Arab News edisi 30 April 2007 memaparkan sebuah tulisan berjudul “Further Expansion of Grand Mosque Planned”. Sebuah Master Plan telah dibuat untuk merubah kawasan di sebelah Masjidil Haram menjadi lebih luas sekitar 35%. Perluasan ini bertujuan untuk menampung pertambahan jumlah haji dan para jam’ah khususnya sepanjang puncak musim ibadah haji dan umrah.
Proyek ini diperkirakan menelan dana sebesar 100 Milyard Real (sekitar 3 Trilyun, kalau gak salah). Sebagi gambar perbadingan, berikut saya comotkan Masjidil Haram dan sekitarnya saat ini versi Google Earth:
Area Masjidil Haram saat ini (klik untuk pembesaran)
Sedang gambar di bawah ini adalah Rencana Perluasan itu:
makkah tahun 2020...
smoga Allah mengizinkanku untuk menimba ilmu di tanah haraam...
dan meridhoiku untuk tinggal di makkah al-mukarromah....
Allah itu adil lagi Maha adil....
Allah menjawab doa hamba Nya dgn cara yg bermacam.....
ada yang langsung ijabah...
maka beruntunglah ia....
jika ia bersyukur,ketika Allah mengabulkan segala pinta Nya....
mensyukuri anugerah Nya...
maka Allah akan mengujinya dgn sebuah kemudahan...
jika terus mensyukuri kemudahan itu....
maka Allah akan menguji dengan kemudahan yg lebih dari itu...
jika ia tdk berpaling dari Nya,dan tetap setia untuk teruss mensyukuri......
maka Allah akan memberkahi kehidupan Nya,dan terus mengujinya dgn kemudahan demi kemudahan.....
dalam perjalanan hidup nya.......
tetapi,adakalanya doa itu tdk langsung ijabah.....
bukan berarti Allah enggan untuk menjawabnya....
tidakkah engkau mengetahui,,,,
bahwasanya....
ketika itu...malaikat berkata " Yaa Rabb...mengapa engkau blm menjawab pintanya?"
"biarkan lah ia terus berdo'a kepadaku....."
"mengapa Yaa Rabb??"
"ketahuilah...
bahwa Aku masih rinduuuu mendengar rintihnya....
Aku masih rinduu...mendengar pintanya....
Aku tak ingin segera mengabulkan...
Karena aku masih sangatttt rindu mendengar suaranya di hening dan syahdunya sepertiga malam....."
Ya Habiib...
malu rasanya...
kami yg sering sombong...
lalai dariMu...
jarang menyapa Mu di 1/3 malam....
jangankan menyapa.....
untuk bangkit saja rasanya beraat....masih cinta dgn hangatnya selimut...
bukan cinta dgn rengkuh rahmatMu....
padahal........jauh lebih hangat rengkuhan Ridho Mu...Rabbi....
Ya Allah...biarkan kami untuk terus berlabuh di samudera cinta Mu....
selalu setia bersama Mu.....
dalam setiap duka dan cita...
dalam lapang maupun sempit...
dalam sehat maupun sakit.....
UHIBBUK....
wa musytaqun bika ya Habibi.....
ادعو ني استجب لكم.......
Seorang pemuda yang baru saja beberapa bulan ditinggal wafat ayahnya sedang berkumpul dengan teman-temannya, ia memang mempunyai "acara khusus" setiap minggunya dengan teman-temannya untuk berkumpul sambil menonton VCD porno di rumah mendiang ayahnya, demikian acara itu berlanjut setiap minggunya.
Malam itu setelah selesai dari perkumpulannya, ia tertidur lelap dan bermimpi, ia sedang menuju makam ayahnya, tiba-tiba ia mencium bau yang sangat busuk dari pusara ayahnya, lalu ia mendengar suara ayahnya sambil mengerang, seakan-akan menahan sakit, "Anakku, sampai kapan kau akan menyiksaku di alam kubur, ketahuilah setiap kali kalian berkumpul dirumahku dan menyaksikan film porno itu aku didatangi dua malaikat penyiksa, yang satu menuangkan cairan busuk yang keluar dari farji para pelacur yang sedang dalam siksaan kubur, dan malaikat yang lain menimpakan bara api disekujur tubuhku, mereka terus berbuat demikian dan tidak berhenti sebelum kalian selesai dari acara keparat itu dirumahku, mereka datang untuk menyiksaku seperti itu setiap minggu bertepatan waktunya dengan berkumpulnya kalian, hentikan perbuatanmu wahai anakku, kembalilah kepada Allah untuk bertobat.." anak itu tersentak dari tidurnya dalam keadaan gundah, ia tak tahu harus berbuat apa, ia terus berfikir dan berfikir, maka cahaya Hidayah pun menerangi kalbunya, ia bertobat kepada Allah swt dan mulai menjalani Cahaya petunjuk, ia berniat pada malam yang biasanya ia mengadakan acara tercela itu dirumahnya, ia akan mengadakan acara maulid Nabi besar Muhammad saw, setiap minggunya, ditempat dan waktu yang sama.
Ia menceritakan mimpi dan niatnya pada teman-temannya, merekapun setuju dengan pendapat itu, acarapun berlangsung, para pemuda yang dipenuhi cahaya tobat, maka berkumpullah hati yang dipenuhi penyesalan dan merasa sangat bersalah terhadap Maha Raja Langit dan Bumi, maka rumah itu kini terlihat dari langit bagaikan bintang gemerlapan, sebagaimana penduduk bumi memandang bintang gemerlapan dilangit, rumah yang beberapa hari yang lalu dipenuhi perbuatan yang menggetarkan pintu Kemurkaan Allah, kini di rumah itu berkumpullah hamba-hamba Nya untuk melangsungkan amal yang mengguncang pintu Rahmat Rabbul'alamin. Malam itu sang pemuda kembali bermimpi, seraya menziarahi makam ayahnya, ia mencium bau wangi yang sangat Indah, wangi Misk Kesturi, ia teringat bahwa wangi Misk Kesturi adalah wangi tubuhnya Rasulullah saw (tercantum dlm kitab Syama'il, oleh Imam Tirmidzy), lalu ia mendengar suara ayahnya dengan penuh kelembutan, "Allah melimpahkan rahmat Nya padamu wahai anakku, aku dihentikan dari segala siksa kubur karena tobatmu, dan amal perbuatanmu, aku dihadiahi Mahkota oleh Rasul saw karena rumahku dijadikan tempat menampung para tamu Rasulullah saw".
Dari Abu Hurairah ra, Sabda Rasulullah saw "Tiga perbuatan yang masih bersambung setelah kematian : Ilmu yang bermanfaat, Shadaqah yang terus mengalir (seperti masjid, atau penerang masjid dll), dan Anak Shalih yang mendo'akannya..!". (Hadits Hasan Riwayat Imam Tirmidzy)
Orang Yang Paling Bahagia Dengan Syafaat Rasul SAW Di Hari Kiamat
0 komentar Diposting oleh Hana hanuuna Marzouqy di 20.11-----Habib Munzir Al-musawa-------
Hamdan li Robbin Khosshona bi Muhammadin
Wa anqodznaa bi dzulmatiljahli waddayaajiri
Alhamdulillahilladzii hadaanaa bi ‘abdihilmukhtaari man da’aanaa ilaihi bil idzni waqod naadaanaa labbaika yaa man dallanaa wa hadaanaa
Shollallahu wa sallama wa baarok’alaih
Alhamdulillahilladzi jam’anaa fi hadzalmahdhor,Limpahan puji kehadirat Allah SWT yang Maha Luhur, yang Maha menerangi langit dan bumi, cahaya keagungan dzat-Nya yang menenangkan jiwa, ketika cahaya itu terbit dalam sanubari hambanya, maka tenanglah ia dari segala kesedihan, ketika cahaya pertolongan Allah terbit pada hambanya, tersingkirlah segala kesulitan, ketika kasih sayang-Nya dan uluran kelembutan Ilaahi menolong hambanya, maka selesailah segala permasalahan.
Allah yang Maha berkuasa dari zaman ke zaman, yang Maha menawarkan kedekatan kepada hamba-hambanya sepanjang waktu dan masa, Allah Jalla wa ‘ala, yang memandang diriku dan kalian dimalam hari ini dengan pandangan harapan agar kita ingin dekat kehadirat-Nya dan Allah SWT memandang dzat, tiada pernah terlepas pandangannya dari setiap gerak-gerik hambanya, memandang apa-apa yang dalam lintasan pemikiran mereka.
Beruntunglah mereka yang hadir di majelis ini, dengan niat mulia untuk bertaubat ke hadiraturrob, sehingga Allah melihat, hamba-Ku yang satu ini tetap ingin dekat, hamba-Ku yang satu ini ingin pengampunan, hamba-Ku yang satu ini tidak mampu memperbaiki diri dan butuh bantuan, hamba-Ku yang satu ini berharap agar Aku mengabulkan permohonannya “ Allahummaj’alnaa minhum” Allah jadikan aku dan kalian mempunyai jiwa yang selalu bermunajat, jadikan jiwa kita asyik berdoa berhubungan dengan Robbul’alamin SWT.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Betapa mulianya jiwa yang berdoa kepada Allah, betapa indah dan bercahayanya jiwa yang bermunajat kepada Robbul’alamin, dan seindah-indah keadaan adalah hamba yang mengadukan kesulitannya kepada Allah, dan semulia-mulia manusia yang berdoa adalah sayyidina Muhammad SAW, pemimpin semua orang yang bermunajat, imam semua orang yang berdoa, sang pengajar tunggal, pemimpin seluruh ajaran keluhuran sepanjang zaman, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih.
Yang jiwanya selalu dipenuhi doa, didalam kesedihan dan didalam kenikmatan, dalam kegembiraan ataupun dalam kesulitan, jiwa sang Nabi dan jiwa sang idola selalu berdoa, memuji Allah, meminta pertolongan dari Allah, bermohon kepada Allah, merintih kepada Allah, karena memang jiwa yang selalu berdoa menandakan dekatnya hubungannya kepada Allah, sambutan Ilahiyyah sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi: “yabna aadam innaka maa da’autanii wa rojauatanii ghofartulaka ‘ala maakaana minka falaa ubaalii” wahai keturunan Adam ketika kau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku, ketika kau taruhkan harapanmu kepada dzat-Ku, ketika kau mau minta kepada-Ku, Ku hapuskan dosa-dosa kalian dan tidak Ku permasalahkan lagi” betapa indahnya Robbul’alamin, yang mengabarkan kepada sang Nabi, sambutan hangatnya bagi mereka yang bermunajat, sambutan hangatnya bagi mereka yang berharap kepada Allah, Ku hapuskan dosa-dosa kalian dan tiada akan Ku perdulikan lagi, demikian sambutan Ilaahi bagi jiwa yang memanggil Allah, bagi jiwa yang menginginkan Allah.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Kita memiliki satu sosok yang menjadi idola dan panutan, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alih rahmatan lil-‘alamin, sayyidul awwaliina wal-aakhiriin, yang hari-hari beliau dipenuhi doa dan munajat, semakin orang mencintai dan mengikuti beliau, akan semakin banyak berdoa dan bermunajat, manusia yang paling indah budi pekertinya, disaksikan oleh seluruh musuh dan temannya, satu jiwa, satu manusia, ditengah-tengah dunia yang penuh dengan Nasrani, Yahudi dan Musyrikin, satu makhluk yang berada didalam “laa ilaaha illallah” yang mengawali tuntunan kesempurnaan “laa ilaaha illallah” sendiri dikelilingi kegelapan Yahudi, Nasrani dan Musyrikin, sendiri membawa amanat Ilaahi, sendiri dan hanya bersama Allah, seluruh kerabat, keluarga, teman dan semua yang ada dipermukaan bumi dalam kesesatan dan kegelapan yang nyata, mereka yang telah memahami dari para pendeta Yahudi dan Nasrani, yang memahami kebenaran, saat-saat itu dalam keadaan penantian, menanti kedatangan Nabi akhiruzzaman, sendiri, hadirin hadirot yang dimuliakan Allah, namun jiwa dan manusia yang paling terkucil karena sendiri, tidak mempunyai teman untuk menyampaikan kemuliaan yang diajarkan Allah ini, ternyata kemudian menjadi penguasa terbesar sepanjang waktu dan zaman, menjadi penguasa terbesar sejak turunnya Adam hingga yaumil-qiyamah, pengikutnya terbanyak, sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih.
Penguasa yang tidak menggunakan tahta dan tidak memakai singgasana, penguasa yang lembut kepada semua teman dan musuh, sehingga diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; betapa hebatnya perjuangan beliau untuk memerangi kekufuran Yahudi, Nasrani dan Musyrikin, namun Rasul SAW mempuyai seorang khodim, seorang pembantu, anak muda, beragama Yahudi, beliau SAW, tidak mengusir pemuda itu karena ingin berkhidmat kepada beliau, walaupun Yahudi. Yahudi adalah agama yang paling dimurkai Allah SWT setelah kekufurannya, dahulu tentunya dibawa oleh Nabi Ibrahim as, maka pemuda itu berkhidmat kepada Nabi dalam waktu yang cukup lama, membawakan makanan dan minuman sang Nabi, duduk bersama sang Nabi, berkhidmat dirumahnya Rasulullah SAW, demikian indah dan lembutnya sang Nabi, ia terus dalam agama Yahudinya selama sekian lama, Rasul tidak memaksanya, ini orang non muslim, kafir, masuk kerumahku dan mau khidmat kepadaku, tidak demikian.
Beliau SAW menerima seluruh makhluknya Allah dalam keadaan apapun, duduk berkhidmat bersama beliau, maka disatu hari pemuda ini sakit, Rasul SAW menjenguknya, ketika beliau menjenguk pemuda ini sudah sakaratul maut, ayahnya yang juga Yahudi duduk bersama Rasul, menyaksikan sakaratul maut anak ini, Rasul mengatakan ;ucapkan “laa ilaaha illallah muhammadurrosulullah! Pemuda itu tidak mau mengucapkannya, kecuali melirik dulu kepada ayahnya, diizinkan tidak masuk Islam, ayahnya yang Yahudi, haru dengan perbuatan sang Nabi yang demikian indah, ini anakku, jelas-jelas dia ini pimpinan orang Islam, yang selalu berdakwah mengajak kepada kebenaran, ini anakku khidmat dirumahnya, bahkan sakit datang menjenguk anakku, terharu ayahnya, dan berkata: “athi’u abal-qosim! Wahai anakku taati Abu Qosim! Itu julukan bagi Nabi Muhammad SAW, anaknya mengucapkan shahadat dan masuk Islam, dan Rasul kembali kerumahnya dengan wajah yang cerah, seraya berkata; “alhamdulillahilladzii anqodzahu minannaar” Alhamdulillah, puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api neraka kekufuran, demikian hadirin hadirot lembutnya sang Nabi, kita bertanya; kenapa Rasul SAW berbuat demikian kepada orang-orang yang diluar Islam? tidak lain karena kelembutannya, bukan ridho atas kesesatannya, tapi besarnya keinginan untuk orang itu beriman, besarnya keinginan sang Nabi dan cintanya kepada Allah, jangan sampai orang ini membenci Rasul dan lari dari Islam, demikian akhlak Nubuwwah, warisi kemuliaan budi pekerti Nabi Muhammad SAW wa barak’alaih.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah. Rasul SAW adalah orang yang sangat mencintai Allah, tidak ada orang mencintai Allah dimuka bumi melebihi cintanya Nabi Muhammad SAW kepada Allah, dan beliau selalu ingin berbuat apa-apa yang dicintai oleh Allah, yang membuat Allah ridho dan senang itu yang diperbuat oleh sang Nabi, oleh sebab itu, hadirin hadirot yang dmuliakan Allah, Rasul SAW mengajarkan kepada kita kemuliaan demi kemuliaan, karena cintanya kepada Allah, dan kita bertanya; kenapa para Nabi yang lain tidak demikian dahsyatnya penjagaannya terhadap umat? Penjagaan beliau terhadap umatnya karena besarnya cintanya kepada Allah pula, karena apa? karena beliau tahu, semakin banyak hamba-hamba Allah yang beriman, Allah semakin ridho dan gembira, ini yang dihendaki sang Nabi, sehingga dia SAW selalu mengajak kepada umatnya dengan kelembutan dan kasih sayang, sehingga jadilah beliau yang paling banyak pengikutnya dari semua Nabi dan Rasul SAW wa barak’alaih, dan memang beliaulah yang paling dicintai Allah, yang paling mewarisi kecintaan Allah, yang dengan mengikuti gerak gerik beliau sampailah kita pada cinta Allah.
Hadirin hadirot, Maha Raja langit dan bumi, terus memandang gerak-gerik kita, memandang dan memperhatikan niat yang ada dalam jiwa kita, Allah SWT telah menyiapkan alam setelah alam dunia yaitu barzah dan yaumil-qiyamah, alam yang pasti akan kita jalani dan kita lalui dan akan dilalui oleh semua yang hidup dimuka bumi, dari keturunan Adam, mereka akan melewati barzah dan sampai diyaumil-qiyamah, hadirin hadirot, dan Allah SWT akan memperlihatkan apa-apa yang akan kita dapatkan sebelum kita sampai disurga. Wa lia’udzubillah juga jika sampai di neraka, semoga Allah menyelamatkan ku dan kalian dari api neraka.
Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, bahwa Rasul SAW bersabda; “tiadalah seorang ahli surga, masuk ke dalam surga, terkecuali diperlihatkan padanya api neraka, tiada seorang yang akan masuk kedalam surga, terkecuali pasti saat ia sebelum masuk surga, diperlihatkan dulu api neraka, untuk apa? ketika ia melihat dahsyatnya dan gemuruh api neraka, maka diperlihatkanlah tempatnya yang sebenarnya yaitu surga, ini tempatmu jika kau berbuat keburukan dan tidak beramal sholeh, dan setelah Alah SWT mengampunimu dan kau beriman dan beramal sholeh, sekarang inilah tempatmu yaitu surga, “ liyazdaadu syukro” agar ia tambah bersyukur kepada Allah SWT, karena telah melihat neraka. Diriwayatkan pula didalam Shohih Bukhori didalam hadits yang sama; “tiadalah seseorang masuk neraka, terkecuali diperlihatkan dulu tempatnya disurga, ini kalau kau berbuat baik mestinya tempatmu disini, tapi karena kau memilih kehinaan maka tempatmu diganti dengan yang ini wa li a’udzubillah, ia melihat kobaran api neraka, “fazaadu hasroh” maka ia bertambah sedih, bertambah kecewa dan bertambah menyesal, sehingga ia tahu betapa indahnya Allah memperbuat hamba-hambanya yang beramal sholeh, hingga dia berada pada puncak penyesalan, dan penyesalannya itu akan menjadi pengurangan pula baginya dari pada siksa api neraka selama ia seorang muslim, karena semua muslim akan sampai disurganya Allah, demikian yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Allah SWT mensifatkan kepada kita, disabdakan oleh Nabiyyuna Muhammad SAW, siksa api neraka yang paling ringan itu adalah dipakaikan dua bara api dikakinya yang terbuat dari api neraka sehingga bergolaklah kepala dan otaknya, inilah siksaan yang paling ringan, dan bagaimana siksaan yang paling berat, inilah hadirin hadirot penjara diyaumil-qiyamah wa li a’udzubillah untuk penebusan dosa.
Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, Rasul SAW bersabda; “ketika penduduk surga sudah masuk kedalam surga, dan penduduk neraka sudah masuk kedalam neraka, maka berkatalah para malaikat; “yaa ahlal jannah khulud laa maut yaa ahlan-naar khulud laa maut” wahai penduduk surga abadi tiada akan pernah menemui kematian, wahai penduduk neraka tiada akan pernah menemui kematian” disaat itulah penduduk surga bertakbir dan bersyukur kepada Allah, mereka akan terus dalam kebahagiaan sepanjang waktu dan zaman, tidak terbatas dengan zaman, tidak berakhir dengan masa, tidak bertambah lanjut usia, mereka terus didalam kebahagiaan, didalam jaminan Ilaahi, tiada pernah wafat selama-lamanya, penduduk neraka menjerit ketakutan mendengar suara ini; wahai penduduk neraka tiada kematian, walaupun mereka akan merasakan kematian beribu-ribu kali, karena pedihnya siksa, namun tiada akan pernah wafat dan selesai, akan terus dalam kehinaan, terkecuali mereka menemui kebebasan.
Oleh sebab itulah, ketika Abu Hurairah ra bertanya; ya Rasulullah man as’adunnas bi syafa’atii yaumal-qiyamah, wahai rasul, siapa orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’atmu dihari kaiamat? Rasul menjawab; as’adunnaas bi syafa’atii yaumal-qiyamah man qoola laa ilaaha illallah kholishon min qibali nafsihi” orang yang paling beruntung mendapatkan syafat’atku dihari kiamat adalah orang yang mengucap; laa ilaaha illallah” dari dalam dirinya, laa ilaaha illallah” dia tidak ingin menyembah selain Allah, tidak mau mengakui Tuhan selain Allah, sebesar apapun dosanya, sebanyak apapun kesalahannya, selama jiwanya menolak menyembah selain Allah, pasti dia akan ditemui syafa’atunnabi Muhammad.
Hadirin hadirot demikian dahsyatnya rahmat-Nya Allah, dengan kebangkitan sayyidina Muhammad SAW wa barak’alaih, kita berkata lalu bagaimana dengan dosa-dosa, selesaikah sudah? Kalau toh nanti bakal masuk surga juga, hadirin, sebagaimana kita dimuka bumi juga tidak mau dizholimi, tidak mau dapat musibah, demikian pula diyaumil-qiyamah musibah yang demikian dahsyat, pencucian dosa yang demikian dahsyat yang sangat menakutkan dan merisaukan, satu hari adalah bagaikan seratus tahun, demikian hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; “orang-orang yang keluar kelak dari dalam neraka itu, dalam keadaan hangus, walaupun hanya baru beberapa menit, belum sampai ke neraka sudah hangus mereka dari panasnya api neraka, namun ketika mereka telah hangus ini Allah SWT memerintahkan malaikat untuk menenggelamkannya di “naHrul hayat” yaitu didanau kehidupan, demikian riwayat Shohih Bukhori, maka tumbuhlah seluruh sel tubuhnya yang telah hangus, apakah ia bisa, sebagaimana kita berasal dari satu sel, tumbuhlah milyaran sel disekitar tubuh kita menjadi manusia, berbicara, mendengar, melihat dan segala-galanya, demikian pula ketika mereka yang telah hangus dalam api neraka, wa li a’udzubillah, Allah SWT mengeluarkannya dengan syafa’at, mereka adalah orang-orang yang nomor dua dari pada yang mendapatkan syafa’at, yang pertama mendapatkan syafa’at adalah mu,minin, sholihin, muqorrobin, orang-orang yang masuk surga tanpa hisab disyafa’ati oleh Rasul, agar lebih cepat masuk kedalam surga.
Demikian dijelaskan oleh Imam ibnu Hajar dalam kitabnya fathul baari bi syarah Shohih Bukhori, bahwa ketika Rasul SAW mensyafa’ati itu, Rasul berkata didalam Shohih Bukhori dijelaskan; “yahuddu hadda” Allah memberi batasan-batasan kepada sang Nabi, pertama orang-orang mu,minin, muqorrobin, sholihin, syuhada, ini dulu dibebaskan dan tidak mendapatkan hisab, percepat masuk ke dalam surga, lalu kelompok kedua yang diangkatnya lagi derajat, dari derajat surga menjadi derajat yang lebih tinggi dengan syafa’atunnabi SAW, ada pula yang diberi hak memberi syafa’at yaitu para syuhada, para ulama, para auliya, diberi izin untuk memberi syafa’at, dan pula Rasul SAW mensyafa’ati batasan umat demi batasannya, Imam ibnu Hajar menyebut batasannya, mereka yang malas berbuat ibadah, mulai semakin tinggi mereka dari para pezina, orang yang meninggalkan sholat, orang yang mabuk, dan kesemuanya ini hadirin hadirot pasti diakhir, akan mendapatkan syafa’at selama mereka tidak menyekutukan Allah, walaupun terlambat, entah seribu tahun, entah ratusan ribu tahun, entah milyaran tahun, mereka akan menemui syafa’at Muhammad SAW, ribuan tahun itu bukan hal yang sebentar hadirin hadirot, mereka dizaman sekarang ada yang menanti di alam barzah, mungkin seribu tahun lagi untuk mencapai hari kiamat, kita saja adalah beberapa hari terkena musibah misalnya, jiwa kita telah mulai sempit dan bingung, lebih-lebih lagi ketika ribuan tahun tinggal didalam bara api yang gelap dan hitam.
Demikian hadirin hadirot, namun kita mengingat disini betapa agungnya rahmat-Nya Allah, dengan memunculkan sosok Muhammad Rasulullah SAW kepada kita, Imam ibnu Hajar al-Asgholani didalam kitabnya fahul baari bi syarah Shohih Bukhori menjelaskan, menukil pada hadits shohih dan tsiqoh bahwa disaat itu ketika para Nabi melintas dijembatan shirot, Rasul SAW didatangi oleh Nabi Isa as dan berkata; wahai Muhammad al-an waktah” wahai Muhammad sekarang waktumu, ini umat sudah pecah belah, sudah cerai berai dan masing-masing teman tidak kenal temannya, sahabat tidak kenal sahabatnya, sebagaimana firman Allah: “yauma yafirru mar’u min akhih wa ummihi wa abih wa shohibatihi wa banih” hari dimana manusia itu lari dari temannya, lari dari keluarganya, lari dari ayah ibunya, lari dari anaknya, menghindar dari suami dan istrinya, karena apa? karena risaunya mereka atas hari yang demikian besar, takut dituntut, dan dihari itulah Nabi Isa berkata: sekarang waktumu wahai Muhammad, ini umat sudah cerai berai semua, Rasul SAW berdiri dijembatan shirot menanti umat, saat semua teman lupa pada temannya, Rasul tidak lupa dari umat, jika beliau melihat umat beliau melintas beliau mengenalkan dirinya “ana shohibuk-ana shohibuk” demikian Imam ibnu Hajar menukil hadits didalam kitabnya fathul baari bi syarah Shohih Bukhori, aku ini temanmu kata Rasul aku temanmu, maksudnya semua teman bisa lupa padamu terkecuali Nabi Muhammad, tidak lupa pada umatnya SAW wa barak’alaih wa ‘ala alih, demikian hadirin hadirot indahnya sayafa’atunnabi. Sampailah manusia-manusia yang telah sampai ke dalam surganya Allah SWT, sehingga Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori; “orang-orang itu disurga kelak wajah mereka bagaikan bulan purnama, bulan disaat purnama, terang benderang dengan keindahan, wajah mereka dinaungi cahaya Ilaahi SWT, terang benderang.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah
Wajah mereka itu indah, indah karena apa? karena diperindah oleh yang Maha Indah, dengan cahaya yang Maha Indah, sehingga mereka sangat indah, bayangkan wajah-wajah mu,minin nu,minat, syuhada, dan sholihin, penduduk surga itu, betapa indahnya wajah mereka, semoga kita akan diperindah oleh Allah, dengan cahaya keindahan-Nya, di dunia di barzah dan di yaumil-qiyamah, mereka melihat indahnya surga bagaikan istana-istana, mereka kata Rasul SAW; bagaikan bintang dilangit terang benderang dan sangat berjauhan antara istana satu dengan istana lainnya, hal seperti ini hadirin jika kita ingat tampaknya sulit diterima logika, tentu logika kita belum mampu untuk mendalami hal-hal seperti ini, ini hanya bisa diterima oleh iman, akan tetapi Allah SWT yang Maha berkuasa tentunya telah memberi peringatan kepada kita, bahwa alam logika dan pemahaman kita ini sangat terbatas dan pengetahuan ilmu kita pun sangat terbatas, sehingga Allah berkata kepada mereka yang masih memungkiri dan menyembah Tuhan yang lain, Allah berfirman: “innahaum laa yakhluqudzubab walau ijtama’u bih” bagaimana mereka mau memahami dengan segala kepahaman ilmu sedangkan mereka tidak bisa menciptakan seekor lalat, walaupun seluruh mereka berkumpul penduduk langit dan bumi untuk menciptakan seekor lalat dari ketiadaan, bukan dari proses peneluran, dari ketiadaan menjadi ada, kumpul seluruh alam untuk menciptanya tidak akan mampu, mencipta seekor lalat saja seluruh alam semesta tidak mampu, maka apa lagi yang kita tumpu kalau bukan iman pada yang Maha mencipta seluruh alam semesta, Allah Jalla wa’ala Allahu Allahu Allah.
Rasul SAW bersabda diriwayatkan didalam Shohih Bukhori: “ketika penduduk surga telah masuk kedalam surga, penduduk neraka disyafa’ati dan mereka keluar dari neraka lantas diperindah oleh Allah, masuklah mereka kedalam surga, banyaknya bagaikan ribuan burung-burung putih, keluar dari kemurkaan, dari penjara kehinaan Allah SWT,menuju surga, ribuan banyaknya terus dan terus masuk kedalam surga dengan syafa’at Nabi Muhammad SAW, demikian riwayat Shohih Bukhori, mereka keluar menuju surga itu bagaikan ribuan merpati-merpati masuk kedalam, bukan seperti burung tentunya, akan tetapi banyaknya kira-kira seperti itu, masuk kedalam surganya Allah SWT.
Hadirin hadirot, lalu Allah SWT berkata pada penduduk surga: “Ana u’thiikum aktsar min dzalik” wahai hamba-hambaku apakah kalian sudah senang, sudah puas kalian”, mereka menjawab; “apalagi yang membuat kami belum puas padamu Robbi, kami masuk kedalam surga padahal kami hanya beriman dan beramal sholeh beberapa puluh tahun saja, itupun masih banyak celah-celah dosa, Kau berikan pada kami pengampunan, apalagi yang lebih dari ini wahai Robb, dan Kau berikan kepada kami kebahagian dan keindahan yang kekal, mereka dengan mahkota-mahkota indah, pakaian terindah, minyak wangi terindah, dan bentuk yang sangat indah, Allah SWT berfirman lagi dalam hadits qudsi: “Ana u’thiikum aktsar min dzalik” mau Ku beri hal yang lebih dari itu, maka para penduduk surga menjawab; apa yang lebih dari ini wahai Robb, tentunya mau, maka Allah SWT menjawab: “Ku halalkan dan Ku pastikan untuk kalian keridhoan-Ku dan Aku tidak akan pernah murka kepada kalian selama-lamanya” Allah menghalalkan cinta-Nya kepada mereka dan akan selalu mencintai mereka dengan cinta yang abadi, cinta Allah yang tiada akan pernah berakhir, adakah dalam jiwa kita mendambakannya, adakah kita yang memintanya, ridho Allah yang kekal dan abadi dan tiada akan pernah berakhir, Ja’alallahu wa iyyakum minhum, semoga Allah memastikan namaku dan kalian diantara mereka, ya Allah, pastikan nama-nama kami Robbi yang wafat dalam husnul khotimah, pastikan nama-nama kami memandang dzat-Mu yang Maha Indah.
Diriwayatkan didalam Shohih Bukhori, para shahabat bertanya: “ya Rasulullah hal naroo robbana” wahai Rasulullah apakah kami akan melihat Tuhan kami? maka Rasul SAW menjawab; “na’am, hal tumaaruuna fil-qomari lailatal-badri laisa duunahu sahaab? apakah kalian masih ragu melihat bulan purnama kalau tidak ada awan, tentunya tidak. jelas sekali, maka Rasul SAW menjawab; “seperti itu kalian akan melihat Tuhan kalian”, demikian riwayat Shohih Bukhori, dan Allah SWT berfirman: “wujuhuyyaumaidzin naadhiroh ilaa robbiha naazhiroh” wajah-wajah yang bercahaya memandang Allah SWT dengan seindah-indah dzat-Nya, disitulah hadirin hadirot sang Nabi SAW ketika berhadapan dengan Robbul’alamin, dimalam mi’raj, disaat itu.
Al-Imam al-qodhiyyat menukil satu riwayat tsiqoh, bahwa Rasul SAW bercerita, aku melihat daripada tingkatan-tingkatan langit satu persatu sampai yang terakhir dan tertinggi, sampai melebihi al-kursy sampai lauhulmahfuzh, sampai arsy, dan sampai kehadrotul Ilahi, aku melihat berjuta-juta bentuk, berjuta-juta suara, dan bermacam tasbih, gemuruh tasbih para malaikat yang tiada pernah berhenti dengan demikian megahnya, langit kedua gemuruh tasbih malaikat lebih dahsyat dan yang ketika sampailah ke hadratullah, beliau bersabda: tidak ada lagi suara, tidak ada lagi pemandangan, disaat itu semuanya tidak lagi bisa disifatkan, disaat itu beliau mendengar satu suara yang sangat berwibawah namun penuh dengan keindahan: “ ‘udnuhu-‘udnuhu yaa Muhammad li yafkah khoufuka yaa Muhammad” mendekat-mendekat wahai Muhammad tenangkan dirimu dari ketakutanmu” maka bersujudlah sang Nabi ke hadhrotullah dengan ucapan: “attahiyyaatul-mubaarokaatussholawaatuthoyyibaatulillah” segala kemuliaan, keluhuran milik Allah dan keberkahan, maka sang Nabi mendengar jawaban Allah Jalla wa’ala: “assalaamu’alaika ayyuhannabiyyu wa rohmatullahi wa barokatuh” salam sejahtera dari Allah pada sang Nabi dan Rahmatnya, sang Nabi menjawab: “assalamu’alaina wa ‘ala ‘ibaadillaahisshoolihin” salam sejahtera atas kami dan para hamba-hamba Allah yang sholeh, demikian hadirin hadirot percakapan itu selalu disebut saat kita sholat lima waktu dan sholat sunnah, untuk mengingat detik-detik perjumpaan sang Nabi dengan Allah, untuk mengingat detik perjumpaan kita dengan Allah.
Hadirin hadirot yang dimuliakan Allah.
Ingatlah saat perjumpaan ini yang pasti datang pada kita, rindukan dan dambakan keindahan-Nya Jalla wa’ala Ya rahman Ya Rahim, kami yang masih hidup di alam dunia dan menanti saat-saat kematian kami, panjangkan usia kami dalam ketaatan dan keberkahan, Ya rahman Ya Allah, tambahkan keberkahan dan ketaatan dalam usia kami, terangi hari-hari kami dengan indahnya sujud, terangi hari-hari kami dan napas-napas kami dengan doa dan munajat, terangi segala apa yang kami lewati dengan cahaya kemudahan dan cahaya penyelesaian yang menyingkirkan segala kesulitan dan hambatan kami, Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal-Jalali wal-Ikrom, inilah harapan, inilah doa, yang telah Kau berfirman: “yabna aadam innaka maa da’autanii wa rojautanii ghofartulaka ‘ala maa kaana minka falaa ubaali” wahai keturunan Adam ketika kau berdoa kepada-Ku dan berharap kepada-Ku Ku hapuskan dosa-dosamu dan tidak lagi Ku permasalahkan” hadirin hadirot, hadirkan jiwamu dalam doa dan munajat, bangkitkan harapanmu kepada Allah, dan Allah mengganjarnya dengan pengampunan maka panggillah Ya Allah Ya Allah Ya Allah, “as’adunnas bi syafa’ati yaumal-qiyamah man qoola laa ilaaha illallah kholishon min qibali nafsih” orang yang paling beruntung mendapatkan syafa’atku dihari kiamat adalah yang mengucap ”laa ilaaha illallah” dengan kesungguhan dari dalam dirinya” hadirin hadirot tekankan dalam jiwa kita tidak akan menyembah Tuhan lain selain Allah, tidak akan memilih Nabi lain selain Muhammad Rasulullah, faquuluu jami’an; laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah, laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah, laa ilaaha illallah Muhammadurrosulullah, Robbi saksikan kami tidak akan menyembah Tuhan selain-Mu Robbi, kami tidak sujud pada selain-Mu ya Allah, dan kami tidak memilih Nabi lain selain Nabimu Muhammad SAW, Ya dzal-jalali wal-Ikrom ya dzatthouli wal-in’am.
Pandanglah seluruh wajah ini dengan cahaya rahmat-Mu ya Rahman, pandanglah seluruh wajah ini dengan cahaya pengampunan-Mu ya Rahim, pandanglah seluruh wajah ini dengan kepastian husnul khotimah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Allahu Allah Ya Rahman Ya Rahim Ya dzal-Jalali wal-Ikrom, Robbi terangi jiwa kami dengan cahaya doa, Robbi terangi napas-napas kami dengan cahaya munajat, terangi sisa usia kami dengan lezatnya sujud, kami mengadukan buruknya jiwa kami yang selalu menghindar dari ibadah, kami mengadukan jiwa kami yang mencintai dan merindukan selain-Mu.
Robbi ya Rahman kepada siapa kami mengadu kalau bukan kepada nama-Mu ya Allah, pada siapa kami mohon pengampunan atas buruknya dosa dan tiada rahasia antara kami dengan-Mu Ya Rahman, bukakan pintu pengampunan-Mu Ya Allah, bila hamba yang demikian banyak berbuat dosa, dan pintu maaf-Mu selalu terbuka bagi para pendosa, masukkan seluruh nama kami dalam samudera maaf-Mu Ya Rahman, hapuskan dosa-dosa kami, dosa-dosa ayah bunda kami, ayah bunda kami yang masih hidup curahkan keberkahan dalam hidupnya, ayah bunda kami yang telah wafat, muliakan arwah mereka bersama para muqorrobin.
Ya Rahman Ya Rahim perbaiki keadaan muslimin; Allahumma ‘aafinaa walthuf binaa wahfazhnaa wanshurnaa wafarrij ‘anna wal-muslimiin Allhummakfina waiyyaahum jamii’an syarro mashooibaddunia waddiin Allahumma ashlihnaa wa ashlih man fii sholaahihi sholaahul-muslimin Allahumma laa tuhliknaa wa ahlik man fii halaakihi sholaahul-muslimin, Allahummasqinal-ghoitsa warrohmah wa laa taj’alnaa minal-qonithiin, Allahummarfa’ washrif ‘anna wa ‘anil-muslimiinal-adzaa wal-balaa, wal-qohtho wal-humma wazhulma wa jamii’I anwaail fitani wal-mihan wal-amroodh wal-asqoom maa zhoharo minhaa wamaa bathon wadfa’illahumma ‘anna syrrothooghiin wal-baaghiin wal-mu’tadiin wadzoolimiina bimaa syi,ta ‘aajilan ghoiro aajilin fii ‘aafiyatin wasalaamatin birohmatika yaa arhamarroohimiin yaa arhamarroohimiin yaa arhamarroohimiin”.
Ya Allah jangan jadikan satupun dari wajah kami yang hadir berada dalam api neraka ya Allah, jangan Kau biarkan satupun dari wajah kami menjerit dalam api nereka ya Rahman, pastikan Robbi kami Kau haramkan dari api neraka, haramkan kami dari siksa kubur, haramkan kami dari desakkan sakaratulmaut, halalkan bagi kami kebahagiaan dunia dan akhira
Duduknya gelisah! Sesekali wajahnya di arahkan ke langit! Beberapa hari belakangan ini pemuda dari kabilah Aslam itu selalu termenung sendirian. Agaknya dia sedang sibuk memikirkan sesuatu yang membebani hatinya. Pemuda dengan tubuh atletis, kuat, gagah, dan penuh enerjik itu belum dapat jawaban tentang pertanyaan yang selalu menggelayuti pikirannya. Tentang satu keinginan yang tidak lumrah di usianya yang terbilang masih belia. Keinginannya untuk hadir di barisan para mujahid fi sabilillah. Hanya itu! Ya…hanya itu. Di kepalanya hanya tersembul satu pertanyaan,”Adakah jalan yang lebih afdhal dan lebih mulia dari jihad fisabilillah?” Rasa-rasanya tak ada. Sebab itulah satu-satunya jalan jika memang benar-benar telah menjadi tujuan dan niat suci untuk mencari restu dan ridha Allah.
“Demi Allah, inilah satu kesempatan yang sangat baik”, kata hati pemuda itu. Ya….sebab di sana, serombongan kaum muslimin sedang bersiap menuju medan jihad fisabilillah. Sebagian sudah berangkat, sebagian lagi baru datang, dan akan segera berangkat. Semuanya menampakkan wajah senang, pasrah, dan tenang dengan satu iman yang mendalam. Wajah-wajah mereka membayangkan suatu keyakinan penuh, bahwa sebelum ajal datang, berpantang mati. Maut akan datang dimanapun kita berada, yakin bahwa umur itu satu. Kapankah sampai batasnya? Hanya Allah yang Maha Tahu. Bagaimana sebab dan kejadiannya? Takdir Allahlah yang menentukan. Maut, adalah sesuatu yang tak dapat dihindari. Dia pasti datang menjemput manusia. Entah di saat sedang duduk, diam di rumah, atau mungkin ketika dalam perlindungan benteng yang kokoh, mungkin pula sedang bersembunyi di suatu tempat, di gua yang gelap, di jalan raya yang ramai, atau di medan peperangan. Bahkan bukan mustahil maut akan menjemput kala manusia sedang tidur, di atas tempat tidurnya. Semua itu hanya Allah yang berkuasa, dan berkehendak atasnya. Menunggu kedatangan maut memang masa-masa yang paling mendebarkan jiwa. Betapa tidak? Hanya sendiri ini yang dapat dibawa menghadap Penguasa yang Esa kelak. Medan juang fisabillah tersedia bagi mereka yang kuat. Penuh keberanian dan keikhlasan mencari ridho Allah semata. Mereka yang berjiwa suci di tengah-tengah tubuh yang perkasa. Angan-angan ikhlas yang disertai hati yang bersih.
Memang, saat itu keberanian telah menjiwai setiap kalbu kaum muslimin. Panggilan dan dengungan untuk jihad fisabilillah merupakan harapan dan tujuan mereka. Mereka yakin di balik hiruk-pikuknya peperangan, Allah telah menjanjikan imbalan yang setimpal. Selain dengan itu dia dapat membersihkan jiwanya dari berbagai noda. Baik noda-noda aqidah, niat-niat jahat, perbuatan ataupun kekotoran muamalah yang lain. Pengorbanan mereka di medan jihad menunjukkan keluhuran budi. Semua sesuai dengan seruan Allah ’mukhlishiina lahudiini’ hanya untuk Allah semata. Pantas menjadi contoh dan teladan, bahkan sebagai mercusuar yang menerangi dunia dan isi alam semesta.
Itulah renungan hati pemuda Aslam yang gagah itu. Sepenuh hati dia berkata seolah kepada diri sendiri. “Harus! Harus dan mesti aku berbuat sesuatu. Janganlah kemiskinan dan kefakiran ini menjadi hambatan dan penghalang mencapai tujuanku.” Mantap, penuh keyakinan dan semangat yang tinggi pemuda tersebut menggabungkan diri dengan pasukan kaum muslimin. Usia pemuda itu relatif masih muda, namun cara berfikir dan jiwanya cukup matang, kemauanya keras, ketangkasan dan kelincahan menjadi jaminan kegesitannya di medan juang. Namun mengapa pemuda yang begitu bersemangat itu tak dapat ikut serta dalam barisan pejuang? Sebabnya hanya satu. Dia tidak mempunyai bekal dan apapun yang dapat dipakainya berperang karena kemiskinan dan kefakirannya. Sebab pikirnya, tidak mungkin terjun ke medan jihad tanpa berbekal apapun. Tanpa senjata dia tidak mampu melakukan apapun. Bahkan dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Jangankan berperang, untuk menyelamatkan diri saja, tidak mampu.
Inilah daftar pertanyaan panjang yang selalu menjadikan pemuda itu tak henti berpikir. Otaknya selalu disibukkan dengan satu lintasan, satu pertanyaan, bagaimana saya dapat berlaga di medan jihad? Setelah tidak juga dicapainya pemecahan, dia pergi menghadap Rasulullah saw. Diceritakan semua keadaan dan penderitaan serta keinginannya yang besar. Dia memang miskin, fakir dan menderita, namun dia tidak mengangankan apapun dari keikutsertaannya di medan perjuangan. Dikatakannya kepada Rasulullah saw, bahwa dia tidak meminta berbagai pendekatan duniawi kepada Rasulullah. Dia hanya menginginkan bagaimana caranya agar dia dapat masuk barisan pejuang fisabilillah.
Mendengar hal demikian, Rasulullah bertanya, setelah dengan cermat meneliti dan memandang pemuda tersebut: “Hai pemuda, sebenarnya apa yang engkau katakan itu dan apa pula yang engkau harapkan?” “Saya ingin berjuang, ya Rasulullah!” Jawab pemuda itu. “Lalu apa yang menghalangimu untuk melakukan itu”, Tanya Rasulullah saw kemudian. “Saya tidak mempunyai perbekalan apapun untuk persiapan perjuangan itu ya Rasulullah”, Jawab pemuda tersebut terus terang. Alangkah tercengangnya Rasulullah mendengar jawaban itu. Cermat diawasinya wajah pemuda tersebut. Wajah yang berseri-seri, tanpa ragu dan penuh keberanian menghadap maut, sementara di sana banyak kaum munafiqin yang hatinya takut dan gentar apabila mendengar panggilan untuk berjihad fisabilillah.
Demi Allah! Jauh benar perbedaan pemuda itu dengan para munafiqin di sana. Kaum munafiqin yang dihinggapi rasa rendah diri, selalu mementingkan diri-sendiri. Mereka tidak suka dan tidak mau memikul beban dan tanggung jawab demi kebenaran yang hakiki. Kaum yang tidak senang hidup dalam alam kedamaian dan ketentraman dalam ajaran agama yang benar. Mereka lebih suka berada dalam hidup dan suasana kegelapan dan kekalutan. Ibarat kuman-kuman kotor, yang hidupnya hanya untuk mengacau dan menghancurkan apa saja.
Celakalah mereka yang besar dan berbadan tegap namun licik dan kerdil pikiran serta hatinya. Kebanggaanlah bagimu hai pemuda! Semoga Allah banyak menciptakan manusia-manusia sepertimu. Yang dapat menjadi generasi penerusmu. Yang akan menjunjung tinggi izzul Islam wal muslimin, dengan akhlak yang mulia menuju li’illai kalimatillah. Benar, kaum muslimin sangat mendambakan para jiwa yang demikian. Jiwa yang besar penuh keyakinan, dan juga keberanian yang mantap. Sepantasnyalah pemuda seperti dari kabilah Aslam itu mendapat segala keperluan serta keinginanya untuk melaksanakan hasratnya ke medan jihad. Rasulullah saw akhirnya berkata kepada pemuda Aslam tersebut: “Pergilah engkau kepada si Fulan! Dia yang sebenarnya sudah siap lengkap dengan peralatan perang tapi tidak jadi berangkat karena sakit. Nah pergilah kepadanya dan mintalah perlengkapan yang ada padanya.” Pemuda itu pun bergegas menemui orang yang ditunjukkan Rasulullah saw tadi. Katanya kepada si Fulan: “Rasulullah saw menyampaikan salam padamu dan juga pesan. Beliau berpesan agar perlengkapan perang yang engkau miliki yang tidak jadi engkau pakai pergi berperang agar diserahkan kepadaku.” Orang yang tidak jadi berperang itu dengan penuh hormat merespon perintah Rasulullah saw sambil mengucapkan: “Selamat datang wahai utusan Rasulullah! Saya hormati dan taati segala perintah Rasulullah saw.” Segera dia menyuruh istrinya untuk mengambil pakaian dan peralatan perang yang tidak jadi dipakainya. Diserahkan semuanya pada pemuda kabilah Aslam tadi. Sambil mengucapkan terima kasih pemuda tersebut menerima perlengkapan itu. Sebelum dia berangkat dan meninggalkan rumah itu, pemuda tersebut sempat berucap: “Terima kasih yang sebesar-besarnya. Anda telah menghilangkan seluruh duka dan keputusasaanku. Bagimu pahala yang besar dari Allah yang tiada tara.
Terima kasih………Terima kasih.” Pemuda suku Aslam itu kemudian keluar dengan riang. Raut wajahnya menyiratkan kegembiraan yang luar biasa. Dengan berlari-lari dia meningalkan rumah orang tersebut.
Di tengah jalan pemuda tersebut bertemu dengan salah seorang temannya yang terheran-heran dengan ekspresi kegembiraan pemuda tadi. Kemudian temannya bertanya: “Hai, hendak kemana kau?”, “Aku akan menuju jannatil firdaus yang seluas langit dan bumi”, Jawab pemuda itu singkat, mantap penuh keyakinan.
dakwatuna.com - Sekitar tiga bulan lalu, seusai shalat Jum’at, seorang pemuda yang masih sangat belia mendekat dan menyapa. Sambil salaman, sang pemuda itu menyampaikan keinginan untuk berbicara dan bertanya mengenai Islam. Dalam benak saya ketika itu, pemuda ini adalah orang Bosnia atau palingan dari Kosovo. Tapi ketika bertanya dengan pertanyaan yang hampir menjengkelkan, misalnya, kenapa kalau shalat itu harus bungkuk? Saya jadi curiga, jangan-jangan memang dia bukan Islam.
“I am sorry but I have to leave!”, kata saya ketika itu. “Sir, I really want to know Islam. Can you suggest me a place to learn?”, tanyanya.
Segera saya tanya “Sorry to ask you. Are you a Muslim?”. Sambil tersenyum dia menjawab “No sir! I live around the mosque, and often time I come to this mosque on friday to listen to you”.
Barulah saya sadar bahwa pemuda ini memang bukan Islam, sehingga pertanyaan-pertanya an yang ditanyakan terkadang nggak masuk akal untuk dipertanyakan. Saya kemudian menganjurkan dia untuk bergabung di Islamic Forum for non Muslim setiap hari Sabtu. Sambil salaman dia berjanji untuk datang keesokan harinya. Saya merasakan kesungguhan dan keinginan yang tinggi untuk tahu Islam dari pemuda ini.
Keesokan harinya, dan bahkan jauh sebelum kelas dimulai, pemuda ini sudah hadir. Dia datang lengkap dengan buku catatan, bahkan nampak membawa alat rekaman. “Hi, I am sorry that I did not ask your name yesterday”, saya memulai. “Morning sir, my name is Harry Shuluk”, jawabnya. Saya terkejut karena seingat saya banyak juga orang Indonesia yang bernama “Harry” (Hari atau Heri). “That’s an Indonesian name”, kata saya. Sambil tertawa dia mengatakan bahwa nama itu juga banyak dipakai di Poland. Orang tuanya adalah warga Amerika keturunan Poland.
Setelah shalat kita pun memulai diskusi tentang Islam dari beragam sudut, termasuk pentingnya berbuat baik kepada sesama manusia. Biasanya memang diskusi di Forum tersebut tidak fokus ke sebuah subjek khusus. Subyek yang didiskusikan biasanya tergantung kepada situasi riil yang ada saat itu, misalnya pada musim haji kita mendiskusikan lebih banyak mengenai haji. Atau boleh jadi juga tergantung juga kepada pertanyaan awal yang disampaikan.
Siang itu, Harry nampak serius dan tidak banyak bicara. Bahkan hampir selama 2 jam diskusi itu sang pemuda yang belakangan saya ketahui baru berumur 19 tahun itu dan mahasiswa pada NYT-Long Island, hanya mencatat. Bahkan diawal diskusi dia meminta untuik merekam diskusi tersebut “Is it possible to record it?”, tanyanya. Saya memang tidak pernah keberatan, sebab apa yang didiskusikan semuanya murni subyek agama.
Demikianlah, si Harry ini datang dua, tiga atau empat kali ke kelas. Suatu ketika tiba-tiba saya dapat email menanyakan tentang kebersihan rumahnya untuk shalat, karena menurutnya orang tuanya punya anjing piaraan. Tapi yang lebih mengejutkan lagi ketika dia mengatakan “I did convert!”. Saya langsung email balik dan menanyakan di mana dan kapan dia masuk islam? Setahu saya, Harry tidak mengenal siapa-siapa selain saya selama ini.
“I converted in my room!”, jawabnya. Waktu pertama saya menerima email itu saya kira Harry ini bercanda. Lalu saya minta dia menelpon saya, lalu saya tanyakan keseriusan dia memeluk Islam. Setelah dialog beberapa saat, saya dapatkan rupanya dia salah paham dengan penjelasan saya bahwa untuk menjadi Muslim hanya dengan mengucapkan dua kalimah syahadah. Itulah yang dia lakukan sendiri tanpa saksi. Tapi ketika dia melakukan itu, dia sungguh dan ikhlas karena memang telah yakin dengan ajaran ini.
Jum’at setelah pembicaraan itu saya ajak Harry untuk sekali lagi mengikrarkan syahadah “Laa ilaaha illa Allah-wa anna Muhammadan Rasul Allah” di hadapan ribuan jama’ah yang hadir. Nampak dia bangga dengan keislamannya dan dia dengan mantap mengatakan “I really want to be a good Muslim”.
Di suatu hari kita semua berbicara tentang kisah masing-masing. Itu berawal ketika ada seorang peserta yang menanyakan ke saya “How did you decide to be an Imam?”. Dalam benak mereka, Imam itu sama dengan pendeta atau Rabbi yang memang ada sekolah khusus. Saya katakan, saya tidak pernah merencanakan menjadi Imam, tapi kenyataannya orang-orang justeru yang memanggil saya sebagai Imam. Mungkin ini adalah realita bahwa hidup itu semuanya ada dalam geggaman Ilahi, kata saya ketika itu.
Saya kemudian meminta kepada beberapa untuk berbicara mengenai kisah hidupnya, dan bagaimana dia sampai sekarang ini ingin belajar Islam. Ada yang mau dan kebanyakan menolak untuk berbicara. Harry yang biasanya lebih banyak diam, sambil tersenyum angkat tangan. “My grand dad came from Poland”, katanya memulai. Dia bercerita cukup panjang mengenai orang tuanya, yang menurutnya, “not that much religious, but proud to be Catholics.” Harry tumbuh besar dalam rumah tangga yang bangga dengan Katolik, dan bahkan kata Harry “I was crazy about Pope John II”.
Ketika saya tanya, kenapa kagum dengan Pope John? Dia jawab, bahwa sosok dia bagi Harry tidak saja sangat Karismatik dan bijak, tapi lebih dari itu, dia pernah berkeyakikinan bahwa Paus itu adalah representasi tuhan. Sehingga hubungan ‘emosi” dengannya merupakan bentuk pengabdian dan kecintaan kepada tuhan itu sendiri. “But now, all this was a history!”, katanya sambil ketawa.
Alhamdulillah, hari demi hari Harry melaluinya denga kehidupan baru sebagai Muslim. Bahkan walau sibuk dengan kuliahnya, dia sennatiasa mengirim email menanyakan banyak hal. Dia ingin sekali mengamalkan agama ini secara sempurna. Bahkan akhir-akhir ini dia nampak menjaga janggutnya, walaupun dia tetap mengatakan bahwa ini hanya karena kecintaan saya kepada Rasul. Dia ingin memberi zakat, tapi dia hanyalah seorang pelajar. Akhirnya dia menanyakan jika dia bisa melakukan amal di masjid (suka rela) sebagai pengganti zakat itu.
Terakhir, Harry rupanya mencari nama baru lewat sebuah buku yang dibelinya. Dia memilih nama Abdul Wadud. Ketika saya tanyakan alasannya memilih nama itu, dia menjawab ” I wanted to be a loving servant of God!” tegasnya.
Semoga Harry, dan semoga jalan anda menuju ridho Allah selalu terjaga!
New York, 16 Desember 2008
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda